Aku, Kau dan Zidan

1.7K 250 23
                                    

Ini part yang agak panjang dan part yang lama banget prosesnya, ide mendadak hilang..

🕪Jangan lupa Vomment🔊


Yeri pikir Jeka tidak akan peduli keberadaan Zidan, tapi apa? Jeka dengan Jelas menuntut haknya sebagai ayah Zidan. Dia dengan beraninya mengaku kesalahan yang telah dia buat di depan keluarganya yang berakhir mendapatkan pukulan dari Alvin. Yeri rasa itu patas bahkan pukulan Alvin itu tidak ada apa-apanya dengan yang ia rasakan. Hancur, Jeka tidak merasakan itu.

Tapi melihat Zidan yang ikut merasa terluka melihat ayahnya seperti itu membuat Yerim bingung, ia bingung dengan dirinya sendiri.

“ mama”

Suara Zidan menyadarkan Yeri dari lamunan singkatnya, ia mengulas senyum saat  Zidan berlari ke arahnya lalu memeluk sang ibu erat. “ Anak mama udah pulang” ucap Yeri sambil sesekali mencium kepala Zidan.

Zidan hanya mengangguk ringan lalu anak itu melepaskan diri dari rangkulan sang ibu dan berlari ke pintu, menunggu seseorang masuk. Ketika orang yang di tunggu menempakan wujudnya Zidan lagi-lagi menghambur ke pelukan orang itu “ Papa” ucapya yang di tanggapi kekehan dari Jeka.  Jeka mengendong tubuh kecil Zidan lalu memasuki ruangan kerja Yeri.

Yeri membelalakan matanya melihat orang yang di panggil Zidan papa itu. Berbagai pertanyaan berputar di kepalanya. Berusaha mengabaikan keberadaan Jeka, Yeri memandang anaknya penuh Tanya “ Paman Alin mana?”

“ pulang” Jawab Zidan dan Jeka samaan

“ kenapa gak masuk dulu sih dia” Yeri berdiri hendak mencari Alin, siapa tau pemuda itu masih di luar.

“ lelaki itu di rumahnya. Aku suruh pulang, tadi Zidan pulang dengan aku” Jawab Jeka santai, lelaki itu ikut menyandarkan punggung di sofa seperti Zidan, Jeka membiarkan Zidan memainkan ponselnya agar anak itu tidak terpengaruh oleh obrolan mereka.

“ kenapa kamu yang jemput? Aku sudah suruh Alin “ Jawab Yeri marah. Gadis itu mengambil ponselnya hendak menghubungi Alin tapi tangannya tertahan oleh Jeka “ kenapa?”

“ aku ayahnya, jadi aku punya hak” jawab Jeka mengambil alih ponsel perempuan itu lalu memasukannya di kantong celannya.

“ sekarang ajah begitu, dulu kemana aja?” ucap Yeri , memandang tajam pemuda yang lebih tinggi darinya itu “ balikin ponsel aku, aku harus menlpon Alin. Kenapa kau mengusirnya sih? aku kan jadi gak enak”

“ apa hubungan kalian?”

“ balikin nggak!”

“ jawab dulu apa hubungan kalian?”

Yeri memandang kesal Jeka. di saat seperti ini dia malah bertanya hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan pembahasan mereka “ dia temanku” tekan Yeri “ sekarang balikin”

Jeka lega mendengarnya tapi ia tidak menjawab. Pemuda itu meraih tengan Yeri lalu mendudukan peremuan itu di sofa di samping Zidan, ia sengaja meninggalkan jarak agar ia bisa duduk di antara mereka.

“ ngantar Zidan kan udah, sana pulang !” Yeri berusaha mengusir Jeka dari tempatnya.

“ Ma Papa, Zidan lapar “ Zidan memandang kedua orang tuannya bergantian “ mau makan”

“ nah kebetulan, papa juga lapar, aku mau makan sama anakku. Zidan mau makan apa sayang biar papa pesan?”

“ samain aja sama papa, pasti Zidan makan, kita kan selalu sama”

Jeka tersenyum kemenangan, mendengar ucapan Zidan ” dengar kan? Kami itu selalu sama” bisik Jeka tepat di samping telinga Yeri.

Yeri memandang Jeka kesal, kenapa lelaki ini selalu melakukan sesuatu seenaknya “ bisa kah kamu berhenti sekarang? Zidan itu anak aku, kamu tidak berhak atasnya”

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang