Zidan

1.6K 230 3
                                    

hari ini Zidan di jemput Alvin, Yeri yang sibuk dibutik harus merelakan anaknya bersama abangnya itu.

Alvin berjalan menyesuakin langkahnya dengan Zidan. tidak ingin langsung pulang, Alvin mampir ke restorant milik Jimin.

"selamat siang paman Jimin" sapa bocah itu riang, membuat Jimin gemas lalu mencubit pipi bocah itu.

" paman gak disapa" terdengar suara lain dibalik punggung Jimin, Zidan yang melihatnya langsung melepaskan genggaman tangan Alvin dan menghampiri orang itu" Selamat siang pama Jeka "

" bahagia sekali Zidan" Jeka yang masih mengenakan setelan jas kantornya menghampiri bocah itu dengan senyum merekah.

Alvin merasa di abaikan, Zidan terus saja menempel dengan Jeka. tidak ingin membuang kesempatan, Alvin meminta Jeka menemani Zidan sebentar sementara dia harus kembali ke kantor.

"mau pesan apa?"

" berikan kami dua susu coklat yah bang"

" Zidan mau ice cream paman" kata Zidan mengerucut bibirnya lucu.

" tapi paman Jimin tidak menjual ice cream" ucap Jeka berharap anak itu mengerti. tapi melihat anak itu yang masih diam saja membuat Jeka harus berpikir ekstra" nanti kita beli yah, tapi kita disini dulu" lanjutnya

Zidan diam menggangguk, kalau saja ini paman Alvin pasti dia sudah merengek minta di belikan. tak apalah susu coklatpun enak, mama sering membuatkan Zidan sebelum tidur.

setelah pesanan datang, kedua orang itu menikmati minumannya dengan sesekali mengobrolkan hal-hal tidak penting. namanya anak-anak.

Zidan memperhatikan sekelilingnya, dia senang ketika di ajak jalan seperti ini. dia bisa bertemu banyak orang, kan Zidan suka. lama melihat sekeliling, bocah itu tiba-tiba meminta di turunkan dari kursi tinggi milik Jimin.

" mau kemana Zidan?" tanya Jeka heran mengikuti arah langkah bocah itu. bahkan pertanyaan Jeka belum sempat terjawab, dia sudah melesat begitu saja.

Jimin yang baru datang melayani pelanggan lain heran juga" Zidan mau kemana Jek?"

Jeka mengedikkan bahu"gak tau bang, aku kesana dulu"

dari kejauhan dapat Jeka lihat Zidan mendekati segerombolan remaja dan seorang gadis cilik, ooh pantes. bahkan anak itu tak malu-malu bicara pada pengunjung restorant itu.

" Zidan jangan diganggu adeknya" kata Jeka mendekat.

" aku mau main aja kok" kata anak itu gak terima" adek main ma abang Zidan yah" lanjutnya sambil mengambil mobil-mobilan di tangan bocah itu dan memainkannya.

remaja-remaja disana gemas melihat Zidan, apa lagi ada Jeka. mereka terpana disamperin cowok ganteng.

" jangan ambil mainan adek dong Zidan, ntar adek nangis" kata Jeka gak enak.

" jangan nangis yah, abang cuman pinjam yah yah yah" ucap Zidan sesekali mengusap rambut bocah itu. Jeka hendak berucap tapi tidak jadi.

" biarin aja lagian dia gak nangis kok mas" kata salah satu dari mereka .

gadis-gadis itu terus saja mengajak ngobrol Zidan, sedangkan bocah itu malah senang. iyah senang, tapi Jeka yang mulai risih. sejak tadi gadis-gadis itu selalu memandang kearahnya. bahkan sesekali menggoda.

" adik mas lucu yah, wajahnya mirip sama mas" kata gadis lainnya sambil menatap Jeka dengan malu-malu.

Jeka mendengus tidak nyaman " dia bukan adik saya, tapi anak saya" kata Jeka serius.

Gadis-gadis itu kaget mendengarnya, pantas mirip. anaknya toh pikir mereka. malu sekali menggoda orang yang sudah punya anak.

meliahat reaksi mereka membuat Jeka puas" ayok Zidan kita pergi beli ice cream" ucapnya menggendong Zidan yang senang kegiranga mendengar salah satu nama makanan favoritnya. tuh kan adeknya di lupakan.

" yey makan ice cream" girangnya memeluk erat leher Jeka. Jeka segera melangkah  meninggalkan tempat itu.

Zidan menoleh ke pengunjung itu sambil daah dadah" bye adek? dadah kaka-kakak cantik" ucapnya.

🐇🐢

Alvin mendapat telpon dadakan dari kantor terpaksa meninggalkan Zidan pada Jeka. tidak enak sih sebenarnya. tapi mau bagaimana lagi. niatnya cuman sebentar tau-tau berjam-jam, bahkan sudah sore pun belum selesai.

tadi dia sudah menelpon sahabatnya itu agar mengantarkan Zidan kerumah kalau anak itu merepotkan, mengingat Yeri sibuk hari ini tidak bisa menjemput anaknya itu.

dia harus berterima kasih pada Jeka sekarang karena pemuda itu menganggupi menemani Zidan hari ini. Thanks Jek. lagian dia percaya Zidan akan aman ditangan pemuda itu apa lagi setelah melihat interaksi keduannya, sepertinya Zidan senang bersama Jeka.

🐢🐇

Hari sudah sore tapi Jeka enggan mengantar pulang Zidan. dia tidak mau menerima tatapan tidak suka Yeri lagi apabila ketauan mendekati Zidan.

karna bingung mau jalan-jalan kemana lagi, Jeka memutuskan membawa Zidan kerumahnya. main dirumah terdengar lebih menyenangkan apa lagi bocah itu tidak keberatan sama sekali. biarkan Alvin memjemput Zidan dirumah.

" ini rumah siapa paman?" tanya anak itu begitu masuk kedalam rumah.

" rumah pama, ayok masuk ada adek didalam" kata Jeka membimbing Zidan masuk.

Zidan langsung meminta Jeka melepaskan tangannya begitu melihat Arin sedang bermain diatas karpet berbulu" adekkkkk" katanya berlari menuju Arin.

Jeka melihat sekeliling rumah tidak menemukan mama ataupun mbak Ayu," Zidan disini sebentar yah sama adek, paman ganti baju dulu"

bocah itu mengangguk mengiyakan

" jangan nakal, jangan buat nangis adek yah?" kata Jeka lalu berlalu.

" iyyah pammmannn!" kata Zidan jengkek, gak percyaan banget jadi orang.

Setelah Jeka menaiki tangga menuju kamarnya, Zidan mulai mendekati Arin. mengajak bocah itu bermain, mencubit pipi, membelai lembut rambut bocah perempuan itu.

" Arin abang gendong yah" ucap Zidan. tangannya sudah akan merangkul tubuh yang lebih kecil.

Arin senang-senang ajah, dia suka digendong. berbagai celotehan keluar dari mulut anak itu.

waktu berusaha mengangkat Arin, Zidan di kagetkan dengan suara teriakan yang sangat kencang.

mama Jeka berlari menghampiri cucunya yang berada dalam rangkulan Zidan "ya ya ya yah Arin jangan di angkat, aduh anak siapa ini?" teriaknya " sini Arin sini sayang" lanjutnya memeriksa seluruh tubuh Arin, takut ada yang terluka.

Zidan diam memperhatikan wanita paruh bayah yang tidak di kenalnya itu.

setelah memeriksa tidak ada yang terluka dari cucunya, mama Jeka mengalihkan fokusnya pada Zidan" kamu siapa? samap siapa kesini?"

Zidan tersenyum sangat cerah" Saya Zidan nenek, Zidan Aditama, Aditama itu nama kakeknya Zidan. tadi Zidan kesini sama paman Jeka, tapi paman lagi ganti baju" ucap Zidan semangat. kan udah dibilang dia bangga atas namanya.

mama Jeka terkesima sesaat memperhatikan Zidan, ada sesuatu di anak itu " Zidan mau main dengan Arin?

Zidan mengangguk semangat, " mau... mau nek.."

" sini kalau gitu" Zidan menghampiri mereka, anak itu sesakali mengajak Arin dan neneknya ngobrol.

" Anak siapa ma?" tanya Ayu yang baru yang datang.

" gak tau. Jeka yang bawa"

" lucu yah ma?" kata Ayu setelah mengamati anak itu.

Jeka yang baru turun terkesima dengan pemandangan yang baru dilihatnya, Zidan yang sedang duduk dipangkuan mamanya terlihat sangat akrab. dia tau Zidan memeng anak yang cepat bergaul tapi mamanya? mamanya walaupun tergolong penyayang tapi dia tidak terlalu mudah akrab dengan orang baru.

mama yang menyadari Jeka ada di depannya tersenyum" Zidan mirip sekali denganmu yah? apa lagi pas kamu kecil mirip banget" kata mama, Jeka tertegun dengan pernyataan itu.

" eeh iyah mah mirip banget" Ayu memutar matanya dari dua orang itu " kalian seperti ayah dan anak"

Ayah dan anak??

💜TBC

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang