Pengakuan

1.6K 221 21
                                    

Yeri berada di sebuah taman sekarang. Ia tidak sendiri, ada Alin yang duduk dengan mata terus menatapnya, tapi pemuda itu tidak bersuara sedikitpun. Mereka masih terus terdiam sejak 15 menit lalu berada di sana. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Yeri sebenarnya sudah tau apa alasan dari pertemuan mereka ini, Alin pasti meminta penjelasan tentang Jeka walaupun ia yakin Alin sudah bisa menyimpulkan sendiri hubungam di antara mereka.

" bagaimana kabar Zidan?" tanya Alin memecah keheningan di antara mereka.

" dia baik- baik saja"

" bagaiman denganmu?"

Yeri mengerutkan keningnya sesaat " kamu bisa melihat sendiri, bukankah aku baik-baik saja?"

Alin terdiam menatap Yeri. ia melihat wajah penuh keresahan dan rasa takut yang sangat terlihat jelas di wajah perempuan itu.

"kau sedang tidak baik-baik saja" ucap Alin.

Yeri tau tidak akan ada gunanya berbohong. Pemuda itu mengenal betul dirinya apalagi Alin sudah banyak mendengar permasalahnnya.

Yeri menarik nafas gusar, " lelaki kemarin , dia memang ayahnya Zidan. Aku tidak ingin membahasnya lagi aku yakin semua pertanyaan yang ingin kau kau lontarkan sudah terjawab kemarin. Kau tidak tulikan sehingga tidak mendengarnya?"

Alin terdiam, sebenarnya ia ingin mendengar langsung dari Yeri tapi memaksa kehendak perempuan itu tidaklah tepat sekarang." dia memperkosa seorang gadis lalu meninggalkannya. Sekarang dia datang ingin menujukan pada Zidan bahwa dialah ayahnya" ucap Alin marah mengingat fakta itu." Itu yang membuatmu gelisah?

Yeri hanya mengangguk.

" sebenarnya apa yang kau takutkan?"

" aku tidak tau" jawab Yeri pelan.

"ingat Yer, kamu tidak perlu takut. Dia tidak ada hak untuk menggangu hidup kalian. Dia sudah meninggalkanmu tanpa tanggu jawab atas apa yang dia lakukan saat itu, kamu juga harus bisa bersikap seperti itu. Jangan buang tenagamu untuk memikirkan yang tidak penting oke"

" tapi.." ucap Yeri ,tapi perempuan itu langsung menggelengkan kepalanya. Entahlah ia bingung sekarang.

🐇🐢

Joy heran melihat sikap Jeka hari ini, tadi pagi dia menelpon Joy dan meminta waktu pada keluarga Alvin agar bisa bertemu. Dan benar saja Pemuda itu datang ke rumah dengan muka serius tapi sesekali menunduk. Joy yang belum loading masih duduk manja di dekat Alvin. Tapi itu tidak berlangsung lama, Perempuan itu jelas kaget ketika melihat bagaimana pemuda itu tiba-tiba duduk bersimpuh dilantai.

Bahkan Jeka membungkukan tubuhnya seakan dia mau sujud, seakan mengerti alasan pemuda itu,  Joy jadi takut sendiri.

" Jeka? Kamu ngapain sih? ngapain kaya gitu? Ayok bangun" kata Alvin melihat sikap aneh sahabatnya itu.

Jeka tidak mendengarkan, " karena kalian semua ada disini. Tante, Om, bang, saya ingin minta maaf atas perbuatan bejat saya pada Yeri"

Mama dan papa Alvin mengeryit bingung mendengarnya.

" kamu ngomong apa sih Jek?" Tanya Alvin

" Nak Jeka bangun Nak, kenapa berlutut gitu?" Mama Alvin Bersuara

"Bangun gak! Kamu kaya berbuat salah aja kaya gitu" Alvin bersuara lagi.

" Aku memang salah bang" Ucap Jeka, melihat pandangan heran mereka, Jeka melanjutkan " Zidan anak aku bang!"

Mereka semua terdiam mendengar pernyataan Jeka, mereka masih belum memahami keadaan sebenarnya. Melihat belum ada Reaksi Jeka berbicara lagi " 5 tahun yang lalu Yeri hamil karna aku bang, aku tinggalin dia begitu saja tanpa pertanggung jawaban...."

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang