Dunia baru🐢

2K 246 8
                                    

Mengingat kejadian itu membuat dada yeri sesak tapi berusaha dia lupakan. Dia tidak ingin terlarut dalam rasa sakit. sekarang dia punya dunia baru yang menjadi titik pusat hidupnya. Zidan Aditama.

Bocah berusia empat tahun yang saat ini sedang berjalan sambil menggandeng perempuan cantik. Joya Park. Calon nyonya Alvin Erlano Aditama. Yang akan segera dihalalkan satu minggu lagi.

“ Mamaa aku thadi dibeliin tama ante Joy baju. Kata tante dipake pas tante nikah sama Paman” ucap anak kecil itu girang di pelukan sang Ibu sambil menunjukan paper bag berisi baju.

“ kok mama gak dibeliin sih?”

" oh iya. kok ante gak belii batju mama djuga?" ucap bocah laki-laki itu sambil mendongak ke Joy.

" kan mama udah di beliin ma om Alin" ucapnya mengedipkan mata ke yeri, yang dibalas dengusan ibu satu anak itu.

" jangan ajarin anak aku yang gak-gak deh mbak" sedang si pelaku hanya ketawa. "

" hehe.. biasa ajah dong yer, kan benar Alin yang beliin"

" om Alin ddatang tjuga yah ma? yang dibalas anggukan serta usapan pada sang bocah.

" datang dong. masa gak sih? inikan pernikahan Tante sama paman masa dia gak datang. lagian siapa yang akan jadi pasangan mama kamu kepesta kalau gak ditemani ma om Alin?" tambahnya sambil menjulurkan lidah ke Yeri.

" udah mbak malu ah dilihatin banyak orang" abis suara Joy keras bgt.

" hahaha. biarin"

🐢🐇

yeri tidak menyangka kehidupannya akan seperti ini. mempunyai seorang putra disaat dia masih kuliah bukan sesuatu yang harus dibanggakan. itu petaka. apalagi tanpa suami.

ketika awal melahirkan dia bahkan tidak mau melihat bayinya. dia takut kala itu.
bahkan enggan memberikan asi pada bayinya, terpaksa bayi itu harus menerima asi dari orang lain.

hampir satu bulan seperti itu. abangnya memaksa bahkan orang tuanya menangis melihat anak bungsungnya. seperti frustasi. "bayi itu tidak bersalah" ucapan keluarganya tergiang- giang dikepalanya. dia ingin melihata bayinya tapi terkadang ingatan membawanya kembali pada perbuatan lelaki bejat itu selalu menghantui. sulit rasanya.

Abangnya dengan sabar menemani. satu kata yang membuat dia sadar saat abangnya itu mengatakan apa yang menjadi pilihannya sejak awal tau dia hamil

" kamu ingat gak dulu siapa yang ingin mempertahankan bayi ini ketika abang saranin kamu untuk gugurkan?"

" aku" jawabnya dalam hati

" saat itu berat banget bagi abang. tapi abang bangga kala itu ketika kamu memilih mempertahankannya. abang gak tau hal buruk apa yang akan menimpa kamu nanti. tapi kamu harus ingat bayi itu anugrah. dia titipan Allah padamu. itu berarti Allah percaya kamu sanggup yer"

mendengar itu Yeri sadar bahwa ini bukan saatnya untuk menghindar ataupun menyesal. dia yang memilih jalan ini sejak awal.

sedikit demi sedikit dia berusaha menerima keadaan dan melupakan masa suramnya. benar kata keluarganya. bayi ini tidak bersalah. dia adalah amanah. ini anaknya.

yeri bahkan menangis sesegukan ketika  memberikan asi pertamanya. dia tidak menyangka sudah menjadi seorang ibu.

seiring berjalannya waktu Yeri sangat bersyukur semua pikiran negatifnya tidak terjadi. walaupun terkadang orang bertanya ayah dari bayinya.

" ayahnya sudah mati" hanya itu yang dia katakan. walaupun orang- orang heran kapan dia menikah.

🐢🐇

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang