Desakan 🐇

1.7K 219 6
                                    

Sebagai seorang Perempuan yang usianya sudah 25 tahun, Tzuyu rasa usia itu adalah usia yang pantas untuk memikirkan pernikahan. dia ingin sebuah hubungan yang sah, bukan hanya sekedar pacaran.

Gadis itu ingin memiliki Jeka seutuhnya, dia sudah terlalu mencintai pemuda itu. hanya status pacar saja dia merasa belum berhak sepenuhnya akan hidup Jeka. pemuda itu masih susah di jangkau. entah mengapa waktu satu tahun  menjalin hubungan, tidak mampu menghapus jarak antara mereka.

Sikap Jeka memang seperti pasangan laiinya, perhatian, manis, dan penuh kasih. dia memperlakukan Tzuyu sangat baik. tapi kenapa gadis itu merasa bahwa dia bukanlah orang special dihati pemuda itu.

banyak pertanyaan akan sikap Jeka. tapi yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah, kenapa Jeka gak pernah menciumnya? bahkan cium pipi saja tidak. Tzuyu bukan perempuan yang haus belaian, dia tau batasan dalam berpacaran, mereka sudah dewasa bukan ABG lagi. bahkan ketika Tzuyu ingin menciumnya, Jeka sering menghindar.

lagi-lagi pertanyaan itu datang dalam benak Tzuyu, siapa dia bagi Jeka?

Tidak ingin memimirkan itu sendiri, dia memutuskan untuk bertanya pada mbak Ayu, siapa tau dia dapat solusinya.

dan disinilah dia sekarang di dalam kamar mbak Ayu, dia memaksa agar memilih kamar sebagai tempat yang tepat.

" Mungkin Jeka gak mau merusak kamu, makannya dia gak pernah cium kmu Tzu" ucap Ayu gak yakin dengan alasanya, menurut Ayu, cara Jeka memperlakukan Tzuyu gak seperti orang yang tertarik kepada lawan jenis. masa cium pipi aja gak pernah? kan itu masih batas wajar.

" gak ngerti lagi aku mbak" pasrah Tzuyu

Ayu mendesah, " kamu sayang kan sama Jeka?"

"bukan sayang lagi mbak, aku udah cinta mati sama adiknya mbak"

" Tzu terlalu mencintai seseorang itu tidak baik, kau dapat menyakiti dirimu sendiri nanti. mbak ngomong begini karna mbak gak mau kamu terluka" 

Ucapan itu benar, " tapi aku udah terlanjur jatuh mbak, susah bangun lagi. kasih tau aku apa yang harus aku lakuin mbak?"

Ayu terdiam sekejap, mungkin ini bukan keputusan yang tepat sekarang tapi terpaksa dari pada terlarut," Kenapa gak minta Jeka lamar kamu ajah? kalian udah setahun pacaran. usia kalian juga pas untuk berumah tangga"

Tzuyu diam menimbang saran dari mbak Ayu " aku juga ingin mbak. tapi aku ragu Jeka bakal mau"

" coba aja dulu, kamu berhak" kata Ayu simpati. dalam hatinya jujur dia tidak yakin dengan ide tersebut.

" mungkin memang harus ku tanyakan mbak, makasih yah sarannya. kayaknya aku harus pulang sebelum Jeka balik dari kantor"

mendengar ucapan gadis itu, Ayu tersenyum. Tzuyu gadis yang baik pikirnya. setelah membereskan barang bawaanya, Tzuyu berpamitan pulang.

🐢🐇

setelah satu minggu berlalu sejak sesi curhatnya dengan kakaknya Jeka, hari ini gadis itu membulatkan tekadnya untuk berbicara dengan pemuda itu.

tadi dia sudah menghubungi Jeka untuk ketemu di taman dekat rumahnya. pemuda itu sudah berjanji tadi untuk datang setelah jam makan siang.

dengan hati yang berdegup kecang, Tzuyu menunggu. belum apa-apa sudah begini.

senyumnya merekah ketika dilihatnya sang pemuda berjalan kearahnya dengan keringat yang bercucuran. sepertinya dia habis lari.

setelah sang pemuda duduk, dengan telaten gadis itu membersihkan keringat Jeka. kenapa Jeka tak melihat perhatian-perhatian kecil yang diberikan selama ini? oke, dia tidak ingin membuang waktu lagi.

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang