Epilog

32.5K 932 17
                                    

Delapan bulan kemudian..

****

Memasuki Rumah dan mendapati istrinya sedang duduk di sofa dengan mengajak bicara perut buncitnya mau tak mau membuat Reyhan menyunggingkan senyumnya. Ia melangkahkan kakinya mendekati istrinya yang belum tau kehadiranya.

Reyhan langsung mencium pipi Reva dari belakang,dan membuat Reva kaget.

"Kok udah pulang?" tanya Reva dengan mata menyipit menatap suaminya.

Dia heran dengan sikap suaminya yang akhir-akhir ini suka pulang lebih awal dari pada biasanya.Demi apa, jam baru menunjukan pukul tiga sore,dan Reyhan sudah stay dirumah dengan santainya.
Reyhan yang biasanya pulang jam lima sore dan kadang lembur sampai jam sepuluh malam pun musnah.

"Nggak suka kakak pulang?" tanya Reyhan dengan datar serta melonggarkan dasinya dan bergabung duduk di sofa sebelah Reva.

"Kamu tuh suka gitu," kata Reyhan lagi dengan tangan merangkul Reva.

"Apanya yang suka gitu? Orang kamu pulang nggak sesuai jadwal. Nggak profesional tahu nggak?"

"Ya..kan kerjaan aku sudah beres,"

Selalu. Selalu seperti itu jawaban Reyhan, dan Reva hanya bisa menggelengkan kepala.

"Aku kangen sama baby" kata Reyhan dengan mengelus-elus perut buncit Reva dan seakan tau jika itu ayahnya baby dalam perut Reva menendang nendang.

"Auw.." pekik Reva karena bayinya menendang terlalu kuat.

"Kenapa sayang? Apa yang sakit?" tanya Reyhan khawatir dengan istrinya.

"Nggak kok, babynya nendang" kata Reva meringis.

"sayang jangan keras-keras loh kasihan mama, perut nya sakit koh.. Papa tau kamu kangen sama papa.

"Kangenya sama baby aja, nggak kangen sama mamanya juga.. Yaudah," kata Reva cemberut dengan melipat tanganya di depan dada.

"Jangan marah dong, ya Daddy kangen lah sama mamanya apalagi setiap pulang kerja disambut mama yang cantik ini" kata Reyhan dengan mencium bibir Reva.

"Bodo. Apasih cium-cium belom mandi juga" kata Reva.

"Jangan marah dong sayang" kata Reyhan dan membuat pipi Reva langsung merona.

"Udah makan?" tanya Reyhan.

"Belum, aku maunya masakan kakak.. Lagian kakak sih cerewet banget. Mau ini itu semuanya nggak boleh, nyuruh diem mulu tanpa melakukan aktivitas apapun kan bosen,"

"Ini kan juga demi kebaikan kamu dan anak kita juga, kakak nggak mau kalian kenapa-napa. Ya demi keamanan dan kesehatan kalian kamu ya diam saja, yasudah kakak masakin. Mau makan apa? Kangen ya sama masakan kakak?" tanya Reyhan.

"Kangen banget, apalagi masakan kakak lebih enak dari masakan aku. Aku pengen nasi goreng. Eh tapi kakak nggak capek apa?baru pulang juga." kata Reva.

"Nggak ada capek buat anak dan istri kesayangan"

"Tapi lebih baik kakak mandi dulu deh, biar badanya seger lalu masakin Aku" kata Reva.

"Sekarang aja, beneran kakak nggak capek. Nanti kasihan kalau kalian kelaparan" kata Reyhan mencium puncak kepala Reva dan menuju dapur untuk membuatkan nasi goreng kesukaan istrinya.

"Aku bantuin ya" kata Reva.

"Nggak. Kamu duduk disitu saja,"

Reva mengangguk dan menuruti perkataan suaminya.

Reyhan & Revalina (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang