Ara mematikan kompor lalu menatap sop ayam yang ia buat untuk suaminya, beberapa hari yang lalu Edgar meminta untuk dibuatkan sop ayam, namun baru sempat ia buatkan sekarang. Entah sudah berapa kali ia dan Edgar gagal untuk makan malam bersama.
Ara menutup matanya, menikmati keheningan malam dirumah untuk beberapa saat. Namun, suara Elvano membuatnya kembali membukakan matanya. Anaknya sedang berjalan kearah keranjang mainan yang berada disudut ruangan, tangan kecil Elvano mulai menggapai mobil mainan yang ia beli di toko mainan beberapa hari yang lalu.
Ara merasa perih diarea matanya, ingin sekali matanya mengeluarkan air mata, tapi ia tidak berani mengedipkan matanya. Namun tetap saja setetes air mata itu jatuh dari mata kiri Ara dan berlanjut hingga Ara merasakan kedua pipinya basah oleh air mata. Ara mulai jongkok lalu menghapus air mata itu namun tanpa kehendaknya air mata itu terus membanjiri pipinya.
Dunia itu keras, dan Ara tahu itu. Ia terlahirkan untuk menjadi kuat bukan untuk menangis seperti ini. Tapi, ini sudah diluar kehendaknya. Ini masih awal pernikahannya, tapi ia sudah seperti ini. Ara menggelengkan kepalanya, mencoba mensugestikan kalau ia memang bisa dan kuat menjadi seorang ibu dan istri.
Dan ia yakin, ia bisa menghadipi semua ini.
Ia tahu Edgar ingin membuatnya bahagia dan hidup keluarga terjamin, ia tahu diluar sana Edgar pasti sedang kelelahan dengan pekerjaannya tapi pria itu selalu terlihat baik-baik saja saat kembali ke rumah. Entah Edgar sedang menutupi kelelahan dibalik senyumnya atau memang kelelahannya sudah terbayar ketika bertemu dengannya dan Elvano dirumah.
Ara menghela napasnya lalu mencuci mukanya di washtafel.
Ia menatap tetesan air dari washtafel, entah apa yang Ara pikirkan. Kepalanya terlalu dipenuhi dengan Edgar. Ia menginginkan Edgar berada disampingnya dan meluangkan waktu tapi apakah itu egois? Bagaimana jika Edgar berpikir kalau dirinya tak mengerti Edgar? bagimana jika itu malah menjadi boomerang baginya? Bagaimana kalau Edgar semakin jauh darinya?
Ara berjalan mendekat kearah Elvano yang masih asik dengan mainannya. "Anak Mama belum ngantuk?" Ara mulai mengusap rambut tebal Elvano yang halus itu, lalu mengecup pelan ubun-ubun anaknya. Ia menggendong Elvano ke kamarnya lalu menidurkan anaknya itu.
Setelah anaknya tidur Ara membisikan sesuatu di telinga anaknya. "Kalau udah gede, nanti kamu harus kuat ya nak. Anak Mama pasti kuat." Ara mengecup pipi anaknya itu. "Kalau gitu Mama nunggu Dada pulang dulu ya."
*
Sudah jam sebelas malam, Edgar baru sampai dirumah. Di jalanan cukup macet ketika ia pulang, untung saja Edgar makan dulu di rumah Dewi jadi ia tak kelaparan saat di perjalanan pulang. Mungkin nanti Edgar akan request masak makanan berkuah asam ke Ara.
Edgar mengetuk pintu tiga kali dan tak lama suara kunci terbuka terdengar di telinganya. Edgar tersenyum melihat istrinya yang tersenyum manis itu kearahnya. "Ini aku bawain buku kamu." Edgar memberi buku itu ke Ara lalu mengecup kening Ara.
"Kalau gitu mas mandi dulu ya." Ara mengangguk lalu mengambil tas dan jas Edgar. "Elvano udah tidur?" Tanya Edgar sambil membuka Cufflink kemejanya. "Udah." Ara menggantungkan kembali jas Edgar di lemari. "Aku tidur duluan ya Mas." Kata Ara pelan lalu berbaring di samping Elvano yang tertidur dii ranjangnya dan Ara.
Setelah beres membersihkan tubuhnya, Edgar mulai berbaring disebelah Elvano yang berada di tengahnya dan Ara. "Have a nice dream." Kata Edgar sambil mengecup pipi Elvano dan Ara lalu tertidur.
*
Edgar merasa sedikit pusing, ia menjeda aktivitasnya di depan komputer. Ia mulai memijat pelipisnya. "Kalau sakit, mending pulang aja." Kata Damar – Ayah Edgar yang sedang duduk di sofa di depan meja Edgar, namun Edgar menggelengkan kepalanya. "Nggak." Damar yang awalnya membaca majalah pun akhirnya menjeda aktivitasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome Home!
RomanceStart : 12 - Juni - 2019 End : 10- Juli - 2019 Ketika menurut sebagian orang pernikahan adalah suatu kebahagian yang tak tertandingi, itu membuat Ara penasaran dengan apa arti pernikahan sebenarnya, ia menikah dengan Edgar Devano Tanoedibra pria sup...