03

6.7K 566 29
                                    

-AN-
Guys ini Angst yaa ingat, angst.

💛

"Gue tahu hidup nggak akan semulus jalan tol," Gumam Ara sambil memakan kue nastarnya lagi. "Dunia emang keras sist, tapi kadang gue berandai-andai, apa hidup gue bisa kayak di novel-novel romantis?" Semua tatapan mulai tertuju pada Vivian yang sedang berandai-andai itu.

"Ya, punya suami atau pacar ganteng, mapan, baik, setia, sholeh, berkecukupan, cowok yang ngejar-ngejar kita terus, cowok yang selalu disisi kita atau cowok sayang keluarga, itu pasti keinginan semua wanita. Tapi, yang gue tahu nggak ada cowok sekarang yang sesempurna itu. Semuanya pasti ada kekurangannya. Termasuk kita sebagai wanita." Kata Ara sambil meminum jus jeruk yang telah disediakan tadi.

"Nah justru orang yang hampir mendekati kata sempurna itu yang bakalan susah, logikanya punya cowok yang kayak gitu tuh pasti banyak tantangannya, cowok tajir sama ganteng pasti nggak jauh-jauh dari orang ketiga, cowok mapan siap-siap diselingkuhin sama kesibukannya." Kata Tania. "Dan orang yang setia atau sayang keluarga belum tentu bisa menuhi kebutuhan keluarga." Tambah Siska.

"Ya mungkin cowok yang sempurna kayak gitu cuman ada di novel romantis, jadi lo pada habis balik dari sini langsung ke toko buku aja borong novel yang cerita yang manis-manis untuk melupakan realita sejenak." Kata Mbak Jess sambil tertawa.

"Yang ada gue siang malam diam di kamar baca novel mulu." Kata Ara kembali membuka kaleng kue lalu memakannya. Ara terdiam menatap cincin yang berada di jari manisnya itu, sejujurnya dari hati kecilnya ia sangat merindukan Edgar yang dulu, ia tahu memang suaminya tidak sempurna dari kelihatannya, tapi untuk apa Ara cari yang sempurna kalau dirinya sendiri tidak bahkan jauh dari kata sempurna?

Dibalik kesibukan Edgar, Ara percaya kalau suaminya bisa menjaga dirinya sendiri, ia mencoba mengambil sisi positif dari kesibukan Edgar, Edgar tidak mau keluarganya terjatuh, ia ingin anaknya nanti menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. Bahkan Edgar sendiri saat Ara masih mengandung Elvano ia sudah menargetkan anaknya untuk bersekolah dimana.

"Heh lo pada lihat grup chat deh." Kata Mbak Tania. "Grup chat mana? Terlalu banyak grup bermutu nih." Kata Ara sambil mengambil ponselnya di tas. "Erkan baru bikin grup baru." Semuanya menghela napas, grup baru sudah numpuk dan hampir semua grup kantor itu dibuat oleh Mas Erkan.

Mas Erkan
P
P
P
P
Hey para emak-emak.
Masa yg read cuman si tania doang?

Mbak Jess
apa euy?

Vivian Bhakti
Aku bukan emak-emak woy.

Anda
apaan mas?

Tommy Hermasnyah
Aduh gue dimaukin lgi ke grup kantor :))
Aing tau lo pda pasti kgen kan??

Mas Erkan
Sakirana typo mah mending sare..
Moal baleg ;)))

Tommy Hermasyah
Aduh erkan udh bisa bahasa sunda ternyata
Iya nyaho aku juga

Mas Erkan
Ya bagus atuh kalau nyaho mah.

Tommy Hermasyah
Iya Om aing nyaho kok

Mas Erkan
Iya nyaho

Mbak Jess
Bct skli klian
Paan? -Siska

Mas Erkan
Ituu si tania mana?

Mbak Tania
Harus banget diabsen Er?

Welcome Home!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang