Sudah empat hari dia bekerja di dealer utama dan empat hari itu juga ia tidak bertemu dengan Dewi, ia terlalu disibukan dengan jadwal pertemuan rutin, membaca laporan, melakukan inspeksi mendadak pada karyawannya agar bisa melihat kinerja karyawannya secara langsung. Ia ingin melihat administrasi servis atau billing unit bagaimana atau bagaimana koordinator THS menerima panggilan atau mencatat keluhan pelanggan. Karena Edgar pikir ia harus memperhatikan karyawannya sekecil apapun, mereka yang membantu Edgar mengembangkan usahanya dan tentu saja mereka harus mendapat perhatian lebih dari bosnya.
Edgar juga pernah membaca artikel mengenai hubungan kerja itu bisa diterapkan dalam suasana apapun. Dan sekitar 70% orang bekerja yang memiliki hubungan baik dengan atasannya akan berdampak baik juga dengan keoptimalan mereka bekerja. Edgar sendiri menerapkan sistem itu saat ia menjadi manajer dan hasilnya lumayan terasa dampaknya.
Edgar menatap sekeliling ruangan, biasanya ayahnya sering datang kemari namun hari ini Damar tidak kemari karena menemani ibunya yang sedang di check-up. Edgar mulai menghela napasnya panjang, lalu memutarkan kursinya ke belakang dan mulai menatap dinding kaca yang tadi ia belakangi. Mengingat pembicaraan lima hari yang lalu bersama Bram itu sedikit aneh.
"Terus gimana kalau tanda-tanda itu udah bermunculan tapi lo nggak sadar?" Dan Edgar terdiam, lalu tak lama ia menatap Bram lagi. "Gue nggak tahu, dan lagian kan lo nanya. Kalau 'nggak sadar' kan? Ya gimana gue tahu kalau gue sendiri nggak sadar." Kata Edgar sambil kembali duduk di kursi. Bram juga ikut terdiam menatap Edgar. "Kalau lo sendiri?" Tanya Edgar.
"Ya bener sih, mana gue tahu tanda-tandanya kalau gue sendiri nggak sadar. Ya palingan ada yang sadarin gue kali atau nggak, ada yang ngasih tahu tanda-tanda itu ke gue." Kata Bram sambil mengangguk. "Terus, kalau.." Edgar sudah membungkam mulut Bram dengan tanganya.
"Lo jangan nanya ke gue, gue pusing. Tanya aja yang ke lebih berpengalaman. Tuh si Bimo contohnya." Kata Edgar sambil membuka ponselnya. "Ck, itu si Bimo mikir soal selingkuhan tiap hari itu otak kagak pecah apa?" Bram mulai duduk di kursi yang menghadap Edgar.
Edgar menghela napasnya, lalu berdiri untuk menghilangkan rasa pegalnya di bokong. Ia menatap kearah ayahnya yang sudah duduk di sofa sambil membaca koran. "Lho, Ayah nggak antar Mama ke RS?" Tanya Edgar sambil berjalan kearah ayahnya. "Udah kok. Jalanan nggak macet jadi cepat." Edgar mengangguk mengerti dan terdiam sejenak. Edgar mulai memakai jasnya lagi lalu berjalan keluar ruangan. "Kamu mau keman?" Tanya Damar.
"Soeta."
"Ngapain?"
"Inspeksi mendadak." Kata Edgar sambil berlari ke lantai bawah.
*
Makan siang ini Ara dan Mbak Jess makan di restoran depan kantornya. Tempat favorit para karyawan, tak hanya dekat dari kantor, tempat ini juga menjual harga-harga yang cukup terjangkau apalagi kalau kata Mas Erkan restoran ini menjual makanan harga miring tapi kualitas dan rasa terdepan.
Sudah dua hari Mas Erkan resmi mengundurkan diri, membuat suasana kantor semakin krik-krik a.k.a sepi dari kegaduhan dan lagi Mas Dirga sekarang jadi bermain solo karena Mas Erkan dan Tommy sudah resign. Biasanya triga a.k.a trio gaduh itu selalu membuat suasana ruangan kantor heboh dan sekarang palingan lawakan garing yang saling bersahutan.
"Ra, kayaknya gue juga bakalan ngajuin surat resign." Ara menatap Mbak Jess bingung. "Mohon maaf gimana ya bu?" Tanya Ara semakin bingung. "Gue pulang malam terus, kasihan juga laki gue." Kemarin Mbak Silvi, Tommy, dan Mas Erkan sekarang Mbak Jess juga?
Ara terdiam mukanya cemberut. "Mbak kenapa kudu resign sih?" Ara menghela napas sambil menatap Mbak Jess. "Gue tahu kok lo pasti kangen sama gue." Kata Mbak Jess sambil menyeruput kopi hangat. "Makin sepi deh kantor." Gumam Ara. "Itu ada anak baru."
![](https://img.wattpad.com/cover/190575316-288-k757656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Welcome Home!
Roman d'amourStart : 12 - Juni - 2019 End : 10- Juli - 2019 Ketika menurut sebagian orang pernikahan adalah suatu kebahagian yang tak tertandingi, itu membuat Ara penasaran dengan apa arti pernikahan sebenarnya, ia menikah dengan Edgar Devano Tanoedibra pria sup...