Bagian 1

384 12 1
                                    

~ DEALOVA ~

" AURORA QUEEN LUCIAN "

Kringg........

Bunyi lonceng panjang terdengar. Kelas XI IPS 4 kembali kacau dengan teriakan - teriakan kegembiraan karena terlepas dari kepenatan sekolah. Tidak ada guru di dalam kelas karena kelas XI IPS 4 freeclass.

" Oyy jangan lupa bentar kita kumpul di Cafe Sky buat bicarain pertunjukkan kelas kita nanti. " teriakan Maya terdengar. Kelas hening.

" Jam berapa? " tanya salah satu

" Bentar jam 5 -an aja. Lagian besok juga hari sabtu. " Maya kembali memasukkan buku - bukunya ke dalam tas birunya.

Kelas kembali ramai. Beberapa ada yang langsung pulang. Semoga saja mereka bisa datang sebentar. Kalau tidak bagaimana dengan pertunjukkan mereka nanti.

SMA GARUDA akan memperingati hari ulang tahunnya. Kelas yang terpilih harus membuat sebuah pertunjukkan. Dan XI IPS 4 terpilih. Sungguh mengesalkan. Mereka harus menyisikan waktu untuk menyusun pertunjukkan.

" Ra, lo nanti datang nggak? " suara Letha terdengar. Aurora. Gadis itu menatap Letha sebentar lalu mengangguk.

" Yehh ngangguk - ngangguk terus lo Ra. Bentar dah lo nggak datang. " sahut Lira. Gadis itu memakai tas di punggungnya.

" Nanti gue usahain datang. Nggak janji. Lo sendiri tau kan nyokap gue. " Aurora memasukkan buku terakhir ke dalam tasnya.

Iris yang ada di belakang Aurora berdecak, " Lo nggak bisa bantah dikit aja gitu Ra. Lo tu kayak terkekang banget. "

" Iya. Sekali - kali kek lo bantah dikit. Kalau lo terus - terusan kayak gini gue takut lo frustasi terus depresi. " suara Rhea membuat Lira menabok kepalanya.

" Bisa ae lo ngomong kek gitu nenek buyut. " Rhea mengelus kepalanya pelan. Nenek buyut? Itu adalah nama panggilan dari Lira untuk Rhea karena umur Rhea yang lebih tua diantara mereka.

" Iya - iya gue salah bayi. " Rhea balas mengejek. Jika Rhea yang tertua maka Lira yang termuda. Tapi, walaupun Lira yang termuda tapi pemikiran otaknya berumur 21++. Bukan pemikiran dewasa tapi pemikiran yang bahkan lebih dari itu.

" Tapi beneran deh Ra. Bentar lo harus datang kan tadi pagi wali kelas dah nunjuk lo sebagai penulis kalau mau bikin drama. " Iris mengambil tempat di sebelah Aurora.

Aurora memakai tasnya, " Bukan cuma gue. Ketuanya aja Maya. Gue cuma bantu. Sekertaris penulisnya aja si Lira sama elo. " Lira mendengus mendengar jawaban Aurora.

" Biasa aja kali tuh nada bicara lo. Pengen banget dah gue tengelemin di tengah laut. " Iris membuat gerakan mencekik Aurora dan menenggelamkannya di air. Gelak tawa terdengar.

" Kalo bisa sih Ris. Udah bosen gue idup. " suara Aurora terdengar membuat sahabat - sahabatnya sontak menabok kepalanya.

" Yehh seneng banget luh yah ngomongnya. "

" Ihh sekalian aja dah lo bunuh diri sekarang. "

" Halu lo Ra halu. "

" Candaan lo nggak lucu. " sontak mereka memeluk Aurora erat.

" Hehe nggak kok. Ya kali gue bosen idup. Hidup gue berharga banget. Gue sayang semua orang yang sayang sama gue. " pelukan mereka semakin erat. Suasana haru meliputi seisi kelas yang mulai kosong.

" Teletubbies, berpelukan. " si perusak suasana Lira membuat pelukan mereka terlepas.

" Ihh perusak suasana emang lo. "

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang