Bagian 11

138 6 1
                                    

~ DEALOVA ~

" BRANDON JUNIOR VS BRANDON SENIOR "

Sudah sejak tadi Aurora menunggu di kelasnya dengan perasaan dongkol. Tadi siang tepat jam dua mereka dipulangkan karena guru - guru akan melayat ke rumah duka rekan guru SMA GARUDA.

Jarak rumah yang cukup jauh membuat para siswa tidak bisa ikut melayat. Dan akhirnya mereka di pulangkan cepat tadi. 15 menit yang lalu Ian, Matthew dan Gray sudah datang ke kelasnya. Ketiga cowok itu membawa serta Alira, Aletha dan Rhea pulang bersama.

Sementara Iris, gadis itu harus pulang cepat karena ada urusan keluarga. Dan sejak tadi seperti orang bego Aurora malah duduk sendiri di kursi kelasnya. Jangan bilang Aurora gadis pemberani.

Aurora sedari tadi gugup. Matanya was - was. Terlebih suasana hening di kelasnya seakan membunuhnya. Aurora menatap ke sebelah kirinya. Daripada tidak ada kerjaan lebih baik gadis itu menatap langit saja dari jendela di ujung sana.

" Bagus banget. " perlahan Aurora lupa kalau dia sendirian. Larut sendiri dalam keindahan langit.

" HUPPLAAA.. " Aurora refleks kaget. Gadis itu menutup matanya.

Bibirnya mengucap doa tanpa suara.

" HAHAHAHAHAHAHA. KENAPA LO RA? KOMAT - KAMIT KEK GITU? "

Aurora membuka matanya.

BRANDON KAMPRET.

" Lo tuh yah. Kalo gue ada penyakit jantung gimana? Lo mau tanggung jawab kalo gue mati disini? " Aurora malah nyerocos.

" Hehe sorry Ra. Udah ayok. Cepetan. " Brandon menarik tangan Aurora pelan. Mereka berdua berjalab berdampingan menuju area luar sekolah.

Tampak anak - anak basket masih latihan.

" Ehh Brandon. Yang tadi dilanjutin nggak? Tanggung. " tunggu - tunggu. Apa!!??

Jadi sedari tadi Aurora menunggu si Brandon kampret malah asik main basket tadi. Aurora menatap horror Brandon. Brandon tersenyum kikuk.

" Ehh nanti aja. Gue ada janji sama nih anak. Kelupaan tadi. Sorry. Gue duluan. Bye. " Brandon kembali menarik tangan Aurora. Mereka keluar area sekolah menuju parkiran yang memang terletak di luar sekolah.

Sampai parkiran Aurora menatap wajah Brandon. Bersikap seolah - olah dirinya marah pada Brandon.

" Gue baru maafin lo tadi. Dan sekarang lo bikin salah lagi dengan lupain gue. Ini bisa dimaafin nggak? "

Brandon panik sendiri, " Ehh Ra. Sorry deh sorry. Gue nggak bakal lupain lo lagi. Sorry yah. Jangan marah. Gue nggak mau lo marah. "

Aurora memasang wajah datar, " Ck. Nggak pa - pa kali. Gue ngetes aja. Lo segitu takutnya yah gue marah. "

Brandon hanya nyengir. Cowok itu dengan tanpa perasaannya memakai jaketnya dan helm lalu naik ke motornya. Dikira Aurora pake apaan? Aurora pake rok oyy. Aurora pake rok.

" Cepetan naik. Duduk nyamping aja lo. Gue nggak mau lepas jaket gue cuma buat lo. "

Sungguh Brandon kampret. Aurora masih belum naik.

" Kalo lo nggak sepenuh hati ngajak gue jalan mendingan nggak usah. "

" Udah buruan naik. "

Aurora akhirnya naik. Duduk menyamping dengan susah payah. Sungguh cowok seperti Brandon ini kampretnya sampai minta di tendang keluar galaksi.

" Pegangan. " Aurora memegang bahu kiri Brandon. Semoga saja dia tidak jatuh.

" Lo kira gue tukang ojek. Pegangan yang bener. "

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang