Bagian 17

31 3 0
                                    

~ DEALOVA ~

" PASAR MALAM (2) "

Calon tunangan ya.

Semuanya diam. Tampak tak ada yang mau bersuara. Hening diantara mereka bersepuluh, jika saja suara bingung Bintang tak terdengar kemudian. " Liam siapa? "

" Oh itu, temen kita. Iya, temen kita. " Aurora menjawab cepat. Gadis itu kemudian tersenyum kecil, " Egh, gue mau turun dulu, mau beli gulali lagi. Nanti gue balik, kita langsung ke rumah hantu ya? " lalu gadis itu berdiri. Tadinya, hendak melangkah pergi tapi pertanyaan Brandon membuat Aurora berhenti.

" Lo, sedih karena tau Liam udah punya calon tunangan? "

Aurora berbalik, gadis itu tersenyum kecil. " Enggaklah, buat apa sedih? Gue sama dia kan cuman temen, lagipula gue udah pernah ketemu sama Zeeya kok. "

" Yang di kasih boneka sama Liam? " -- Letta.

" Iya. " Aurora mengangguk, senyum manisnya tampak. " Nggak masalah kali. Dia juga kan harus punya pasangan. Gue, turun dulu ya. Jangan ninggalin gue lo pada. "

Lalu, Aurora kembali berbalik.

Deg..

Deg..

Gadis itu terpaku di tempatnya, saat sosok tinggi yang baru saja menjadi bahan perbincangan ada tak jauh darinya. Dengan tangannya digandeng Nazeeya.

" Zeeya, lo tunggu sama mereka dulu. "

" Nggak mau! "

" Gue udah turutin mau lo dengan datang kesini, jangan bikin gue marah. " Nazeeya mencebik, tapi kemudian gadis itu melangkah duduk ke samping Gray yang langsung di tukar posisi oleh Rhea.

Tapi, saat gadis itu melewati Aurora dia sempat menyapa. " Hai, Ra. "

" Hai juga. "

Tersisa Liam dan Aurora. Gadis itu masih terpaku, " Ayok, katanya mau beli gulali gue temenin. " tak bisa menolak Aurora mengikuti langkah kaki Liam turun dari Tribun.

()()()()

Tujuan awalnya ya hanya ingin membeli gulali, mereka memang membeli gulali. Tapi, setelah itu Aurora terjebak berdua bersama Liam, dengan langkah pelan kembali ke tribun.

" Dia emang calon tunangan gue, tapi gue nggak pernah mau sama dia. Gue kesini karena dipaksa sama dia. "

" Kenapa lo jelasin ke gue? " Aurora bertanya. Gadis itu masih melangkah pelan, matanya mengedar memandang orang - orang yang berlalu lalang, mencoba mengabaikan sosok tinggi Liam di sampingnya.

" Biar lo nggak marah. "

" Hah!? " Aurora lantas menoleh. Pandangannya kaget. " Biar … gue nggak marah? Buat apa gue marah? Kita kan cuma teman, gue nggak berhak larang - larang lo. Apalagi, ini akan kehidupan pribadi lo. "

" Bagi gue, lo lebih dari sekadar teman. " terlalu santai kalimatnya. Saking santainya, Liam melengkapinya dengan sebuah senyuman kecil dan genggaman tangan. " Satu setengah jam lagi setengah sepuluh. Gue cuma punya waktu satu jam buat jalan sama lo. Ayok. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang