Bagian 14

232 8 1
                                    

~ DEALOVA ~

" HAPPY BRITHDAY GRAYSON "

Setelah kejadian bertemu dengan bintang tadi baik Aurora maupun Lira sesaat melupakan kejadian lucu yang salah masuk toilet. Setelah perkenalan itu yang memberi tahu cowok tampan beriris abu itu bernama Bintang membuat mereka kini mulai berteman. Mungkin.

Lira dan Iris sudah pulang duluan. Tersisa Aurora dan Letha. Keduanya sibuk mengobrol sampai motor berwarna merah itu parkir di depan mereka. Keduanya berhenti mengobrol sampai si pengendara membuka helmnya.

" Kak Glen? Hayy!! " sapa Letha riang. Si pengendara yang bernama Glen itu tersenyum kecil.

" Ra ini kak Glen pacarnya kakak aku. "

" Oh hai Kak. Aku Aurora. "

" Salam kenal. Letha lo dicariin sama mama lo katanya hari ini ada acara tapi lo belum pulang. Gue dari rumah lo. Kebetulan kita ketemu disini jadi ayok gue anterin. "

Letha tampak tersenyum tak enak. " Ngg-- "

" Udah gih sana Let!! Gue bentar lagi pulang kok. Nanti gue pesan ojek online aja. Gih!! "

Letha tersenyum tak enak ke arah Aurora, " Nggak pa - pa nih? "

" Sana!! "

Lalu Letha naik ke motor Glen dengan mudah. Tak seperti Aurora yang naik saja susah. Letha sudah duduk nyaman lalu mengucapkan kata bye dan motor Glen melaju.

Aurora menunduk memeriksa handphonenya. Terpaksa berbohong pada Letha memesan ojek online. Karena yahh..

Nggak punya paket kouta.

Baru saja mendongak. Motor hitam yang berhenti di depan gadis itu membuat Aurora kaget. Si pengendara tanpa helm yang sudah membuka helm itu menatap Aurora dengan senyum jahil.

" Hello Queen. We meet again. " sapa Bintang tenang. Aurora menyungging senyum.

" Hai Bintang. Ngapain disini? "

" Main golf. Yakali. Naik. Gue anterin pulang. Gue tau lo nggak tau mau pulang naik apaan. "

" Ck. Nggak pa - pa emangnya? "

" Yah nggak pa - palah. Kalo sampe rumah lo tinggal bayar aja. Kayak bayar ojek. "

" Nggak ikhlas? "

" Ikhlas. Buruan naik. Panas ini. "

Aurora mengangguk. Gadis itu baru saja mau naik. Tangan Gavael langsung berada di dekatnya.

" Gue bantuin. Pasti lo susah naiknya. Pendek sih. "

****

Liam turun dari motornya. Cowok itu mengacak rambutnya. Langkah tegapnya memasuki rumah mewah yang kebanyakan dicat dengan cat putih. Tangga melingkar menghiasi ruangan itu.

Baru saja masuk. Sosok yang paling membuatnya kesal itu duduk di ruang makan.

" Brandon! Ayo sini bergabung sama kami. " Bella ibunda Liam memanggil cowok itu. Liam mendengus.

" Maaf saya tidak lapar. " Liam melangkah naik ke tangga. Mengabaikam seruan Bella yang kini sudah putus asa memanggil anak tirinya itu.

Memang pada dasarnya Liam belum bisa menerimanya. Sejak pernikahannya bersama Satria ayah kandung Liam, Liam tak sekalipun menghiraukannya. Saat Bella mengajak Liam entah makan atau duduk bersama, Liam selalu saja menolak dengan seribu alasan.

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang