Bagian 15

81 7 0
                                    

~ DEALOVA ~

" PERMINTAAN MAAF "

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Aurora masih sibuk mengeringkan dressnya menggunakkan hair dryer yang tadi diberikan Gray. Liam sudah keluar sejak tadi membuat Aurora sendiri di dalam ruangan kamar milik Gray.

Tokk.. Tok..

" Syuttt.. Ra.. Aurora.. Eyy.. Syutt syutt.. "

Aurora berhenti dengan aktivitasnya. Ketukan di pintu balkon kamar Gray membuat gadis itu beranjak membuka pintunya.

" Ka-- kak?? Ngapain disini?? "

Setelah beberapa minggu akhirnya Aurora bisa bertemu dengan cowok di depannya. Mendadak kejadian di mall waktu lalu muncul. Gadis itu mencoba menutup pintu balkon lagi tapi si orang yang mengetuk keburu masuk.

" Gue kesini mau minta maaf Ra. " ujar orang itu dengan muka menyesalnya. Dia tidak mencoba mendekati Aurora tetapi lebih memilih tidur di kasur Gray. " Lo tau gue badmood karena kita lagi marahan. Yang waktu itu gue nggak maksud. Karena itu game yang gue mainin waktu itu gue hapus instalasi dan laporin sama pihak play store karena game itu yang buat gue sama lo jauh. "

Aurora kembali mengeringkan dressnya. Jangan khawatir kalau Aurora tidak berbusana. Gadis itu tadi sudah dipinjami Gray baju cowok itu. Sehingga aman lah.

" Gimana Ra? Lo mau maafin gue nggak? "

" Kak Valdo kok bisa disini? " itu memang Valdo. Rivaldo Zolando Connor. Si kakak kelas menyebalkan.

" Mau ketemu lo. "

" Gue nggak mau liat lo kak. "

" Lo masih marah Ra? "

" Iya. Gue nggak suka dikasarin kayak gitu. Apalagi cuma karena benda mati kayak game. Gue lebih berharga dari game. Jadi gue nggak suka dapet perlakuan buruk kayak gitu. "

" Gue... gue minta maaf Ra. Gue nyesel. Gue nggak bakal ngulang lagi. "

" Kalo kak Valdo ngulang? "

" Gue rela nggak ketemu lo sampai gue lulus. Oke? " Aurora mempertimbangkan tawarannya. Cukup bagus, sehingga gadis itu akhirnya mengangguk.

" Oke. Untuk kali ini kak Valdo berhak dapet kesempatan kedua. Kalo ngelanggar bukan aja sampai kak Valdo lulus. Sampe kak Valdo wisuda pun males gue nemuin. "

" Kok lo jadi sadis sih? " Aurora kembali mengeringkan bajunya.

" Yeh, siapa juga yang sadis. Yang sadis itu kalo nanti gue mutilasi kak Valdo kalo berani ngulang lagi. " Gadis itu terkekeh kecil.

" Btw, napa lo pake kaos kek gitu? "

" Abis kecebur. " Rivaldo jadi mengubah posisi tubuhnya jadi duduk dengan cepat.

" Siapa yang tolongin? "

" Oh, Liam. "

Kakak kelas Aurora itu langsung memasang wajah kesal, " Sialan tuh cowok. Pasti megang nih. Emang buaya bego. "

" .... "

" Ra, lo sini gih. " Rivaldo memanggil Aurora. Gadis itu mematikan hair dryer. Dressnya sudah lumayan kering. Setelah itu Aurora harus pulang sebelum kedinginan karena bajunya yang masih agak basah.

" Keluar gih kak. Gue mau ganti. " mengabaikan ucapan Rivaldo tadi kini gadis itu menatap Rivaldo memintanya keluar.

Rivaldo kesal, " Kalo gue kagak mau gimana? "

DEALOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang