Dejavu

2.9K 139 3
                                    

"Seperti gravitasi, sejauh apapun kamu terbang pada akhirnya kamu akan jatuh kembali"

-Nayara Fezza-

Enjoy!❤

Sepulang sekolah, Naya berniat mampir ke kafe milik mamanya; Hypezza'Caffe. Hypezza, gabungan antara nama Hylna—mamanya— dan nama belakang Naya; fezza.

Biasanya, Naya tidak sendiri ke kafe. Ia selalu bersama Ajeng dan Cilla, atau minimal dengan salah satunya. Namun, entah kenapa hari ini mereka mendadak ada urusan penting.

Sebenarnya, Naya sudah memberanikan diri memesan taksi online tadi tapi selalu dicancel, juga tak ada taksi yang lewat di sepanjang jalan menuju kafe mamanya yang sekarang sudah balik nama menjadi miliknya.

Jadilah ia jalan kaki, untungnya hypezza'Caffe jaraknya tidak suka
Terlalu jauh dari sekolahnya. By the way, tadi Putra juga sempat menawari mengantar Naya pulang. Dengan dalih ada urusan penting —yang padahal ia tak mau berhutang budi lebih jauh— ia menolak Putra

Naya mengusap keringat di dahinya menggunakan punggung tangan, ia tiba-tiba merindukan mamanya. Hal itu membuat matanya yang selalu memancarkan sorot dingin kini menyendu, ia ingin mamanya.
Mamanya adalah semangat hidupnya, selama ini Naya selalu ingin mengakhiri hidupnya saat melihat hal yang menekan psikisnya.

Penyiksaan yang dilakukan papanya pada mamanya, nyatanya menjadi ketakutan tersendiri untuk Naya. Naya tersenyum pahit, kenapa ada seorang ayah yang setega itu?

TINNNN!

Naya berjengkit kaget ketika sebuah mobil sport hampir menabraknya, si pemilik mobil cepat-cepat ambil tindakan mengerem mobilnya secara mendadak

Naya mundur, hendak mengambil tindakan menjauh tapi ia malah tersandung kakinya sendiri. Ia meringis sambil mengelus dadanya, Naya jantungan apalagi saat melihat mobil itu hanya beberapa senti didepan matanya.

Si pemilik mobil keluar, menampilkan seorang lelaki dewasa dengan stylenya yang keren abis. Ganteng dengan lesung pipi dikedua pipinya, yang kalau senyum manis banget.

Lelaki itu mengulurkan tangannya, Naya terdiam sebentar sebelum menerima uluran tangan tersebut. Ia bangkit berdiri kemudian menepuk rok belakangnya yang kotor

"Lo gapapa. Btw sorry ya, dek?" Ujarnya, mengingat Naya yang memakai seragam putih abu abu khas seorang anak SMA, yang pastinya umurnya terpaut jauh dari gadis yang ia hampir tabrak tadi.

"Gapapa, santai aja" Ujar Naya tanpa ekspresi, ia merasa hatinya berdesir saat menggenggam tangan lelaki didepannya tadi. Ini jelas bukan perasaan suka lawan jenis, Naya merasa ada suatu ikatan antara mereka atau.....entahlah Naya sendiri juga tidak paham

"Eumm maaf sekali lagi ya? Gue tadi ada telpon jadi agak gak fokus" Ujarnya lagi dengan nada gak enak.

Naya memperhatikan sekitarnya dalam diam, sebenarnya ini juga salahnya. Ia terlalu larut dalam memikirkan segala hal tentang mamanya sampai tidak sadar bahwa ia melipir ketengah jalan

"Gapapa kak, saya juga salah kok"

"Btw, lo mau kemana? Biar gue anter aja sekalian" Lelaki itu menawarkan, memberikannya tumpangan. Bagaimana jika lelaki didepannya ini adalah penjahat? Sekarang banyak kejahatan dengan motif berbeda-beda, seperti ini salah satunya

"Gapapa kak, saya bisa sendiri. Lagian saya mau ke hypezza'caffe " Naya berdalih, berharap laki-laki yang hendak menabraknya itu segera pergi karena sepertinya ia terlihat buru-buru

AM I WRONG?! •CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang