terik sang raja siang membuat makhluk dibawahnya mengumpat berharap bahwa ia bersembunyi dibalik gumpalan kapas putih berupaya meneduhkan.
Naya menoleh kekanan, menatap Craletta yang bercerita ini itu tentang Putra dan Yara. Craletta selalu mengingatkannya pada sosok bunda yang memperlakukannya penuh kasih sayang
Ia menoleh kekiri, terdapat pintu kaca tembus pandang yang dibaliknya ada Putra, Nathan dan Johanes disana. Melihat Johanes yang akrab sekali dengan anak-anaknya membuat Naya tersenyum miris, Ia tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang Ayah
Naya lalu mengalihkan atensinya lagi pada Craletta
"Sampai saat ini Yara belum ditemukan" Ujar Craletta dengan nada sendu
"Apa tante yakin Yara masih hidup?" Tanya Naya ragu-ragu sambil menautkan dua alisnya
"Tante yakin sekali" Jawab Craletta, Air mata mulai menetes di kelopak indahnya membuat Naya gelisah sendiri
"Aduh tante i-itu" Naya menoleh kesana kemari, berharap bisa mendapatkan topik pengalihan pembicaraan
"Naya, kamu mengingat kan tante pada yara, dulu yara panggil tante bunda. Kamu mau kan panggil tante bunda?" Tanya Craletta sambil menatap Naya intens
"Na-naya b-boleh panggil bunda?" Tanyanya kaget membuat Craletta mengangguk sambil tersenyum
Sedetik kemudian Craletta membawa tubuh Naya kedalam pelukannya.
Naya tersenyum, senyum tulus yang beberapa tahun belakangan ini jarang sekali ia publikasikan. Jujur, Naya ingin sekali seperti Putra yang mempunyai keluarga lengkap dan menyayanginya
Tanpa mereka sadari, tiga orang ditaman belakang itu tersenyum tipis melihat reaksi antara Craletta dan Naya. Terlebih Putra, ia sempat tercengang melihat seulas senyum tulus Naya
Senyum itu seperti....
Deja vu
[I AM I WRONG?!]
Buku biru cerah bergambar bersampul planet dan sastra menjadi temannya malam ini
Dibawah pancaran bulan yang bersinar setengah, Naya terfokus pada coretan tangan yang tertata rapih dalam sana. Naya menorehkan tinta pada kertas putih di pangkuannya, sambil tersenyum miris jari Naya mulai menari diatas sana
Menorehkan berbagai luka pada pada diary yang menjadi teman setianya beberapa tahun belakangan ini. Kejadian tadi siang membuatnya selalu mengingat pada bayang-bayang masalalu
Papa.. Mama..
Aku rindu peluk hangat ragamu
Belaian kasih sayang yang kurasa dulu
Bak ditelan ombak kemesraan pun lenyap sudahTampak jelas dalam memori
Keegoisan menggiringku dalam kehancuran
Perpecahan memaksaku untuk memihak
Caci maki dari hati yang penuh amarah
Memaksaku untuk sembunyi di sudut ruangan
Ruangan yang gelap...
Aku takut...... aku sendiri......Luka tampak semakin nyata
Manakala ku terdiam di ujung kehancuranAir mata Naya menetes membuatnya menghentikan kegiatannya, Naya menyekat air matanya. Bertahun-tahun seperti ini maka sekarang Naya harus keluar dari zona nyamannya
Naya akan mencoba melawan dunia, ia harus keluar dari dunia gelapnya. Ia harus mencari penerangnya, cahayanya, rembulannya.
Drrt Drrt
Naya mengambil ponsel disampingnya, pesan itu datang lagi. Pesan misterius dari si pengiriman misterius pula
From: King
Coba nengok ke atasTo: King
Kenapa?From: King
Bulannya cantik, kayak kamuTanpa sadar Naya tersenyum kecil, tak lama sebuah pesan masuk lagi dari orang yang sama
From: King
Kamu tahu kenapa bulannya cuma setengah?Naya mengerutkan keningnya, setahunya dipertengahan bulan seperti ini memang bulannya setengah
To: King
Gak, kenapa?From: King
Karna sebelah bulannya lagi duduk dibalkon dan itu khusus punya akuLagi, Naya tertawa kecil melihat gombalan receh yang terdapat dilayar ponselnya. Ia mengedarkan pandangannya berharap ada seseorang yang sedang memainkan handphone disekitar samping rumahnya. Tetapi yang Naya lihat hanya hamparan luas taman bermain anak-anak
From: King
Bintang tetap berusaha untuk bersama bulan meskipun semesta berkata lain. Dan Bulan selalu mengharapkan kehadiran bintang untuk menemaninya. Kalo kamu sedih, aku ada buat kamu. Aku, bintangmuNaya tersenyum tulus, walaupun ia tidak tahu siapa orang dibalik pesan ini namun Naya tahu bahwa ia orang baik. Naya paham, orang dibalik pesan misterius ini mengenalinya.
Ia sekarang tahu bahwa semesta tidak selalu mengkhianatinya.
To: King
Makasih, bintangkuFrom: king
Kalo kamu sedih kamu cukup panggil aku tiga kaliTo: King
Kamu bakal dateng?From: King
Nggak, cuma kamu dikira nggak waras aja nantinya.Naya tertawa lagi melihatnya, tawa tulus yang selama ini hilang bersama jiwa seseorang
Tanpa mengatakan apapun Naya beranjak menuju kamarnya lalu mengunci pintu balkonnya. Sebelum menutup pintu balkon, Naya tersenyum simpul karna Naya tahu orang yang menyebut dirinya 'King' tersebut sekarang ada disekitarnya
Tanpa Naya tahu seseorang bersembunyi dibalik perosotan anak-anak dengan seulas senyum dengan rela dirinya jadi santapan empuk nyamuk-nyamuk nakal
TBC...
Jangan lupa vote, coment, and share
Folow author juga ya
Baca juga cerita author yang lainnya
KAMU SEDANG MEMBACA
AM I WRONG?! •Completed
Teen Fiction[Tahap Revisi] Banyak cara untuk mengekspresikan luka, tetapi Naya memilih diam, bungkam-menyimpannya rapat-rapat agar tak satu orangpun mengetahuinya. Naya dingin dan tak tersentuh, gadis pertama yang membuat Putra tertarik untuk menaklukannya. Na...