trauma naya

2.3K 130 11
                                    

HAPPY READING❤

Setelah Kejadian beberapa hari yang lalu, Naya seolah menjaga jarak dengan Putra. kejadian di mana Putra ditolak secara terang-terangan tidak terlalu membekas dihatinya, tapi ia merutuki dirinya karna kejadian itu membuat Naya jadi menjaga jarak dengannya

Putra menyesali hal itu, seharusnya ia tak perlu mengatakan saat itu bahwa ia mencintai Naya. Berakibat fatal yang membuat Naya menjauhinya lagi dan lagi

Bisa sedekat dengan itu dengan Naya adalah hal yang paling Putra syukuri. Namun sekarang, ia kehilangan. Kehilangan Naya yang seolah sekarang tak saling mengenal dengannya

Naya bukan hanya menjaga jarak dengannya, tapi Naya juga semakin dingin dan tertutup kepada semua orang tak terkecuali sahabatnya

Naya mempunyai pengaruh besar dalam hidup Putra, setelah kejadian itu semangat Putra menghilang seolah separuh jiwanya ikut pergi bersama Naya

Putra duduk dikantin, ditengah para sahabatnya yang sedang entah  berbincang apa dengan Ajeng dan Chilla. Putra sama sekali tak mendengarkan, cowok itu hanya mengaduk jus alpukat sambil menompang dagunya dengan tangan

Raffi, Husein, Ajeng, Salma, Kenath dan Cilla heran melihatnya, hari ini Naya hanya diam dikelas memperhatikan guru dan belum bicara sepatah kata pun pada mereka. Jam istirahat pun Naya sudah melenggang pergi menuju perpustakaan membuat Ajeng dan Cilla merasa bahwa Naya marah pada mereka

Namun, mereka tak melakukan kesalahan apa-apa seingat mereka.

Ditambah dengan Putra yang terus melamun tak jelas dengan wajah lesunya.

"Kenape si put? Lecek amat tuh muka kek kertas origami dilecek-lecek" Ujar Husein sambil menepuk kencang bahu Putra membuat Putra mengerjap kaget

"Gapapa" Sahut Putra sambil menatap mereka malas

"Kayak cewek anjir kalo ditanya kenapa jawabnya gak pa-pa" Seru Raffi sontak membuat mereka terkekeh geli

"Tau put, ganti kelamin aja kayak lulope" Ujar Cilla membuat mereka tertawa terbahak-bahak seolah menertawakan penderitaan Putra

"Lucinta Luna anjir bukan lulope" Ujar Putra sambil menatap para temannya yang masih asyik tertawa dengan jengah

Seketika tawa mereka mereda, pandangan mereka menatap mengintimidasi kearah Putra membuat Putra menaikan salah satu alisnya seolah bertanya 'kenapa?'

"Lo ada masalah ya ama Naya?" Tanya Ajeng sambil memicingkan matanya membuat Putra menghela nafas panjang

Susah nih kalo bohong sama orang pinter!

Putra bingung, ia tak tahu harus menjawab apa. Jika ia menjawab yang sejujurnya, ini privasi antara ia dan Naya. Dan juga, kalo mereka tau ia ditolak Naya pasti ia akan diledek habis-habisan

Tapi kalau tidak menjawab sejujurnya, percuma juga. Mereka si para manusia kepo yang sialnya berstatus sebagai sahabatnya ini akan mengorek informasi hingga ke akar-akarnya

Putra mendengus sebelum menjawab
"Gue ditolak sama Naya, dia bilang itu kesalahan" Setelah itu, air mukanya berubah menjadi sendu

Bukan karna ditolak, tapi karna Naya menganggapnya seperti orang asing

Mereka menatap iba kearah Putra, mereka tak akan tertawa dan meledek karna mereka tahu hal seperti ini bukan bahan lelucon. Yang mereka lakukan saat ini membantu dan menjadi tempat curhat Putra, itu saja.

"Lah? Bukannya kayaknya Naya juga suka sama lo? Pas hari senin lengket banget" Sahut Salma sambil mengerutkan dahinya bingung

"Nah iya tuh, Naya udah gak dingin lagi sama lo" Tambah Kenath membuat mereka mengangguk mengiyakan

Putra hanya mengangkat bahunya tak berdaya lalu menyenderkan tubuhnya pada tembok pembatas kantin dibelakangnya

"Dia trauma, Put" Ujar Cilla sambil menatap serius kearah Putra.

Putra duduk dengan tegak sambil menatap Ajeng dan Cilla satu persatu. Merasa tertarik dengan perbincangan ini, semuanya ikut mendengarkan dengan seksama

"Trauma apa?" Tanya Raffi

"Cowok, pacar dan berurusan dengan laki-laki" Sahut Ajeng membuat mereka mengangguk mengerti

"Tapi kenapa?" Tanya Putra, Putra merasa informasi yang ia dapatkan belum lengkap

Ajeng dan Cilla saling pandang, bingung harus menceritakan atau tidak. Masalahnya ini adalah privasi Naya dan hanya Naya yang berhak bercerita. Namun, melihat kesungguhan dimata Putra dan cinta tulus Putra untuk Naya membuat mereka bingung. Ini satu-satunya jalan, mereka harus membantu Putra

Gunanya teman saling bantu-membantu kan? Bukan manfaat individu dan traktiran

"Pas kelas 10, Naya punya pacar. Namanya, Abip. Abip ini, segalanya bagi Naya. Dulu, Naya berangkat sekolah jalan kaki. Dijalan, dia dihadang banyak preman berbadan besar dan setelah itu dia di bawa dan disekap disuatu tempat... " Cilla menghela nafas panjang sebelum bercerita

"... Singkat cerita, Abip nyari Naya. Abip sendirian melawan 8 preman berbadan besar membuat dia terluka dan kena tusukan pisau diperutnya tiga kali berturut-turut dan abip meninggal ditempat" Ajeng melanjutkan cerita Cilla, ia menetaskan air matanya mengingat cerita itu

Ajeng, Cilla dan Abip adalah sahabat dari kecil dan bertemu Naya ketika mulai duduk dibangku SMA. Abip juga lah cinta pertama Ajeng, tapi ketika tahu abip mencintai Naya Ajeng merelakannya

Ia tak akan memaksa, karna cinta gak bisa dipaksakan, kan? Saat Abip meninggal gara-gara menyelamatkan Naya, Ajeng dan Cilla pula tak bisa menyalahkan Naya. Ini takdir, takdir Abip yang mengharuskan ia meninggal dalam usia yang muda.

Putra tercengang, jadi karna ini. Naya trauma, ia takut akan mencelakakan orang lain lagi dalam hidupnya

"Dan karna itu juga, Naya gak pernah mau berangkat sekolah jalan kaki" Lanjut Cilla

"Oh pantes, pas kita ketemu sama dia dijalan pas jalan kaki beberapa bulan yang lalu mukanya pucet kek ketakutan gitu" Sahut Husein membuat Raffi dan Putra berfikir untuk mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu

"Emang ya?" Sahut Raffi sambil menatap Husein penuh tanya

"Iya, lo gak terlalu merhatiin karna lo kesel sama Putra karna Putra nyuruh lo duduk dibelakang" Jawab Husein membuat Raffi mengangguk mengerti

"Maka dari itu Putra, gue yakin Naya suka sama lo. Dia, gak pernah sedekat itu dengan laki-laki kecuali lo dan almarhum Abip. Naya hanya trauma, tugas lo disini hilangin trauma Naya dan buat Naya bahagia. Naya gak pernah bahagia, Putra" Ujar Ajeng dengan air mata yang terus mengalir membuat Raffi merengkuh tubuh mungil Ajeng kedalam pelukannya

Putra tersenyum lembut kearah Ajeng dan Cilla "Kalian real friend, Naya pasti beruntung punya kalian. Kalian tenang aja, gue bakalan jagain dan cintai Naya semampu gue sampai.." Putra mengadah keatas, menatap langit-langit kantin seolah menerawang

"... Naya benar-benar gak mencintai gue dan mengusir gue dari hidupnya"

TBC..
MAAP YA INI HANYA FIKTIF BELAKA, ABIP MASIH SEHAT KOK SEBENERNYA HEHEW

AM I WRONG?! •CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang