Setelah makan bersama tadi, para anak muda pergi menuju taman belakang rumah Putra kecuali Nathan, Nathan bilang ia ada janji dengan teman perempuannya hingga ia digoda habis-habisan oleh Putra dan teman-temannya
Mereka berkumpul digazebo belakang rumah Putra, duduk membentuk lingkaran dengan berbagai cemilan dan berbagai minuman ditengah-tengah mereka
Cilla menyenderkan kepalanya dibahu husein, husein balas merangkul Cilla sambil mengusap-usap rambut belakang Cilla membuat teman-teman mereka menatap mereka curiga kecuali Raffi
"Kaliaan udah jadian ya?" Tanya Salma polos sambil mengerjap-ngerjapkan matanya
"Lah? Lo gak tau Sal? Wah parah Sal, lo gak dianggap kembaran sama dia" Sahut Raffi sambil menggelengkan kepalanya
Salma menatap Husein tajam membuat Husein menghela nafas pasrah, Salma ini baperan. Dia bisa seharian ngambek sama husein jika sudah seperti ini
"Jadi bener dong kalian udah official?" Tanya Ajeng dengan senyum menggoda membuat Cilla menenggelamkan wajahnya didada husein berusaha menyembunyikan rona merah diwajahnya
Husein tersenyum sambil mengangkat wajahnya angkuh "Iya dong, gak kek kalian semua deketin tapi gak berani official" Ujarnya sambil tersenyum mengejek
Putra dan Raffi mendengus mendengarnya, sedangkan Ajeng dan Naya makin gencar menggoda Cilla yang sudah malu tanpa mendengarkan ucapan Husein tadi
"Ciee udah official. Kita mau nagih peje, yekan Nay, Sal?" Seru Ajeng sambil melipat kedua tangannya didada
"Yap" Seru Naya dan Cilla bersamaan, mereka melipat kedua tangannya didada sambil menatap Cilla dan Husein penuh intimidasi
"Oke, besok kantin kelas 12 gratis" Sahut Husein membuat Cilla mengangkat wajahnya spontan karna ucapan Husein
"Lho? Gak usah kali sein. Mereka mah apa atuh, biarin aja. Jangan kek orang miskin deh kalyan" Ujarnya sambil melirik Sahabatnya sengit
Para perempuan mendengus sedangkan Para laki-laki sudah terhanyut dalam dunia game mereka
"Gak papa, sayang. Biar gak kita yang dikira missqueen" Sahut Husein membuat Para perempuan tersenyum penuh kemenangan
"Oke, Kita restuin" Sahut Para perempuan dengan wajah serius yang dibuat-buat membuat Cilla memutar bola matanya Malas
Yang gratisan emang paling terdepan
"Please deh jangan bucin disini" Sindir Ajeng saat melihat Husein dan Cilla bermesraan dihadapan mereka
"Obat nyamuk dirumah gue abis woi" Sahut Putra yang sudah menyelesaikan gamesnya bersama Raffi dan Kenath
Husein dan Cilla kompak menoleh sinis kearah mereka, kemudian berseru bersama-sama
"Makanya resmiin, pedekate mulu"
Putra, Raffi dan Ajeng mendadak menjadi canggung, mereka bergerak gelisah karna perkataan Husein dan Cilla yang begitu menampar mereka
[AM I WRONG?!]
sore tadi, Naya sudah pulang kerumahnya. Naya merasa tak enak jika menginap dirumah Putra. Mereka tak mempunyai hubungan darah. Lagipula, Dia juga bukan pacar putra. Putra terus mendekatinya tapi tidak mengajaknya berpacaran
Naya menggeleng, berfikir seperti itu membuatnya merasa dirinya terlalu berharap bahwa putra mau menjadikannya apa-apa
Sejak masuk kedalam rumah, keadaan mendadak menjadi canggung. Para pelayannya hanya tersenyum sambil menatapnya iba, sampai suara Parsya mencairkan suasana Awkward dirumah bernuansa Eropa klasik itu
"Kak Naya, aduh kemana aja si. Kita tuh khawatir tau gak. Kalo mau kemana-mana bilang dulu kakak. Aku itu khawatir, mana bareng kak putra lagi. Aku kan takut kakak diapa-apain sama kak putra. Kak putra itu kan~" Parsya terus berbicara tanpa henti membuat Naya menutup menyumpal mulutnya dengan biskut yang terletak diatas meja
"Kak Nay gak kemana-mana kok sya, cuma maen doang" Sahut Naya Sambil memegang kedua bahu Parsya yang lebih pendek darinya
Parsya cemberut sambil mengunyah biskut susu yang Naya sumpal paksakan kedalam mulutnya
"Oh gitu ya, gak diapa-apain sama Kak Putra Kan?" Tanya Parsya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Lah? Emang Putra kenapa?" Sahut Naya balik bertanya dengan wajah bingung
"Itu.. Kak Putra kan serem, hehe" Sahut Parsya sambil nyengir membuat Naya menggelengkan kepalanya jengah
"Eh, Parsya mau nginep?" Tanya Naya, kini mereka berdua sudah duduk disofa
"Nggak, Kasian Ibu sendiri dirumah" Sahut Parsya sambil tersenyum kecil
Naya tersenyum simpul, walau dadanya sesak ketika mendengar kata ibu. Naya rindu mamanya. Ralat, mama tirinya. Walaupun begitu tetap saja Naya akan menganggap Ivana adalah ibu kandungnya, ini bukan tentang siapa ibu kandung Naya yang sebenarnya tapi ini adalah tentang seberapa besar kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan Ivana untuknya
Parsya beruntung, memiliki Ayah dan Ibu yang menyayanginya. Pak sapto dan bi sari-salah satu pelayan Naya- sangat ramah dan baik, Mereka bahkan menganggap Naya adalah anak mereka sendiri dan Naya pun menganggap mereka seperti orang tua Naya sendiri
Walaupun Kelurga Parsya termasuk dalam golongan keluarga kelas bawah, namun Parsya tak pernah kekurangan kasih sayang. Itu yang Naya tau
Setelah kejadian dengan Antonio tadi, Naya selalu berdoa supaya Orangtua kandungnya selalu diberi kesehatan dan rezeki yang berlimpah. Naya yakin, orang tuanya tak membuangnya.
Namun, jika mereka sudah tiada. Naya berharap kalau mereka selalu ditempatkan disisinya. Ditempatkan ditempat paling nyaman diatas sana
Semoga:))
TBC..
I'M A BACKKKKKKKK
CIA NUNGGUIN UPDATE YA?!
SORRY YA AKU HIATUS SOALNYA SEKARANG BANYAK TUGAS KARNA AKU UDAH ESEMKA WKWK.
SANKYU:*
KAMU SEDANG MEMBACA
AM I WRONG?! •Completed
Teen Fiction[Tahap Revisi] Banyak cara untuk mengekspresikan luka, tetapi Naya memilih diam, bungkam-menyimpannya rapat-rapat agar tak satu orangpun mengetahuinya. Naya dingin dan tak tersentuh, gadis pertama yang membuat Putra tertarik untuk menaklukannya. Na...