Berita kedekatan Naya dan Putra sudah tersebar keseluruh penjuru sekolah. Eh ralat, maksudnya berita mengenai Putra yang mendekati Naya dan itu sukses membuat potek para hati para gadis SMA Antartika sampai mengeluarkan bunyi
Kretek kretek kretek
Naya merasa ketengan hidupnya sirna sudah mulai sekarang, Naya merasa ia sekarang harus Hati-hati karna bisa saja ia diserang oleh fans garis keras seorang Rajadin Putra Bachtera
Naya berjalan dikoridor lantai tiga. Seperti biasa, menatap lurus kedepan dengan sorot dingin tak perduli bisikan-bisikan nakal yang membicarakannya meski sudah terdengar jelas di telinganya
Didepannya, tiga orang siswi berjalan kearahnya dan menatapnya tajam, ia membalas menatap siswi itu dengan sorot dingin dan lebih tajam dari tiga siswi tersebut
Sebenarnya mereka tak layak disebut siswi, lebih layak disebut sebagai tante-tante karna seragamnya yang ketat, dua kancing teratas dibuka sehingga menunjukan sedikit belahan payudaranya, rok 10cm diatas lutut dan rambut di warna seperti ayam warna-warni
Mereka berhenti dua meter dihadapan Naya sambil bersedekap membuat Naya menghentikan langkahnya lalu menatap tiga dingin orang siswi yang ia ketahui namanya saputri, Natta, dan veve
Para murid berkerumun menyaksikan mereka, bisikan-bisikan mulai terdengar menduga-duga apa yang terjadi selanjutnya, karna tidak akan ada yang bebas begitu saja dari jeratan Queen Of Bullying
"Ternyata, selera Putra rendahan ya?" Natta bergantian menatap dua sahabatnya
Naya memutar bola matanya malas, ini yang ia takutkan. Bukan takut sebenarnya namun Naya hanya ingin hidup tenangnya dikembalikan karna kalau Naya diserang Naya akan serang balik tapi beda ceritanya kalo dikroyok
"Putra... Putra... Gak nyangka seleranya murahan, bagusan gue dimana-mana" Ujar Saputri lalu mereka bertiga lebih mendekat kearah Naya
Naya diam tak bergeming, bukan karna takut tapi Naya menantikan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya
"Hai bitch, pake pelet apa sampe Putra suka sama lo" Natta memutar mengelilingi Naya dengan gaya angkuhnya sedangkan saputri dan Veve hanya memperhatikan
Bisa dibilang, Natta itu terobsesi sama Putra
"Lo gak bisa jawab? Lo takut?" Ia berhenti dan berdiri dihadapan Naya membelakangi saputri dan veve yang bersedekap dada sambil tersenyum miring
"Apa emang bener kalo lo itu penggoda?" Tanya Natta lagi sambil tersenyum miring
Naya menyunggingkan senyum miring nya membuat ia terlihat mengerikan dimata para murid yang susah payah menelan salivanya melihat seulas senyum Naya, senyum miring lebih tepatnya
"Mirror huh?!" Jawabnya dengan pandangan dingin
"Lo berani ya sama gue?!" Natta mengepalkan tangannya disisi tubuhnya, Naya benar-benar memancing emosinya
tak ada senyum miring, tak ada ekspresi membuat Naya seperti mayat hidup dimata murid ditambah kulitnya yang putih pucat walau ia sudah memberikan sedikit lip blam dibibirnya
"Lo bukan Tuhan" Jawab Naya enteng
Natta mengeram
Plak
Tamparan itu mendarat mulus dipipi Naya, membuat bekas berupa telapak tangan dipipi putih pucat milik naya. Ia meringis namun ia harus tetap mempertahankan ekspresinya, yaitu tetap tenang
Para murid meringis, merasa geram dengan tingkah Natta yang semena-mena
"Itu buat lo yang berani lawan gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
AM I WRONG?! •Completed
Ficção Adolescente[Tahap Revisi] Banyak cara untuk mengekspresikan luka, tetapi Naya memilih diam, bungkam-menyimpannya rapat-rapat agar tak satu orangpun mengetahuinya. Naya dingin dan tak tersentuh, gadis pertama yang membuat Putra tertarik untuk menaklukannya. Na...