Naya masuk kerumahnya setelah memastikan Putra telah meninggalkan pekarangan rumahnya
Setelah kejadian 'gandengan' beberapa hari yang lalu membuat Putra setiap hari menjemputnya dirumah dan sepertinya membuat pak sapto memakan gaji buta, namun karna tak ada satpam maka tugas pak sapto beralih menjadi satpam
Naya membuka Pintu rumahnya setelah mengetuk tiga kali, namun begitu masuk ia tekejut dengan keberadaan seseorang diruang tamunya
Nafasnya memburu menandakan ia sedang menahan amarah, untuk apa orang itu datang ke rumahnya lagi?!
Naya sudah mengatakan, bahwa Naya membencinya. Meskipun Naya disebut anak durhaka, Naya akan tetap membenci Ayahnya
Ya, ayahnya. Antonio Blanco. Sedang duduk santai menyandar pada sofa sambil menonton TV dan memakan cemilan kesukaannya
Antonio yang menyadari kehadiran seseorang pun mendongak, ia menemukan Anaknya dengan muka memerah dekat pintu. Sedetik kemudian, ia tersenyum penuh arti sambil beranjak mendekati Naya
"Untuk apa anda kemari? Ini bukan tempat anda!" Ujar Naya dingin, ia berusaha bersikap tenang dengan menormalkan deru nafasnya
"Apa? Memangnya tidak boleh seorang ayah berkunjung pada anaknya?" Ujar Antonio sambil masih terus berjalan mendekatinya
Naya memalingkan wajahnya, kalau saja tidak ada norma keagamaan dan kesopanan pasti Naya sudah mengusir bahkan membunuh seseorang dihadapannya
"Duduk lah Fiza, apa kau tidak pegal berdiri?" Ujar Antonio berdiri dihadapannya sambil bersedekap dada
Lihatkan, bahkan antonio menganggap seolah ini adalah rumahnya
"Untuk apa anda kemari?" Ujar Naya tanpa menoleh kearah Antonio
Antonio tersenyum penuh arti, ini pertanyaan yang ia tunggu-tunggu
"Apa? Aku hanya ingin meminta uang sedikit padamu, Fiza" Sahut Antonio membuat Naya menoleh padanya, Naya menatap Antonio tajam
Bahkan dengan tidak tahu malunya Ayahnya meminta uang pada anak yang seharusnya ia beri
Bahkan dulu, Antonio tak pernah memberinya uang jajan. Ia sekolah, jajan dan seluruh biaya kehidupannya hasil dari toko kue ibunya yang dihadiahkan sebagai kado ulang tahun kakeknya
Antonio, tidak pernah memberinya dan ibunya uang sepeserpun. Karna Antonio hanya sibuk dengan para wanita jalangnya
"Apa kau tidak malu tuan Blanco? Kau meminta uang pada anakmu yang seharusnya kau beri, bahkan dengan tidak tahu malunya kau mendatangiku setelah mengusirku" Ujar Naya sarkastis sambil tersenyum miring
"Hey! Aku adalah ayahmu anak sialan!" Bentak Antonio sambil menampar Naya keras hingga tersungkur ke lantai
Ujung bibirnya mengeluarkan darah segar berwarna merah kental
Naya meringis, berusaha menahan sakit yang ada ditubuhnya. Tubuhnya serasa remuk, namun itu tidak berarti apa-apa dibanding luka dihatinya
Ini yang Naya Benci sekaligus yang Naya takutkan, Blanco mudah dikuasai amarah sehingga mudah bermain kasar termasuk pada anaknya sendiri
Air mata Naya jatuh kepipi mulusnya, hal ini terulang lagi dan Naya membencinya. Naya bangkit lalu menatap Antonio dengan air mata berderai, sesungguhnya ia tak mau Antonio melihat airmatanya, namun ia tak bisa menahan aliran bening itu untuk keluar
"Sekarang apa Ayah tidak malu? Ayah bahkan menampar darah daging Ayah sendiri! Fiza benci Ayah! Silahkan keluar dari rumah Fiza!" Teriak Naya diselingi air matanya
Biarlah ia menjadi anak durhaka, ia tak bisa menahannya lagi. Ia bukan Naya lemah yang dulu dan tidak bisa berbuat apa-apa
Antonio hendak menampar Naya kembali, namun melesat saat melihat Naya dibawa jauh dan didekap oleh seorang lelaki yang entah siapa
Naya mendongak, melihat seseorang yang mendekapnya. Pria itu, pria yang akhir-akhir ini mewarnai hidup Naya. Pria yang akhir-akhir ini membuat Naya merasa terlindungi
Pria itu, Putra. Putra yang sedang mendekapnya, melindunginya dari tamparan kuat Ayahnya.
Putra melepaskan dekapannya, lalu menatap tajam sosok pria paruh baya yang ada dihadapannya. Ia tidak peduli siapapun orang yang ada dihadapannya jika orang itu berpotensi menyakiti Naya
Antonio geram, geram pada orang ia mulai sekarang ia juluki sebagai pahlawan kesiangan
"Untuk apa kamu menyelamatkan anak tidak tahu diri ini! Dan siapa kamu? Jangan ikut campur urusan saya!" Makinya sambil menunjuk wajah Putra dengan jari telunjuknya
"Mau sampai kapan ayah menyiksa Fiza? Fiza bahkan tak pernah mendapatkan kasih sayang ayah. Ayah selalu menyakiti Fiza. Kenapa Ayah selalu menyakiti fiza? Kenapa ayah?! " Ujar Naya lirih, bahkan Putra yang hendak menjawab ucapan Antonio pun tidak melaksanakan tujuannya
Antonio diam tak menjawab, ia memalingkan wajahnya kearah lain sambil menahan amarahnya.
"KENAPA AYAH?!" Teriak Naya keras dihadapan antonio, antonio menoleh. Ia tak bisa menahannya lagi, ia harus mengatakan yang sejujurnya
"KARNA KAMU BUKAN ANAK SAYA DAN IVANA! KAMU HANYA ANAK PUNGUT YANG TAK TAHU DIRI!" Bentak Antonio membuat Naya mematung dengan pandangan kosong
Jadi, ini alasannya. Alasan mengapa Antonio tidak pernah memberikan kasih sayang untuknya
Ternyata, Naya bukan anak kandung Antonio dan Ivana. Miris sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
AM I WRONG?! •Completed
Teen Fiction[Tahap Revisi] Banyak cara untuk mengekspresikan luka, tetapi Naya memilih diam, bungkam-menyimpannya rapat-rapat agar tak satu orangpun mengetahuinya. Naya dingin dan tak tersentuh, gadis pertama yang membuat Putra tertarik untuk menaklukannya. Na...