good news

2.7K 125 3
                                    

"Aku harap kepingan-kepingan hati yang sudah hancur berkeping-keping ini segera menemukan perekat dan titik terangnya"
-Rajadin Putra Bachtera-

Putra melangkah gontai setelah turun dari mobilnya, rencana mengamati seluruh aktifitas Naya hari ini gagal karna mamanya menyuruh putra untuk pulang cepat

"Assalamu'alaikum" Putra mengucap salam ketika membuka pintu lalu segera menghempaskan dirinya disinggle sofa

Craletta a.k.a mama putra yang mendengar salam dari anak semata wayangnya itu tersenyum

"Aja, makan siang dulu sini sama mama" Ucapan lembut seorang wanita berumur 37 tahun itu membuat putra mendengus namun tak urung ia berdiri

Putra menghampiri mamanya yang sedang menata makanan diatas meja makan, putra mencium pipi mamanya singkat lalu duduk disalah satu kursi

"Ma, jangan panggil Putra pake sebutan itu" Ujarnya sambil mendengus, Craletta menoleh lalu duduk disalah satu kursi

"Kamu makan dulu, ada yang mama mau bicarain" Ujar Craletta tak menghiraukan ucapan putra. Putra mendengus kesal kemudian ia mengangguk menyetujui

Mereka makan dalam diam, hanya ada dentingan sendok dan garpu yang mengisi keheningan. Putra sendiri makan sambil berkecamuk dengan pikirannya yang bercabang

Putra meminum air bening dihadapannya tanda bahwa ia telah selesai makan bersamaan dengan Craletta yang sedang meminum air bening dihadapannya

"Mama mau ngomong apa?" Ujar putra menatap mamanya mengintimidasi

"Abang sekolahnya gimana?" Tanya letta mengabaikan pertanyaan putra tadi

"Baik-baik aja ma, cepetan kasih tau. Mama bikin putra kepo. Oh iya, Nathan mana" Ujar putra sambil mengedarkan pandangannya mencari adiknya

"Oh, Nathan ada kelas tambahan katanya" Ujar Letta sambil tersenyum hangat

"Mama mau ngomong apa?" Tanya putra lagi, tingkat ke-kepoannnya sudah mencapai level dunia

"Mama dapet petunjuk tentang Yara" Gumam Letta lembut

Deg!

Yara? Yara masih hidup? Yara kembali? Tapi itu hanya sebuah kemungkinan kecil namun Putra tetap bahagia karna sahabat manjanya itu akan kembali kepadanya

"Ya, semoga" Batinnya lirih

Craletta yang menyadari perubahan raut wajah putranya hanya tersenyum lembut.

"Abang doain aja supaya Yara cepet ketemu. Kita juga udah nemenin Fariz" Netra Putra membulat

"F-FARIZ?!" Putra tersenyum bahagia, setidaknya ia dapat petunjuk sekarang. Setidaknya penantian nya terbayarkan, setidaknya Fariz sudah ketemu dan sekarang tinggal yara yang akan dicari dan setidaknya-setidaknya lainnya masih banyak dalam benak putra

"Iya, mama mau ketemu Fariz kamu mau ikut?" Putra mengangguk cepat namun setelahnya ia seperti melupakan sesuatu

"Ma, nama panjangnya Yara siapa ya?" Tanya Putra membuat Letta terkikik geli

"Jadi selama ini kamu gak tau" Masih dengan tawanya sementara putra hanya menggeleng polos

"Keeyara Aubertha Hedrsyon" Putra hanya mengangguk-angguk tanda mengerti

"Kalo Fariz?!" Tanya putra sekali lagi membuat leta memutar bola matanya malas

"Marcello Farizayn Hedrsyon" Putra lagi-lagi mengangguk. "Ma, kalo mau ketemu Fariz panggil putra ya, putra ngantuk" Letta mengangguk tak lama kemudian putra berdiri lalu mencium pipi mamanya kemudian melenggang pergi menuju kamarnya

Sedangkan Letta hanya tersenyum memandangi Putranya. Setelah persepsi lamanya kini ia mengubah persepsinya

Dulu, ia yakin bahwa Yara dan Fariz pasti sudah meninggal namun karna kejadian beberapa hari yang lalu membuatnya yakin bahwa Yara masih hidup, juga Fariz tentunya

Dan Letta yakin bahwa Yara pasti akan ketemu, Pasti!

[I AM I WRONG?!]

Putra melangkahkan kakinya menuju kamarnya, senyum lima jari tak pernah hilang dari wajahnya sejak mendengar penuturan mamanya tadi

Tanpa melepas seragamnya putra berbaring diatas king sizenya beberapa menit kemudian mulai tertidur

[I AM I WRONG?!]

Bocah laki-laki itu berlari menuju benteng tinggi dihadapannya, suara isikan semakin terdengar ketika ia melangkahkan kakinya mendekati benteng tersebut

Isakan yang kian terdengar semakin pilu membuatnya merasa bahwa di dalamnya adalah seorang gadis yang merasa bahwa ia sendirian

"Hei, kamu jangan nangis. Aku disini! Pasti aku keluarin kamu dari sana" Bocah laki-laki itu berteriak nyaring hingga menembus dinding kokoh tersebut

"Pergi kamu" Pekikan histeris perempuan membuatnya tergelonjak kaget namun sesaat kemudian ia tak menghiraukan teriakan itu

"Disana gelap ya? Nanti aku yang bakal terangin dunia kamu" Teriak bocah laki-laki itu kemudian ia terkikik geli

"Pergi kamu! Aku gak percaya sama kamu! Gak percaya!" Tangis gadis itu semakin histeris dan semakin terdengar pilu

"Kamu harus percaya sama aku, aku bakal bebasin kamu dari dinding ini. Aku bakal kasih cahaya aku buat kamu, aku bakalan bawa kamu dari kegelapan itu" Teriak bocah laki-laki itu dengan nafas menggebu-gebu

"Kamu janji?" Teriakan dari dalam itu membuat senyumnya mengembang. Tangis sudah berhenti, hanya suara sesenggukan yang ia dengar mengharapkan balasan atas gadis tadi ucapkan padanya

Ia tersenyum lagi kemudian kembali Berteriak "Iya, aku janji!"

Putra duduk dengan nafas terengah-engah, ia menyeka buliran keringat dingain yang menetes dipelipisnya. Matanya kembali menerawang ke mimpi tadi

Putra merasa mimpi itu benar-benar nyata, lantas siapa perempuan kecil yang akan ia selamatkan itu?

Putra menggeleng pelan, itu hanya mimpi, itu hanya bunga tidur, pikir putra.

Suara ketukan pintu menyadarkannya, lantas putra menoleh kearah pintu yang sudah dibuka oleh mamanya

"Put, cepet siap-siap kita mau ketemu Fariz, papa udah pulang dari kantor tadi" Putra mengangguk lesu kemudian melangkah menuju kamar mandi

Dahi letta berkerut memandang pintu toilet kamar putranya, tadi siang putra masih dengan senyuman lima jarinya, dan sekarang? Putra nampak lesu

Letta menggeleng mungkin itu hanya fikiran nya saja, mungkin itu hanya efek bangun tidur putra saja

Letta lalu melenggang keluar dari kamar putranya meninggalkan putra yang masih sibuk dengan gemercik air dingin yang ia harap bisa menenangkan sedikit fikiran nya tentang Yara

[I AM I WRONG?]

HAI, JANGAN LUPA VOTE AND COMENT!
JANGAN LUPA BINTANGNYA WOI BINTANG!

AM I WRONG?! •CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang