06

241 29 2
                                    

Setelah hari itu, chanyeol tak ada henti-hentinya mengajakku pergi. Ingin sekali aku menolaknya. Namun sering kali ia berhasil membawaku pergi

Saat ini kami berada di kafe dekat rumah

“aku pamit ke toilet sebentar” ia menyuruhku untuk menggunakan bahasa yang lebih santai. Dan aku hanya bisa mengubah bahasaku sedikit

Aku mencuci mulutku dan mencuci tanganku. Tiba tiba aku didorong masuk ke bilik toilet dengan kasar oleh seorang laki laki bertubuh besar

“Berikan uangmu, nona!”

“SAYA TAHU ANDA ORANG KAYA, BERIKAN UANGMU ATAU ANDA AKAN BERAKHIR DISINI”

Aku hanya bisa membungkam dan tubuhku bergetar hebat

“HITUNGAN KETIGA!”

mati aku.

“SATU”

“DUA”

“TIGA!” aku hanya bisa menutup mata sembari menunggu pisau yang ia genggam menancap ke perutku

Namun, yang terjadi berikutnya adalah

BUKH

Chanyeol menarik laki laki itu dan memberikan pukulan keras di rahang laki laki itu

“Jangan sentuh dia, bajinggan!”

Bajingan, yeol. Ucapku dalam hati membenarkan katanya

“PERGI!” teriak chanyeol

Laki-laki itu segera pergi meninggalkan kami

“ada yang luka?” tanya chanyeol sambil mengecek sekujur tubuhku

“tidak. Terimakasih” jawabku dengan suara yang sedikit bergetar

Takku sangka, chanyeol berani memelukku

“aku antar pulang”

Kepulanganku disambut oleh ibu di teras rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepulanganku disambut oleh ibu di teras rumah

“sayang, apa kamu baik baik saja?” tanya ibu dengan cemas

“aku tidak apa apa, bu”

“ibu tidak bisa tenang daritadi, nak. Firasat ibu menggambarkan sesuatu yang buruk akan terjadi”

“memang sudah terjadi, bu”

“ayo masuk, ibu buatkan teh manis. Chanyeol juga”

“tidak usah, bu. Chanyeol ada urusan habis ini”

“ah benarkah? Sayang sekali. Apa perlu lay antarkan?”

“tidak perlu, bu. Terimakasih. Chanyeol pamit” chanyeol lalu pergi

Mereka berdua tidak sadar kalau sedaritadi chanyeol diam diam membaca pesan dari seseorang. Kecuali ia yang memperhatikan gerak gerik chanyeol dari kejauhan

Aku menceritakan semua kejadian hari ini dengan lengkap kepada ibu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menceritakan semua kejadian hari ini dengan lengkap kepada ibu

“benarkah? Berani sekali laki laki itu, nak. Apa kamu terluka?”

“tidak, bu”

“sepertinya ibu harus melaporkan ini kepada polisi”

“jangan, bu”

“ada apa?” tanya ayah dari belakangku

“anakmu dipalak”

“loh, bagaimana bisa?”

“ibuu, aku malas menjelaskannya lagi”

“makanya ayah jangan tidur mulu kerjaannya!” teriak ibu sambil menjewer ayah

“aduh aduh, sakit yang”

“APELO YANG YANG YANG YANG?!”

Aku dan ayah sama sama membuka mulut dengan lebar saat mendengar tata bahasa ibu yang terdengar sangat kekinian

“Ibu tahu darimana bahasa itu?”

“cucu teman ibu”

“astaga” aku dan ayah sama sama menepuk jidat

“permisi”

Kami menoleh ke sumber suara

“eh, lay. Ada apa?”

“ada yang perlu saya laporkan pada nona”

“ah..begitu. Baiklah, pastikan ia pulang dengan selamat, lay”

“sudah menjadi tugas saya, nyonya”

Aku menatap kak lay dengan tatapan bingung. Memangnya apa yang harus dilaporkan?

Bùyào wèn tài duō
(Jangan banyak bertanya)

Kak lay menggunakan bahasa yang hanya dimengerti olehku dan dia tentunya. Ayah dan ibuku tidak mengerti bahasa china

Unpredictable You [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang