16

197 22 0
                                    

Jakarta

“IBUUUUUU” aku melempar asal barang bawaanku setelah melihat ibu dan membiarkan para pelayan yang merapihkannya. Aku berlari sekencang mungkin dan memeluk ibu.

“Ibuu, apa kabar?”

“Baik kabarnya. Kyra bagaimana?”

“Baik bu.”

Ibu mengusap kepalaku

“Ibu pasti kesepian disini. Maafkan kyra bu, karena telah memasukkan ayah ke penjara.”

“Penjahat seperti ayahmu pantas mendapatkan hukuman, nak. Hukuman di bumi maupun di alam baka.”

“Hus ibu. Jangan berbicara seperti itu.”

“Iya iya. Pergilah ke kamarmu untuk istirahat, ibu sendiri yang sudah merapihkannya.”

“Terimakasih, bu.”

Setelah merapihkan barang-barangku, aku tukar baju lalu turun kebawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah merapihkan barang-barangku, aku tukar baju lalu turun kebawah.

“Mau kemana, kyra? Sudah malam loh ini.”

“Mau ke supermarket, bu. Beli pembalut.”

“Oh, gitu. Baiklah, cepat pulang.”

Akupun keluar rumah. Namun, saat aku membuka pintu..







Aku melihat seseorang yang sangat kurindukan.








Dalam jangka waktu yang panjang, menunggu kabarnya.







7 tahun tak kunjung bertemu.













Dan sekarang ia berdiri di hadapanku.












Park chanyeol.














Park chanyeol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









“C-chanyeol..”

Chanyeol tiba-tiba memelukku erat seolah-olah aku akan pergi lama.

“Kyra, maaf.” Ia terisak.

“Aku lelaki bodoh yang telah memanfaatkanmu, maaf. Maaf, kyra. Maaf..” Suara tangisannya semakin terdengar keras di sampingku.

“Aku benci pada d-diriku sendiri, kyra. Aku terobsesi dengan ketenaran. Hi-hingga aku menyakiti perempuan sepertimu.”

“A-aku tidak berharap apa-apa darimu. Aku d-datang kesini seusai k-keluar dari p-p-penjara. A-aku hanya ingin minta maaf.”

“Park Chanyeol. Apa kamu tahu alasan aku memasukkanmu ke penjara?”

“Bukan karena aku membencimu. Tapi, karena aku ingin memberimu pelajaran. Aku ingin kamu jera.”
































“Chanyeol, aku sayang kamu.”

Chanyeol terdiam untuk beberapa saat. Aku yakin ia terkejut.

“Aku sayang kamu, kyra. Sangat sangat sayang. Terimakasih dan maaf.”




























“Ada yang lagi berbaikan nih?”

Chanyeol sontak melepaskan pelukannya saat tahu itu ibu.

“Nyo—”

“—panggil ibu, chanyeol.”

“I-iya, bu.”

“Kyra tidak jadi beli pembalutnya?”

“Ih ibu! Jangan sebut di depan chanyeol dong!”

“Nak chanyeol, tolong antarkan kyra beli pembalut ya?”

“Siap bu! Laksanakan!”

“IBUUUUUUUU” Teriakku dengan pipi yang sudah lebih merah dari tomat.

Unpredictable You [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang