24

186 16 0
                                    

Sebulan kemudian

Sesuai janji chanyeol, hari ini kami mengunjungi makam wendy. Dan sekarang, dapat kulihat muka wendy yang sedang tersenyum cerah di dalam bingkai. Kuakui, ia cantik.

“Son Wendy, kuharap kamu sudah tenang disana. Maaf karena telah menempatimu di penjara seumur hidup. Semoga kamu terlahir lagi di alam yang berbahagia.”

“Sudah?”

“Sudah. Ayo mampir ke restoran cepat saji sebelum pulang.”

“Kira-kira, wendy membenciku tidak, ya?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kira-kira, wendy membenciku tidak, ya?”

“Entah. Kalau pikirannya jernih, seharusnya tidak. Ia seharusnya menyadari kesalahannya.”

“Tapi bukankah tidak adil baginya? Emm aku dikatakan merebut seseorang yang ia cintai. Sedangkan ia jauh lebih membutuhkannya daripada aku?”

“Doakan saja ia mendapatkan keadilan di atas sana. Sudah, fokus dulu pada makanan—”

“—ra?”




“Eh kamu?!”










“Haii!! Apa kabar?” Taehyung mengulurkan tangannya dan kubalas salamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Haii!! Apa kabar?” Taehyung mengulurkan tangannya dan kubalas salamnya.

“Baik! Kamu gimana?”

“Baik juga hehe. Eh, ini siapa? Pacar?” Tanyanya saat menyadari kehadiran chanyeol.

“Saya Park Chanyeol. Suaminya Kyra.” Ujar Chanyeol dengan senyum yang dipaksakan.

Ciee cemburu ya kamu <( ̄︶ ̄)>

“A-ah, saya Kim Taehyung. Mantannya kyra.” Ledek taehyung.

“Tae?”

“Eh, rum. Kenalin nih, Kyra, emm—”

“Ohhh mantanmu, ya? Haii kyra! Aku Harumi. Panggil saja rumi. Aku tunangannya taehyung. Senang bertemu denganmu!” ucap rumi dengan hebohnya juga dengan aksen yang sedikit aneh karena ia sepertinya bukan sepenuhnya berdarah Indonesia.

“Senang bertemu denganmu juga, rumi. Kamu jepang, ya?”

“Hehehe.. mamaku orang Jepang, ayahku orang Indonesia.”

“Owalahh, pantas cantik.”

“Mau makan bersama?” tawar chanyeol.

“Ah tidak usah, terimakasih. Nanti menganggu, toh kami juga hanya bungkus.” tolak taehyung secara halus.

“Oh begitu, yasudah deh.”

“Kami pergi dulu yaa. Byeee

Setelah mereka pergi, chanyeol mendekatkan dirinya padaku.

“Itu mantanmu yang kamu ceritain ke aku kan?”

“Iya, dia orangnya.”

“Ternyata aku masih lebih tampan.”

“Percaya dirimu tinggi sekali, Park Chanyeol.”

Sepulangnya dari restoran cepat saji, aku tidak ada hentinya bolak-balik toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulangnya dari restoran cepat saji, aku tidak ada hentinya bolak-balik toilet. Aku tidak bisa berhenti muntah. Dan juga disertai oleh sakit kepala hebat. Aku menduga ini keracunan makanan. Karena tadi rasa ayamnya pun memang tidak begitu enak.

“Yang, kita ke dokter aja deh yuk. Kamu mau sampai kapan begitu terus?”

“Tidak usah, tolong buatkan aku teh manis saja.”

Chanyeolpun keluar dan tak lama kemudian kembali lagi dengan segelas teh manis.

“Di minum dulu hayu..”

Aku meminumnya dengan perlahan-lahan karena masih panas. Tetapi, nihil. Aku kembali memuntahkan teh tersebut.

“Tidak beres, ayo siap-siap kita ke rumah sakit.”

“Yeol, aku lemas..”

Tanpa aba-aba chanyeol menggendongku ala bridal style dan meletakkanku di kursi mobil. Lalu ia masuk lagi ke dalam rumah dan kembali dengan selimut dan juga bantal. Ia merapihkan posisiku juga menyelimutiku.

“Tidur saja, kalau sudah sampai, aku bangunin.”

“Iya..”

Unpredictable You [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang