"Should i set you up with someone?" Seungyoun bertanya pada Hangyul saat mereka memasuki kelas bersama. Hangyul yang sedang menyesap susu cokelat kesukaannya, langsung tersedak. Ia memberikan tatapan mengancam pada Seungyoun, namun Seungyoun tak acuh.
"Sampai kapan? Aku tersiksa melihatmu seperti ini."
"Seperti apa maksudmu?" tukas Hangyul sedikit kesal.
"Sendirian. Kesepian," ucap Seungyoun asal seraya duduk di kursinya. Hangyul menarik nafas, berusaha sedaya upaya untuk tidak memukul kepala sahabatnya itu. Dengan dingin ia menjawab, "Sendiri bukan berarti aku kesepian."
Seungyeon mengendikkan bahunya. "Hangyul-ah, kau adalah sahabatku. Aku tahu persis perasaanmu. Apalagi akhir - akhir ini kau semakin menutup diri dan jarang lagi untuk bersosialisi. Aku tidak suka melihatnya. Come on. Just let me. Aku kenal beberapa junior yang cantik dan baik hati. Atau kau mau senior? Boleh! Serahkan saja padaku!"
Hangyul tidak mau menyia-nyiakan waktunya untuk menjawab. Hangyul hanya menggelengkan kepala dan diam, itu sudah cukup untuk membuat Seungyoun paham kalau Hangyul benar - benar tidak ingin dipaksa.
"Baiklah kalau kau tidak mau. Tapi, kau tidak bisa terus - terusan begini. Kau butuh seseorang yang bisa menceriakan harimu. Buka lah hatimu sedikit."
"Seungyoun, kau tahu benar kenapa aku tidak ingin berurusan dengan cinta saat ini." Hangyul bergumam pelan.
Kali ini, giliran Seungyoun yang terdiam. Ya, ia tahu betul kenapa Hangyul susah untuk membuka hatinya.
Hangyul adalah seorang anak angkat di keluarganya. Saat ia kecil, ia dititipkan ke panti asuhan oleh orang tua kandungnya. Sedari kecil Hangyul sudah bertanya - tanya, mengapa ia ditinggalkan? Mengapa ia ditelantarkan? Apakah semudah itu untuk meninggalkannya? Hal itu membuatnya mempunyai ketakutan untuk dekat dengan seseorang, apalagi membuka hatinya untuk seorang perempuan. Ia tidak siap untuk terluka lagi. Ia tidak ingin ditinggalkan lagi.
Hangyul takut, namun bukan berarti ia tak ingin. Terkadang, melihat kawan - kawannya yang nampak bahagia bersama pasangan masing - masing membuatnya iri. Tapi ia yakin, bahwa suatu saat nanti ia akan menemukan seseorang yang mampu menulusup ke dalam hatinya dan untuk perempuan itu, ia akan rela untuk terluka.
***
Danee merutuki dirinya sendiri. Kali ini ia lupa untuk membawa payung lagi, padahal sudah berkali - kali ia mengingatkan dirinya untuk membawa payung karena ramalan cuaca menyebutkan bahwa minggu - minggu ini, hujan deras akan melanda Seoul.
"Ya pabo! Kenapa kau pikun sekali sih? Sekarang lihat, kau malah terjebak hujan disini! Kau bahkan tidak membawa jaket. Rasakan!" Dumel Danee dalam hati. Hawa dingin mulai menusuk tulang. Angin yang bertiup kencang membuat rambutnya berantakan. Tadi pagi, cuaca cukup panas sehingga Danee memutuskan untuk memakai pakaian ala musim panas yang agak terbuka walaupun tidak biasanya Danee memakai pakaian yang seperti itu.
Danee jarang menggunakan rok dan baju - baju yang feminin, namun lagi - lagi ia teringat bahwa Wooseok sangat menyukai perempuan yang memakai rok karena terlihat anggun. Oleh karena itu, hari ini Danee memutuskan untuk memakai rok. Namun rupanya keputusan itu malah membawa petaka baginya. Tidak cukup disitu, kesialan Danee bertambah saat air hujan yang tampias pada atap depan toko serbaguna yang sudah tutup, tempatnya berteduh malah membuatnya semakin lama semakin basah.
"Oh, bagus! Kenapa sial sekali aku hari ini? Aku pasti terlihat menyedihkan!" ujarnya dalam hati sambil memeluk tubuhnya sendiri yang sudah basah kuyub untuk menghangatkan.
Tiba - tiba seseorang lelaki bertubuh tinggi menghampiri Danee dan berdiri di sampingnya. Danee yang sedikit ketakutan karena didekati orang asing, menundukkan kepalanya dan memeluk tubuhnya semakin erat.
"Ini."
Lelaki itu melepaskan coat-nya dan memberikannya kepada Danee. Danee terkejut dan menatap lelaki itu dengan bingung. Melihat Danee yang hanya terdiam kaku, lelaki itu memakaikan coat-nya pada Danee dan memberikan Danee sebuah payung.
"Pulang lah," ujar lelaki itu sambil tersenyum.
Belum sempat Danee mengucapkan terima kasih, lelaki itu sudah kembali berlari pergi menerobos hujan, membiarkan pasukan tetesan hujan menerjang membasahi tubuhnya yang kini hanya memakai t-shirt hitam.
Masih tidak bisa berkata apa - apa karena terkejut, Danee menatap lelaki itu sampai menghilang di kejauhan. Ia memasukkan tangan ke dalam saku coat itu untuk menghangatkan tangannya, namun tangannya malah menemukan sesuatu. Sebuah gelang kayu dengan tulisan, "Lee Hangyul."
***
OKE GENGS, COBA BAYANGIN HANGYUL UJAN - UJANAN GITU DAN CUMA PAKE KAOS ITEM. BASAH - BASAH SEKSI GITU. MODYAR.
ok kalem gue kalem.
btw kalau kalian suka, jangan lupa vote dan komen ya! Kritik dan saran sangat aku alu-alukan! Makasih gengs!
KAMU SEDANG MEMBACA
Now You're Here [✔]
Fanfiction"Kita akan jatuh cinta kepada orang yang tidak kita sangka dan pada waktu yang tidak kita duga." Lee Hangyul dan Kim Danee. Dua insan yang memiliki luka batin yang sudah lama tidak bisa terobati. Pada suatu hari, mereka dipertemukan dalam situasi ti...