Separuh jalan pernah dilewati,
meski ada kecewa.
Aku yang dulu tak begitu lagi,
tak 'kan ku ulangi.
Jangan dulu engkau berpaling,
beriku kesempatan...- Adu Rayu (Glenn's part)
***
"Kim Wooseok....", bisik Danee lemah. Ia tak percaya akan apa yang dilihatnya sekarang. Apakah ini mimpi? Apakah ini hanya imajinasinya saja?
Danee mengerjapkan matanya beberapa kali, namun bayangan lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu tidak menghilang, justru terlihat semakin nyata.
"Danee-ya..." Suara yang selalu Danee rindukan kini terdengar langsung menyapa indra pendengarannya.
"Aku merindukanmu." bisik Wooseok pelan, merapatkan jarak antaranya dan Danee. Tangan kiri Wooseok merengkuh tubuh Danee yang hanya terdiam, sedangkan tangan kanannya membelai rambut gadis itu dengan sayang.
"Oppa... kamu kembali?"
Wooseok menganggukan kepalanya lalu menatap Danee yang pucat. "Kamu tidak terlihat baik. Kamu sakit?" tanya Wooseok, mengulurkan tangannya dan menyentuh dahi Danee sekilas. "Tidak demam, tapi memang udara malam ini terasa dingin. Lebih baik kita masuk sebelum kamu benar - benar sakit."
Dibimbingnya Danee untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Wooseok beranjak ke dapur, lalu tidak lama kemudian muncul kembali seraya membawa secangkir teh hangat untuk Danee. "Minumlah. Kamu nampak pucat."
Danee menyeruput teh hangat buatan mantan kekasihnya itu. Rasanya yang benar - benar sama membuatnya bernostalgia. Dahulu, Wooseok memang sering membuatkannya teh hangat. Wooseok akan masuk ke dapurnya seolah ialah sang pemilik rumah dan menyediakan teh hangat untuk Danee. Wooseok sendiri akan membuat secangkir kopi untuk dirinya.
"Ah, seperti hari - hari dahulu, bukan?" ujar Wooseok sembari membelai pipi Danee. "Tapi bedanya, kamu justru semakin cantik."
Tangan hangat Wooseok yang menyentuh pipi Danee membuat Danee sedikit tidak nyaman. Danee mengalihkan wajahnya, pura - pura terbatuk.
"Danee-ya... maaf aku datang secara mendadak seperti ini. Aku baru saja sampai Seoul petang tadi. Setelah beristirahat sebentar, aku langsung datang ke rumahmu. Aku tidak bisa menahannya lagi dan menunggu sampai besok. Aku sangat merindukanmu."
Danee bertanya lirih, "Kenapa, Oppa? Kenapa Oppa kembali ke Seoul?"
Wooseok tersenyum ketika mendengar pertanyaan Danee. "Aku sedang libur semester selama 1 bulan, oleh karena itu aku kembali. Tidak kah kamu senang karena melihatku?"
Senang? Haruskah Danee merasa senang ketika mantan kekasih yang hampir berhasil ia lupakan kini tiba - tiba menunjukan batang hidungnya lagi? Haruskah Danee senang ketika seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya, kembali lagi?
Danee tersenyum tipis. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. "Tentu aku senang, Oppa. Aku juga merindukanmu."
Wooseok tersenyum lebar. Diraihnya tangan Danee, lalu digenggamnya erat.
"Danee-ya... Maafkan aku yang meninggalkanmu dengan kejam. Jujur, aku sangat tersiksa dengan jarak diantara kita. Aku tidak mau melihatmu tersiksa juga, oleh karena itu aku memutuskanmu. Aku masih menyayangimu, masih mencintaimu. Kamu juga masih menyayangiku bukan?"
Jantung Danee berdetak dengan sangat laju ketika mendengar Wooseok masih mencintainya. Ia pikir, Wooseok sekarang sudah melupakannya.
Bukannya menjawab Wooseok, Danee malah bertanya, "Oppa... dulu kamu bilang, aku akan menemukan seseorang yang akan lebih bisa membahagiakanku daripada kamu kan?"
Senyum Wooseok seketika lenyap. Ia mengangguk pelan. "Ya, dulu aku pikir begitu. Sayangnya, aku yang tidak bisa menemukan wanita yang bisa membahagiakanku lebih daripada kamu. Hm... apakah kamu sudah menemukan seseorang itu?"
Keheningan menyelimuti mereka. Dengan ragu - ragu, Danee mengangguk. Pikirannya melayang pada Lee Hangyul.
Wooseok menelan ludah.
"Danee, aku tahu aku salah. Tidak seharusnya aku menyerah akan hubungan kita. Aku sangat menyesal. Berbulan - bulan aku lalui, dan tidak seharipun aku tidak merindukanmu. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana tanpamu. Aku sadar, tidak seharusnya aku mengatakan semua yang pernah aku katakan. Kenyataannya adalah... aku sangat mencintaimu. Bolehkah aku meminta kesempatan kedua?"
Ditatapnya Danee lekat - lekat, mencoba membuat Danee mengerti akan perasaannya. Danee menemukan kejujuran dan sebuah penyesalan terefleksi dalam mata coklat Wooseok, namun hatinya terasa sakit. Bagaimana dengan Hangyul?
Beberapa bulan belakangan ini, hidupnya benar - benar berubah karena Hangyul. Danee yang tadinya selalu menangis dan bersedih karena ditinggal Wooseok, akhirnya sanggup kembali tertawa karena tingkah konyol Hangyul yang seperti anak kecil. Namun, Hangyul memang berbeda dari Wooseok. Wooseok yang dewasa dan selalu menjaganya dengan perhatian penuh, membuatnya merasa nyaman dan akan baik - baik saja. Hangyul tidak begitu. Hangyul membuatnya merasakan serunya petualangan yang tidak pasti dan mendebarkan. Membuat hari - hari terasa menyenangkan.
Baru saja ia berencana untuk membuka hatinya dan menerima Hangyul masuk ke dalam hidupnya, namun malam ini, Wooseok datang dan meminta kesempatan sekali lagi. Danee menelan ludah. Tidak tau harus berkata apa.
Keheningan yang canggung akhirnya dipecahkan ketika Wooseok membuka suara, "Baiklah, tidak usah kamu jawab sekarang. Kamu pikirkan saja dulu. Aku akan menunggumu. Sekarang, istirahatlah. Besok aku akan datang kembali."
Wooseok mengecup kening Danee, lalu beranjak keluar dan menutup pintu, meninggalkan Danee dengan berjuta rasa yang menolak untuk diajak bekerja sama.
***
WAYULOOOO WOOSEOK DATENG LAGI. Kalau kalian jadi Danee, kalian bakal gimana? Milih cinta lama yang pernah membuat bahagia, atau malah memilih memberikan kesempatan untuk cinta yang baru? Komen gengs! Kalian #TeamCintaLama atau #TeamCintaBaru ? 😂😂😂
Kalo aku sih, kayaknya sih kayaknya yaaaa #TeamCintaLama deh 😆 Karena memulai dengan yang baru itu ga mudah, lho! Kalau dengan yang lama, kita sudah saling paham pribadi masing - masing gimana, iya gak? Atau kalian ga setuju? Luahkan aja di ruang komen, gengs!
Oiya makasih ya udah mau baca, vote dan komen kalian berarti banget buat aku! Much love❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Now You're Here [✔]
Fanfiction"Kita akan jatuh cinta kepada orang yang tidak kita sangka dan pada waktu yang tidak kita duga." Lee Hangyul dan Kim Danee. Dua insan yang memiliki luka batin yang sudah lama tidak bisa terobati. Pada suatu hari, mereka dipertemukan dalam situasi ti...