Love in The Air

36 6 0
                                    

"Wise man said, only fools rush in. But i can't help falling in love with you..."

Suara unik Hangyul disertai iringan gitar yang bersatu padu terdengar merdu memenuhi kamarnya pagi itu. Saking asyiknya bermain gitar dan bernyanyi, ia tidak menyadari bahwa ibunya sudah berada di kamarnya sedari tadi dan menatapnya heran.

"Aigoo... tumben sekali anak Eomma sudah bangun!" ujar Eomma, membuat Hangyul langsung menghentikan permainan gitarnya dan tersenyum. Biasanya saat weekends, Hangyul memang akan tidur sampai tengah hari sebagai balas dendam atas tidurnya yang tidak cukup hari - hari sebelumnya.

"Selamat pagi, Eomma! Eomma cantik sekali hari ini." Hangyul merayu ibunya seraya menaikturunkan alisnya. Ibunya hanya tertawa dan duduk di sebelah Hangyul, mengacak - acak rambut anak angkatnya itu dengan gemas. Hangyul memang bukan anak kandungnya, namun adalah anak yang diadopsinya dari panti asuhan. Akan tetapi, ia mencintai Hangyul layaknya anak sendiri. Hangyul pun juga begitu. Hangyul begitu menyayangi ibu angkatnya itu, bahkan terkadang ia lupa bahwa tidak ada ikatan darah sama sekali di antara mereka. Yang ada hanyalah ikatan batin yang sungguh kuat antara satu sama lain. Contohnya seperti sekarang. Ibunya menyadari bahwa Hangyul agak berubah akhir - akhir ini. Terutama pagi ini. Wajah Hangyul nampak lebih berseri - seri daripada biasanya.

"Anak Eomma terlihat bahagia sekali hari ini. Ada apa?" Tanya Eomma penasaran.

Ditanya seperti itu, Hangyul tersenyum lebar. "Iya, Eomma. Aku bahagia sekali. Danee juga menyukaiku."

"Mwo? Kau sedang menyukai seorang gadis?" Nada terkejut terdengar jelas dari mulut Eomma. Selama Hangyul berada dibawah asuhannya, tidak pernah sekali pun Hangyul membicarakan seorang gadis yang ia sukai. Setiap kali Eomma mengungkit - ungkit tentang perasaannya yang menginginkan Hangyul mempunyai pasangan, Hangyul pasti hanya terdiam dan mengendikkan bahu seolah tidak peduli. Oleh karena itu, Eomma berhenti membicarakan tentang pasangan karena tidak mau Hangyul terganggu oleh hal itu. Pagi ini, Hangyul terlihat bahagia dan mengatakan bahwa ia menyukai seorang gadis. Tentu saja hal itu membuat Eomma sangat kaget.

"Ya, Eomma. Kim Danee namanya. Ia cantik, seperti Eomma. Namun yang lebih Hangyul sukai adalah sifat dan sikapnya. Ia sangat baik dan perhatian, Eomma. Ia juga lucu dan unik. Benar - benar gadis yang aneh, namun entah kenapa, Hangyul sangat suka." cerita Hangyul pada ibunya.

"Eomma senang melihatmu bahagia begini. Lalu, apakah kau menjalin hubungan dengan Danee?" tanya Eomma lagi. Kali ini, Hangyul menggeleng sedih, "Belum, Eomma."

"Belum?"

"Iya, belum. Tapi akan. Siapa sih yang tidak akan jatuh cinta pada anak Eomma yang tampan ini?" ujar Hangyul dengan penuh percaya diri. Eomma terkekeh dan menimpali, "Tentu saja! Gadis mana yang tidak akan jatuh hati pada anak Eomma yang satu ini?" Eomma mencubit pipi Hangyul dengan gemas. "Tapi sekarang, lebih baik kita sarapan supaya anak Eomma ini semakin tampan." Ujar Eomma lalu bangkit dari kasur dan bergegas keluar kamar, menuju ruang makan. Hangyul tertawa. Ia segera meletakkan gitarnya di atas tempat tidur lalu beranjak menyusul ibunya dan merangkulnya dengan manja.

***

Shannon tersenyum melihat Danee merias dirinya sendiri. Pasalnya, jarang sekali Danee mau repot - repot untuk memakai make up, kecuali waktu ia masih bersama Wooseok. Melihat Danee yang kembali peduli pada penampilannya, Shannon yakin sekali bahwa Danee sudah mulai membuka hatinya untuk Hangyul.

"Hei, boleh kah aku ikut bertemu Hangyul?" tanya Shannon. Danee menoleh, menatap sahabatnya itu dengan bingung.

"Tentu saja. Kenapa tidak?"

Now You're Here [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang