Hangyul duduk di balkon apartemennya, menatap kejauhan. Hamparan lampu gemerlap kota memang sangat indah jika disaksikan dari balkon itu. Hiruk pikuk khas kota tidak lagi terlihat dari tempat Hangyul berdiri, walaupun masih terdengar suara kendaraan yang menekan klakson dimana - mana.
Hangyul mengalihkan pandangannya ke atas langit. Kebalikan dengan apa yang barusan ditatapnya, langit terlihat sangat kosong. Bulan tidak nampak batang hidungnya dan bintang malu - malu bersembunyi di balik awan. Langit malam itu nampak hampa, kabar baiknya, hati Hangyul sudah berhenti merasa hampa saat ia mengenal Kim Danee.
Kim Danee. Gadis itu menarik. Sudah dua minggu lebih ia kenal dengan Danee, namun tiap harinya tetap saja Hangyul menemukan hal yang unik dari Danee. Semenjak kejadian Danee menangis dalam pelukannya 2 minggu yang lalu, tiap harinya mereka tidak pernah putus kontak. Mereka bahkan selalu menyempatkan bertemu walaupun hanya sebentar. Entah itu Hangyul yang datang ke rumah Danee untuk memastikan gadis itu baik - baik saja atau Danee yang menunggu di depan gang rumah Hangyul untuk memberinya makanan yang sudah ia masak khusus untuk Hangyul. Ini semua terjadi begitu cepat dan begitu mudah. Mereka seperti dua orang yang sudah mengenal sejak lama. Obrolan mereka nyambung, selera humor mereka sama, dan begitu banyak kesamaan yang mereka temukan. Mereka seperti dua belahan jiwa yang telah lama hilang dan baru dipertemukan kembali.
Hangyul tersenyum tipis ketika mengingat Danee. Gadis itu tadinya canggung padanya, namun setelah itu Danee mulai terbuka dan menjadi dirinya sendiri. Ternyata Danee adalah gadis yang cukup bawel dan ceria. Ia juga lucu dan pintar. Soal penampilan, tidak usah diragukan lagi. Danee sangat cantik. Danee jarang menggunakan make up, tapi wajahnya yang segar tetap terlihat menarik.
Hangyul mendesah panjang, berusaha berhenti memikirkan Danee. Sayangnya, sepertinya itu mustahil. Semakin akrab mereka setiap harinya, semakin melekat pula bayangan Danee di benak Hangyul. Mungkin Danee lah wanita yang ditunggu - tunggunya. Mungkin Danee lah yang akan membuat Hangyul rela terluka demi melihat Danee baik - baik saja.
***
Seungyoun menatap Hangyul dengan tatapan menyelidik. Pasalnya, sedari tadi Hangyul berkelakuan aneh. Hangyul memang ramah, namun hari ini Hangyul menjadi ekstra ramah kepada penggemar - penggemarnya. Hangyul juga sedari tadi tidak menyesap susu stroberi seperti biasanya. Ia malah meminum susu rasa matcha yang seumur - umur, Seungyoun tidak pernah melihat Hangyul meminumnya. Makan siang yang dibelinya pun hampir tidak tersentuh karena Hangyul hanya asyik dengan handphone selama jam makan siang. Padahal, Hangyul paling tidak suka ketika ada orang yang makan sambil bermain HP. Jika Seungyoun tidak menegurnya dan mengatakan waktu makan siang akan segera habis, mungkin Hangyul bahkan tidak akan makan. Dan yang paling aneh... Hangyul yang biasanya sedikit serius di kelas karena ingin fokus belajar, kini malah beberapa kali tersenyum tipis dan terkekeh pelan. Mungkin orang lain tidak begitu melihat perbedaan pada diri Hangyul, tapi untuk Seungyoun yang sudah bersahabat dengannya semenjak sekolah dasar, Hangyul bagaikan orang lain hari itu. Sebenarnya kelakuan Hangyul sudah mulai aneh dari seminggu yang lalu, tapi makin lama kelakuannya semakin parah dan bukan seperti Hangyul yang biasanya.
Seusai kelas, Seungyoun menyeret Hangyul untuk naik ke rooftop, tempat mereka biasanya berbagi cerita.
"Kau kenapa?" Tanya Seungyoun to the point begitu mereka sampai di rooftop. Hangyul menaikkan sebelah alisnya bingung. "Kenapa apa?"
"Kau seperti kesurupan orang lain. Apa yang sudah terjadi?"
"Maksudmu?"
"Kau sedang menyukai seseorang ya?" Pertanyaan Seungyoun yang agak menuduh itu sukses membuat Hangyul langsung membulatkan matanya terbelalak. "Aku... Aku..." Hangyul tergagap - gagap menjawab pertanyaan Seungyoun, terkejut karena dituding begitu. Hangyul memang menyadari bahwa dirinya merasa lebih bahagia setelah bertemu dengan Danee, tapi belum pernah terlintas di benaknya bahwa ia menyukai Danee. Apakah begini rasanya menyukai seseorang?
Seungyoun terkekeh melihat Hangyul yang gelagapan. "Iya. Pasti iya. Siapa gadis yang sial karena disukai olehmu itu?" Tanya Seungyoun seraya duduk bersandar di dinding tepi rooftop. Hangyul ikut duduk disamping Seungyoun. "Namanya Kim Danee..." ujar Hangyul lirih.
"Nama yang indah. Ayo ceritakan tentang dia padaku. Bagaimana bisa kau kenal dengannya?"
Hangyul menatap langit yang berwarna biru cerah, mengenang saat pertama kali bertemu dengan Danee. Kala itu, hujan deras mengguyur Seoul.
Saat hujan, batin Hangyul. Hujan membawa berkah. Bagaimana aku tidak makin cinta hujan jika hujan sebaik ini padaku?
Bibir Hangyul pun mengukir senyuman.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Now You're Here [✔]
Fanfiction"Kita akan jatuh cinta kepada orang yang tidak kita sangka dan pada waktu yang tidak kita duga." Lee Hangyul dan Kim Danee. Dua insan yang memiliki luka batin yang sudah lama tidak bisa terobati. Pada suatu hari, mereka dipertemukan dalam situasi ti...