Langkah kaki Hangyul terhenti ketika melihat seorang lelaki keluar dari rumah Danee. Lelaki itu memakai hoodienya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
Siapa itu?, batin Hangyul bertanya. Danee tidak apa - apa kan?
Sebenarnya, alasan Hangyul kembali ke rumah Danee adalah karena payungnya tertinggal di teras rumah Danee. Hangyul memang sengaja meninggalkannya disitu supaya ia memiliki alasan untuk datang kembali ke rumah Danee, sekedar untuk memastikan keadaan Danee baik - baik saja. Hal itu ditambah dengan perasaan Hangyul yang merasa khawatir pada Danee, entah kenapa.
Lelaki yang baru saja keluar dari rumah Danee kini melangkah cepat ke arah Hangyul. Ketika melewati Hangyul, lelaki itu menoleh, membuat Hangyul dapat melihat wajahnya dengan jelas. Wajah yang begitu familiar dan sudah sering ia lihat di foto. Kim Wooseok. Tidak salah lagi.
"Kim Wooseok-ssi?" tanya Hangyul.
Wooseok langsung berhenti melangkah dan menatap Hangyul dengan heran.
"Nuguseyo?" balas Wooseok.
Hangyul tersenyum. "Lee Hangyul imnida. Teman Danee."
Raut wajah Wooseok yang kebingungan langsung berubah sedikit masam, namun ia tetap tersenyum. "Ah, Hangyul-ssi. Pasti kau kan yang menemani Danee ketika aku tidak ada? Terima kasih. Tapi sekarang, aku sudah kembali. Jadi aku harap, kau mengerti. Baiklah, aku pergi dulu."
Selepas berkata seperti itu, Wooseok langsung melanjutkan langkahnya dengan cepat, lalu menghilang ditelan gelapnya malam.
Hangyul kembali berjalan menuju rumah Danee. Dengan perlahan, dibukanya pagar rumah Danee namun begitu ia ingin mengetuk pintu, tangan Hangyul membeku. Terdengar suara tangis yang memilukan dari dalam rumah. Cukup lama Hangyul termenung di depan pintu, mendengarkan tangis Danee yang tak kunjung mereda.
Kim Wooseok, memang sangat berarti untukmu, ya? bisik Hangyul dalam hati seraya menyandarkan kepalanya pada pintu kayu yang membatasinya dan Danee. Air mata mulai mengalir di pipi Hangyul. Ia menghela nafas. Apa aku harus mundur? Demi kebahagiaanmu?
***
Semalaman Danee tidak bisa tidur karena memikirkan Wooseok. Danee benar - benar tidak tau harus apa sekarang. Wooseok kembali padanya adalah hal yang begitu ia inginkan semenjak Wooseok meninggalkannya. Dulu, tanpa banyak pikir, Danee pasti akan mengiyakan permintaan Wooseok. Namun sekarang, ada Hangyul yang sudah mulai mengetuk pintu hatinya. Hangyul yang mampu menghapus tangis dan menggantikannya dengan tawa. Hangyul yang selalu ada untuknya. Danee harus apa? Danee benar - benar tidak bisa memilih diantara keduanya. Wooseok dan Hangyul adalah dua sosok yang sangat berarti di hidupnya. Danee takut salah memilih dan Danee takut menyakiti salah satu pihak. Danee tidak mau menyakiti mereka berdua. Jika bisa memilih, ia lebih memilih untuk merasakan sakit hati sendiri.
***
Seungyoun menggaruk kepalanya yang tidak gatal setelah mendengar cerita Hangyul tentang kembalinya Wooseok dan tangisan Danee yang tak kunjung henti. Ditatapnya sahabatnya itu dengan prihatin. Baru kali ini ia melihat Hangyul bagaikan mayat hidup. Jelas sekali bahwa Hangyul tidak tidur semalaman. Wajahnya pucat dan lingkaran hitam muncul dibawah matanya.
"Hangyul, tidurlah dulu. You look terrible." ujar Seungyoun seraya memberikan selimut pada sahabatnya itu. Seungyoun sangat terkejut saat Hangyul menelfonnya dan mengatakan ia akan datang ke asrama Seungyoun. Tadinya Seungyoun hampir marah karena Hangyul menelfonnya dan membangunkannya dari mimpi indah, namun Seungyoun tahu, pasti ada sesuatu yang sangat mengganggu pikiran Hangyul jika sampai Hangyul datang ke asramanya pada pagi dini hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Now You're Here [✔]
Fanfiction"Kita akan jatuh cinta kepada orang yang tidak kita sangka dan pada waktu yang tidak kita duga." Lee Hangyul dan Kim Danee. Dua insan yang memiliki luka batin yang sudah lama tidak bisa terobati. Pada suatu hari, mereka dipertemukan dalam situasi ti...