|19.| The Truth.

6.5K 641 39
                                    

-E U P H O R I A-

Pandangan mengabur adalah sebuah rasa saat pertama kali netra terbuka,menetlarisir sejenak untuk kemudian menyapu kondisi sekitar dengan hazzel'nya,sedikit pening,mungkin efek dari terlalu lama tidur.

ada beberapa orang,tahu dengan aroma yang tak biasa.pastilah Yoongi sedang di ruang rawat,ya tuhan membosankan sekali jadinya nanti kan.tapi sepertinya sedikit terjeda karena ada Seokjin disamping anak itu yang tengah memakan apel dan memainkan ponsel.

"Sayang.bagaimana keadaanmu sekarang? sudah lebih baik heum."suara lembut wanita cantik,Yoona mengusap sayang rambut putra tercinta setelah menyadari anak itu sadar."mama dan papa tinggal sebentar tidak mengapa kan?".sebagai jawaban Yoongi mengangguk.

"ada urusan perusahaan,sebenarnya mama tidak mau meninggalkanmu sama sekali."wanita itu menjeda kalimat."tapi karena urusan ini tidak bisa di tinggalkan,tidak papa ya.ada Seokjin juga yang akan menemanimu,oh jika ada sesuatu yang kau inginkan katakan pada kedua pengawal yang berjaga didepan ruang rawatmu,bagaimana?".Lagi,Yoongi mengangguk di iringi perputaran bola mata malas.

"kapan aku pulang?"

"bahkan luka-luka ini belum sembuh total nak,papa mau kau harus benar-benar istirahat.siapapun yang melakukan ini padamu,hidupnya tidak akan tenang,papa jamin itu."

"hanya luka kecil,tidak perlu dipermasalahkan pa.lagi pula aku baik-baik saja."tangan anak itu di genggam erat sang ibu.Yoona tentu menggeleng tak setuju.

"sakitmu sakit mama Yoon,dia juga menyakiti buah hati mama.kau mengerti kan sayang,siapa yang melakukan ini padamu.mau mengatakanya pada mama kan?".mata cantik berlensa biru tersebut menelisik sendu terhadap bentangan kain kassa di beberapa tangan Yoongi.belum lagi wajah lebam yang di hiasi tempelan plester.

"aku akan mengatakanya setelah bertanya kepada papa."anak itu melirik terhadap Daniel yang selesai memakai jas kebanggaanya.gagah sekali.

"tentu saja heum,kamu mau mengatakan apa pada papa nak?".kemudian mendekati ranjang persakitan tersebut.

"apa yang papa lakukan pada Jungkook adik'ku?".

E U P H O R I A

Tak ketinggalan suasana hangat yang terdapat pada ruang rawat ini,keluarga Kim tengah mengelilingi buntalan kelinci terbaring lemah lagi-lagi di atas ranjang persakitan.

retina tersebut melirik pelan terhadap orang orang yang lebih dewasa dari kumal,Jungkook tahu.rambutnya tengah di belai sayang-sayang semenjak anak itu sadar benerapa detik lalu.

bibir putih pucat tersebut berkurva indah,sebagai bentuk ucapan terimakasih terhadap wanita cantik disampingnya.

"Dia ibuku,dan ini ayahku Jung."Namjoon mulai memperkenalkan usai menyadari raut kebingungan dari wajah anak itu yang terus menatap lama.

bahkan Jungkook tak sempat sadar jika laki-laki paruh baya di samping Namjoon juga mengenakan pakaian yang sama denganya,ah seperti pernah melihat pula tapi,dimana.

"Hay,masih ingat dengan paman?"sekali lagi,Jungkook hanya menggeleng pelan."Ya tuhan,apa kau lupa ingatan juga heum?"kemudian terkekeh perlahan.laki-laki dewasa tersebut melepas kacamatanya,kemudian memperlihatkan dengan jelas name tag yang tertempel pada jas putih tersebut.

'Kim Donghae.'

masih ingatkah dengan salah satu dokter yang Jungkook tawari untuk membantu anak itu menjual salah satu ginjalnya,Donghae termasuk dalam jajaranya.

E U P H O R I A. [ END.] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang