|40. | For Give Me.

8K 778 194
                                    

The End?




















































But, A time with Jackson Hyung.

Dalam suasana keheningan, Ellvendre menatap putra sulung nya yang tengah memasukkan lembaran roti selai kedalaman mulut.

Sedangkan tangan kiri anak itu menampilkan layar menyala handphone yang berbunyi berisik notifikasi. Mungkin chat teman - teman Jackson yang menanyakan keadaan.

Ellvendre kemudian melirik terhadap jam yang melingkar di pergelangan. Ia tidak punya waktu lama, sedangkan bungsunya belum keluar.

" eh, kenapa menggunakan seragam sekolahmu nak? "

Dua lipatan di dahi Ellvendre tersemat, ia menaikkan satu alis. Saat menyadari putra manisnya tengah berjalan dengan tas tersampir di sebelah bahu.

Anak itu mendekat, membungkuk sopan di hadapan sang kakak dan ayah. Menarik kursi kosong dengan hati-hati lalu tersenyum lebar - selayak mentari.

" Jung, dengar ay -

" Ayah, aku mau sekolah. Aku tertinggal banyak materi. "

Potong anak itu cepat, toh Jackson dan Kumal sama-sama keluar dari rumah sakit malam tadi. Jadi mengapa ia saja yang tidak di perolehkan. Tidak adil sekali.

" Home schooling. Uhm bagaimana? Sampai kau benar-benar sembuh?  "

Ellvendre menatap teduh anak itu.

Putra bungsunya yang kian hari bertambah kurus dan menyedihkan di mata. Anak itu sekarang jauh berbeda dengan tubuh yang dulu sintal.

" Ayah yakin aku sembuh? "

Kumal memelankan nada bicara, sedikit merunduk. Mengamati dasi elegan vicktory yang melambangkan logo almamater. Ia menyentuh.

" tentu, kau akan sembuh dan lulus dari vicktory. Bukan begitu? "

Tersenyum, Ellvendre melakukannya dengan keterpaksaan. Jiwa ayah tersebut seakan bergemuruh. Runtuh, meluruh.

" eum, Jackson Hyung. Kau juga kan?  Dua bulan lagi Hyung bahkan akan di mendapatkan ijazah Vicktory. Kau pasti akan sibuk dengan jadwal ujian minggu - minggu ini ya. "

Kumal meringis kikuk, saat Jackson tak menoleh sama sekali kepada anak itu. Ia masih saja berkutat dengan handphone. Mengabaikan atensi sang adik yang berujar antusias.

" sudah Jung, makan makanan'mu. Ayah tidak akan memberimu ijin jika kau tidak sarapan. Mengerti? "

Ellvendre yang menyadari kecanggungan tersebut akhirnya berseru.

Dan di saat itu pula, Jackson bergegas bangkit. Mengigit roti selai dan meneguk satu gelas susu hingga tandas.

" aku berangkat."

Satu kali melangkah, sang ayah membuat sulung tersebut berhenti.

" Jackson, bukankah kau satu sekolah dengan adikmu. "

"  ck, apa dia adik-ku. Sejak kapan? "

Anak itu merotasikan kedua onyx kembarnya.

" beri adikmu tumpangan untuk hari ini saja, Ayah harus berangkat pagi. Paman Hendric tidak bisa mengantar hari ini. "

" apa?! Yang benar saja. Aku tidak mau Ayah! Kenapa Kumal tidak menaiki bus saja sih ?! "

" Jackson?! Panggil nama adikmu dengan benar! Jangan bercanda, adikmu baru sembuh jack. "

E U P H O R I A. [ END.] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang