|12.|The Last day-.

6.6K 689 66
                                    


Dalam syahdunya rasa Malam,
berserakan kemudian kepingan bintang-bintang yang berkedip cantik diantara sebegitu luasnya langit gelap berkelabu.potongan cahaya bulan berjalan lurus menuju bumi.

menebar hawa manis menjadikan selimut tipis,angin lembut membelai sayang rambut si kumal yang tengah duduk rapih pada bangku taman.di tepi bibir bocah tersebut tersemat beberapa goresan cokelat membuat pria dewasa di sampingnya tersebut buru-buru mengusap.

"Terimakasih telah memberikanku es krim paman."Donghae tersenyum geli,sedikit lega anak di sampingnya tersebut menurut untuk memanggil dokter tersebut paman.

"Kooki'e,astaga mulutmu."ia kembali mengusap mulut Jungkook yang sedikit belepotan.

"Sudah habis."Si kumal menggerutu,
ingin rasanya menambah.namun sudah ia habiskan tiga potong.

"kau mau lagi?".

"paman menawariku lagi? untuk apa.kau dokter paman,aku tidak ingin menjadi pasienmu akibat serangan demam-".Donghae mengusap lembut kening Jungkook yang tertutup poni.

"eh-".

"Paman belum menjawab pertanyaan'ku tadi,dan kenapa justru kau membawaku pada rootpof ?"Bibir anak tersebut Maju kedepan.

"sekarang katakan paman,kau sudah ter ikat janji dengan'ku,aku bisa kan?"

Donghae memejam sekalias."Untuk apa?".kemudian menatap mata Jungkook yang berpurnama.

"Demi tuhan umurmu masih empat belas tahun Jeon Jungkook,kau tidak boleh menjual ginjalmu."

"Kalau kau tidak bisa dan menarik janji'mu tadi tidak papa paman,aku akan mencari seseorang untuk membantu menjualkan ginjal'ku."
Anak itu meremas ujung seragam victory,kemudian menatap sepatu kusut yang terpasang rapih pada kedua kaki'nya.

"kau membutuhkan uang atau?".

"Aaku pergi dulu dokter,terimakasih es krim'nya.semoga tuhan mempertemukan kita kembali ya?".Jungkook bangkit kemudian,
melangkah semangat semari menaikan rangsel usang'nya tinggi-tinggi.

"Tunggu."Donghae berdiri pula."Kau mai kemana Kookie?".

"Akan menawarkan ginjal'ku pada dokter lain."

E U P H O R I A

Sejumput rasa hening terpatri pada luasnya ruangan megah dengan barang-barang mewah di tiap sudut tak tertinggal sama sekali.

meja makan berbentuk persegi panjang hanya ber isi kan tiga manusia berbeda usia yang tengah mengisi kekosongan perut dengan hidangan nikmat.

Yoona tak henti-hentinya melirik pada si sulung yang hanya memakan separuh dari porsi yang ia ambilkan,
begitupun sang kepala keluarga Jeon.dhaniel pula merasakan.

"Yoongi heum kau memiliki masalah nak? atau?".Dhaniel membuka dialog pertama malam ini.

"Atau kau masih merasa asing dengan mama dan papa sayang,kita bertiga harus selalu dekat mulai sekarang.
supaya ingatanmu akan kembali lagi-".Yoona mengulum bibirnya.

anak itu tak bergeming.

"papa memiliki usul".Sang istri mengerutkan alis."Bagaimana jika kita liburan,pikiran papa juga mengepul hanya karena urusan perusahaan.hitung-hitung melepas rindu berat karena bertemu putranya kembali."

"Mama setuju pa,sangat bahkan.
bagaimana denganmu sayang?"Yoona menjeda sejenak sendok yang hendak ia masukan."kau mau liburan dimana dan berapa hari?".

E U P H O R I A. [ END.] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang