Road to debut part 3

86 12 2
                                    

Secangkir teh hangat menemani adel yang tengah duduk di teras rumah memandangi pemndangan sawah yang terlihat tak jauh dari rumahnya.

Berencana siang ini dia akan pergi ke kota bersama suami dan anaknya untuk kembali menjalani hidupnya disana. Hingga siang,dia masih menunggu suaminya pulang dan tak datang datang.

"Kamu kemana mas? Kok belom pulang?" adel mendengus khawatir sampai akhirnya dia memutuskan membawa anaknya dan menyusul suaminya ke sawah.

Lokasi sawahnya lumayan jauh,ia rela harus berjalan kaki kurang lebih selama 30 menitan. Betapa sayangnya,dia melihat suaminya sedang bersama gadis desa sebelah yang sedang bersuap suapan makan siang.

Sakit? Timbul banyak pertanyaan dalam batin? Sudah pasti iya. Sebenernya selama ini dia tau kalau mereka sudah dekat. Dan keduanya berkata kalau mereka hanya sebatas teman. Lalu? Setelah melihat ini apa masih yakin kalau mereka cuma teman?

"Mas!!!" adel lari dan menciduk keduanya saling berpelukan di tempat istirahat.

"Ini yang cuma temen iya? Ini apa apaan?"

"Ka-kamu salah paham. Ini ga..."

"Ga apa ha? Gasalah liat lagi kan? Kamu janji katanya mau nganterin aku ke kota tapi kamu asik asikan peluk pelukam sama cewe yang gatau diri ini?"

"Ma-maaf mba,ini ga..."

Plakkk

Adel menampar pipi perempuan yang menjadi simpanan suaminya selama ini.

"Aku mau pisah sama kamu. Aku bakalan pergi dari sini sekaligus bawa anakku. Silakan kamu bisa bahagia sama dia. Makasih buat semuanya aku bakalan cari reval sama leo sendiri."

Adel pergi meninggalkan dua orang itu disana. Wajahnya memerah menahan sakit,matanya sayu akibat tak bisa membendung tangis. Dalam waktu 1 jam dia berhasil pergi dari desa dan membawa anak bayinya itu.

Mereka tak bercerai,namun adel yang memutuskan pergi meninggalkannya. Ia tak peduli,dia hanya ingin segera kembali ke kota dan menjalani hidupnya disana.

"Anak wanna one nanti jam 1 siang syuting mv. Ini cast terakhir jadi tolong serius." celoteh zio selaku manager.

"Siap pak." jawab alex.

"Gimana? Lancar?" reval menghampiri zio.

"Lancar pak,nanti jadi rapat?" -zio.

"Jadi,saya tunggu di ruang rapat jam 10 pagi." reval pergi meninggalkan zio.

"Gaes." edward merunduk.

"Kenapa?" -jinnie

"Apaan?" -elardo

"Ha?" -diego

"Kalo misalkan kita udah debut jangan sampe ada yang keluar dari grup ini. Inget perjuangan pas trainee gimana. Juga nanti fans jelas kecewa."  edward senyum tipis.

"Gaklah,sante aja. Emak bapak gw malah ngedukung kalo gw debut. Gw udah janji sama mereka kalo 5 gaji pertama gw bakaln gw kasih buat mereka." cengir dhirga.

"Gw malah galau." dengus alex.

"Lu kenapa?" -cio.

"Kalo gw ntar udah debut gw lanjut ngojek ga ya." pikir alex.

"Ciah gitu doang digalauin. Kalo menurut gw mending lu berhenti aja. Coba pikirin,ntar pastinya lu itu sibuk ga ada waktu buat ngojek. Ada sih,tapi pastinya itu waktu buat istirahat ntar kalo lu ga istirahat pastinya cape." Diego duduk di deketnya alex.

"Iya,mending lu berhenti ngojek aja. Emak bapaklu ndukungkan kalo lu debut disini? Pasti mereka ngerti." cengir jinnie sampe munculin gingsulnya.

"Yaudah iya ntar gw pikirin. Gw mau mandi dulu bye." alex bangkit dari duduknya pergi ninggalin 10 orang disana.

PDISQ IS MY AGENSI [ 1 ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang