08. LUKA RAINA

142 44 16
                                    

Selamat Membaca, budayakan sebelum membaca. Follow dulu!

"Pasal mencintai, bukan hanya tentang mendapatkan. Namun, juga tentang merelakan."

🦋🦋

Kini aku sadar, sesuatu yang semakin dipaksakan. Justru, akan menghilang dan menjadi berantakan. Awalnya, kukira mencintai itu mudah, singkat, dan penuh dengan kebahagiaan. Awalnya pula, aku akan bisa mendapatkannya meski membutuhkan waktu lama, seperti saat aku sedang berusaha untuk melupakannya.

Sebelumnya aku sudah merasakan kesenduan, ketika harus merelakan seseorang yang aku cinta. Aku tak berniat untuk mencintainya terlalu dalam, tapi apa dayaku? Menjaga perasaan, tak semudah membuka hati untuk seseorang. Menahan keegoisan dalam mencintai, tak secepat berharap pada seseorang untuk dapat dimiliki.

"Rain, ayo turun! Ngelamun aja dari tadi," ujar Putri, berlari lebih dulu menuruni anak tangga. Sementara, aku tetap berdiri di depan kelas—menangkap seorang laki-laki, yang mengenakan seragam Pramuka lengkap, dengan topi dan dasi di lehernya.

"Terima kasih udah singgah, kak. Walaupun, sebentar." Aku tersenyum tipis, lantas menuruni anak tangga. Setelah semua murid sudah berkumpul di lapangan, untuk mengikuti kegiatan Pramuka di hari Jumat.

Inikah yang dinamakan cinta monyet? Mencintai seseorang, hanya dalam waktu beberapa hari saja. Dan, dapat melupakannya dengan mudah? Ya, anggap saja begitu. Meskipun, aku mencintai Gala dengan sebutan cinta monyet, tetapi aku sangat bersyukur karena sudah dipertemukan dengannya.

Gala tak pernah mengenalku, tak sadar bahwa aku pernah mengaguminya sampai timbul rasa cinta. Kini, aku mulai menjaga perasaan supaya tak semakin berlebihan. Sebab, jika sudah begitu akan sangat sulit untuk melupakan.

"Kak Gala!" panggil Bellia mendekat pada Gala, saat kegiatan Pramuka akan dimulai. Entah apa yang mereka berdua bicarakan, tetapi mereka berdua tampak dekat dan saling mengenal. Sementara aku? Bahkan, Gala pun tak pernah tahu namaku—nama akun sosial mediaku, pun menggunakan nama samaran; Cara-mell latte.

Namun, aku masih dibuat kebingungan atas Gala yang tiba-tiba mengikuti akun sosial mediaku, tanpa alasan apa pun. Aku dan Gala tak saling mengenal, tak sedekat yang dibayangkan, bahkan kita berdua tak memiliki hubungan. Hingga, akhirnya aku memilih untuk menjauh perlahan, menerima kehadiran Raihan dihidupku—bukan berarti, aku menyukainya. Aku hanya ingin berteman baik dengannya, supaya aku tak merasakan sedih yang mendalam.

Bila harus berpisah, sebelum bersatu. Aku akan tetap setia untuk menjadikan Gala, sebagai laki-laki kedua yang masuk dalam kehidupanku. Dan, berhasil membuatku kagum atas kepribadiannya itu. Dan, bila aku tak bisa dipertemukan lagi dengannya kelak, maka aku akan tetap mengingatnya. Bahwa, aku pernah menyukainya dalam sesaat, dan mencintainya dalam diam.

Della—ketua Pramuka memulai kegiatan pada sore hari itu, dan merapihkan barisan seluruh murid kelas tujuh. Kemudian, Della lebih dulu memimpin upacara pembukaan dalam kegiatan Pramuka, yang diikuti oleh seluruh murid kelas tujuh. Sesekali, aku pun memandang lekat Gala yang menjadi pemimpin di setiap barisan, sementara Della yang menjadi pemimpin upacara itu. Hingga, pembina Pramuka memasuki lapangan dan berdiri di atas mimbar, untuk memberikan sedikit pidatonya.

Kemudian, Della pun memberikan tugas untuk mereka semua selama kegiatan Pramuka berlangsung, tepatnya setelah upacara pembukaan itu usai. Satu per satu dari murid kelas tujuh, telah membentuk sebuah kelompok untuk menjalankan tugas yang sudah diberikan; membuat tandu dari tongkat Pramuka, dan tali.

FIRST LOVE AND LAST [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang