09. LUKA RAINA

136 42 14
                                    

Selamat Membaca, budayakan sebelum membaca. Follow dulu!

"Hidup itu selalu berhubungan, dengan yang namanya teman dan pasangan. Jadi patah hati, nggak akan jauh-jauh dari itu."

🦋🦋

"Maaf, tapi aku nggak bisa jadi pacar kamu. Karena aku udah punya pacar," ujar Melody dengan percaya diri, sehingga menambah keramaian itu dengan sebuah sorakan dari seluruh murid kelas tujuh.

"Rain, berarti masih ada kesempatan buat kamu," kata Putri pelan.

"Kesempatan buat apa?" tanyaku dengan wajah yang sudah lesu.

"Ya, kesempatan buat pacaran sama Raihan. Kamu nggak denger, Melody tadi bilang apa? Dia udah punya pacar, berarti dia menolak Raihan buat jadi pacarnya 'kan," jawab Putri, tetapi aku hanya diam.

Setelah hari itu, dan semenjak kejadian di mana Raihan menyatakan perasaannya langsung kepada Melody, di depan seluruh murid kelas tujuh. Aku pun mulai menjaga jarak dengannya, aku tak ingin membuka hati untuk Raihan. Keinginanku saat ini, hanya dapat mengikuti ujian kenaikan kelas dengan lancar, dan mendapatkan nilai terbaik.

Namun, disela waktu tegang itu. Aku, Putri, Nabila dan Sabrina selalu meluangkan waktu, untuk berkumpul dan bermain bersama. Tepat pada hari Sabtu, seusai melakukan ekstrakulikuler BTA. Kita bertiga memilih untuk tak langsung pulang ke rumah, melainkan menuju ke sebuah mall yang berada di dekat SMP Wiramandala.

Dan, kebetulan hari itu salah satu hari istimewa bagi Nabila. Sebab, bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Sehingga, aku, Putri dan Sabrina pun sudah mempersiapkan hadiah untuknya, dan juga tempat yang istimewa untuk merayakan hari ulang tahun Nabila di mall itu. Setibanya di sana, Nabila tampak begitu bahagia bahkan ulasan senyum pun terus terkembang di kedua sudut bibirnya.

"Makasih, ya, hadiahnya." Kita berempat menikmati makanan, yang sudah dipesan. Sekaligus menghabiskan hari, dengan bermain di mall.

Hingga, aku mulai menemukan alasan dari Gala yang mengikuti akun sosial mediaku. Ketika tiba di rumah, setelah bermain seharian bersama ketiga teman dekatku itu. Aku mulai membuka layar handphone, dan menangkap sebuah akun yang aku kenali di beranda akun milik Gala. Beberapa pertanyaan pun menyangkut di kepalaku, sehingga aku langsung mencari tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Mulanya, aku mendapatkan jawaban dari kakak sepupuku yang ternyata mengenali Gala, sebab itulah akun keduanya saling berteman di media sosial. Kemudian, aku berpikir bahwa Gala mengikuti akun sosial mediaku, karena ia mengetahui jika aku adik dari teman dekatnya dulu di taman kanak-kanak. Ya, mungkin begitu. Gala tak memiliki alasan yang pasti, untuk mengikuti akun sosial mediaku, hanya karena aku mengikuti akun sosial medianya lebih dulu.

Ternyata, sesingkat itu perasaan. Tak ada yang lebih lama, dari sebuah kebersamaan. Maka dari itu, aku akan lebih berhati-hati dalam menaruh perasaan, supaya tak salah tempat. Setelah aku berhasil merelakan Gala sepenuhnya, dan melupakan bahwa aku pernah mencintainya. Aku kembali dilibatkan oleh perasaan, bahkan saat ini aku sudah termakan oleh kebencianku kala itu.

Hari kedua aku mengikuti ekstrakulikuler BTA di sekolah, bersama dengan Putri dan Sabrina. Sedangkan, Nabila mengikuti ekstrakulikuler paduan suara. Sehingga, kita berempat harus berpisah untuk sementara waktu.

"Assalamualaikum, perkenalkan saya Bu Mayang yang akan menggantikan Pak Syarif dalam mengajar ekstrakulikuler BTA pada hari ini. Karena Pak Syarif sedang sakit, jadi beliau nggak bisa datang."

FIRST LOVE AND LAST [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang