Bagian 4
HAPPY READING!
----
Sepercik percaya sirna, kala tipuan terkuak adanya
---
Lapangan futsal di gedung sport center Star Day High School harus rela terinjak oleh kaki anak futsal. Suara-suara pendukung antar kelas pun semakin riuh saat salah satu anak tim yang mereka dukung hampir memasukan bola ke gawang. Berbeda dengan Kamis, yang masih sibuk menyiapkan setrategi permainan bola voli dengan teman setim.
"Gue usul, Adit di ganti aja. Soalnya dia enggak enak badan. Jadi Kamis aja. Tangannya, 'kan, udah sembuh," usul Lasa---teman ekstra Kamis.
Menjelang ramadhan kemarin cowok itu memang cedera sehingga menghambat latihannya. Untung sekarang sudah sembuh.
Kamis hanya mengangguk, tanpa mendengarkan dengan baik. Kelihatannya kejadian tadi masih mengiang di kepala, membuat cowok itu melamun lama sebelum mengangguk. Tunggu! Apa maksud Lasa?
"Kamis setuju." Untung Lasa paham kode-kode yang cowok itu pakai untuk berkomunikasi, kalau tidak, Lasa akan pusing dibuatnya.
"Ealah, jangan main kode-kode gitu. Gue jadi ambigu liatnya, he he ...."
"Udin, deh. Mending kita ke kelas, nanti sore latihan. Besok kita harus vit, jangan olahraga gibah, aja," kata yang lain memberi nasehat.
Lasa mengacungkan jempolnya pada sang motivator. "Daebak, lah, lo."
"Katanya kemarin libur. Gimana, sih?" Cowok itu merasa aneh dengan pokok pembicaraan. "Jadi lo pada sembunyi-sembunyi dari gue?" tanyanya datar padahal dalam hati ia terluka. Benar-benar kecewa.
"Bu--bukan gitu, Kam," ucap Tean menenangkan.
Kita takut Ayah, lo, laporin kita lagi ke kepala sekolah ..., batinnya takut-takut dalam mengucapkan.
"Gue ke kelas duluan." Kamis memutuskan kontak pembicaraan. Ia tak ingin merusak pertan
Saat Kamis pergi beberapa siswi yang memperhatikan anak voli mengalihkan pandangan ke Kamis. Pesonanya begitu terpancar. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki memang Kamis patut diacungi jempol.
"Ya ampun, Kamis terlalu ganteng! Buang ke gue aja, iklas."
"Sayang banget, bisu."
Meri pun lewat di antara mereka. "Bisu-bisu tapi lo pada nge-fans. Gila kok dipupuk, subur enggak sembuh-sembuh, RSJ penuh," sahut cowok itu, membuat lirikan tajam tertuju padanya.
Ia pun langsung berpose sok cool. "Gue tau gue ganteng."
Minggu, yang berada di belakangnya hanya menghela napas berat. Entah diguna-guna atau apa, sampai-sampai warga SDHS memilih Meri mejadi ketua OSIS. Padahal visi dan misi Minggu lebih pro dan merakyat. Sedangkan visi misi Meri? Cukup sederhana, ingin memajukan organisasi sekolah tanpa pacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamis
Roman pour Adolescents[Proses Revisi] 《Update setiap hari kamis》 Jangan melangkah mendekat jika berat. Berhenti dan buat kisahmu sendiri. Gunakan waktumu untuk yang lain, Karena kau tak pantas bersisi denganku yang buruk untukmu. Dari Darsa Sakamis Essafar untukmu -- Aw...