Bagian 7
HAPPY READING!
__
Tetap mengejar, meski sudah kalah
----Rumah bertajuk hitam putih dengan halaman lumayan luas yang tak lain milik Alexa nampak sepi. Sesepi suasana antar jeduanya. Setelah turun dari motor, ia langsung membuka gerbang dengan kunci serep. Tanpa aba cewek itu langsung masuk rumah. Kata terima kasih pun tak terucap di bibir Alexa. Mungkin, saking emosinya pada Kamis. Sementara cowok itu masih diam seribu bahasa kala kejadian tadi meluluhlantakan segala ketenangan di dada.
Notifikasi ponsel membuyarkan titik fokus cowok itu, kala pesan whatsapp dari Alexa ia dapat. Hembusan napas lega sukses lolos dari hidung. Saat sang prioritas mulai luluh kembali akan amarahnya, Kamis bisa damai sekarang.
Prioritas
Jemput Maya. Minta maaf, jangan sampai dia kecewa
---
Maya bergetar di tempat. Udara dingin yang menusuk tulang belulangnya membuat ia mendekap lutut erat. Hujan masih belum reda, padahal Senja telah menyapa. Ditambah kemarahan Kamis tadi begitu tak jelas.
Asa di raganya berkurang. Semua perkataan Kamis benar. Sekolah bukan ajang untung mencari pendamping, melainkan mengais ilmu dengan guru sebagai fasilator. Sekarang Maya kalah. Namun, kekalahan ini bisa jadi pelajaran untuk terus berusaha mencapai kemenangan. Meski Masa Depannya itu menolak lagi, ia tak akan gugur.
"Saya akan tetap kejar kamu. Meski saya udah kalah," tegas Maya meyakinkan diri.
"Lupain aja Kamis, percuma, May. Lebih dalam lo terjerumus, maka hidup yang berharga lo sia-siain." Meri yang baru datang menunduk. "Jangan jadiin Kamis sebagai prioritas, liat nilai ulangan matematika lo jelek semua," canda kakak kelasnya itu di tengah sendu.
Maya tersenyum kikuk seraya menggaruk bagian kepala yang tak gatal. "Iya juga, sih, he he. Makasih loh, Kak, tapi saya mau buktiin ke Masa Depan kalau siswi kayak saya bisa dapetin dia yang jauh di langit."
Kakak kelasnya itu tersenyum. "Ya ... amin. Lagian lo kenapa, sih suka sama Kamis?"
"Dia unik, aneh dan terlebih lagi dia bodoh amatan. Aku pengen kayak gitu, tapi karena aku baperan jadi enggak bisa kayak gitu. Apalagi aku bego banget soal pelajaran. Kalau dibilangin dedel---suka ngenyel ke guru matematika," cerocos gadis polos itu panjang lebar.
Sesekali kakak kelas di depannya terkekeh melihat cara bicara Maya. Kamis memang aneh, yang jauh disayang-sayang, dan yang dekat dihempaskan. Jauh, sampai tak nampak bercahaya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamis
Teen Fiction[Proses Revisi] 《Update setiap hari kamis》 Jangan melangkah mendekat jika berat. Berhenti dan buat kisahmu sendiri. Gunakan waktumu untuk yang lain, Karena kau tak pantas bersisi denganku yang buruk untukmu. Dari Darsa Sakamis Essafar untukmu -- Aw...