Get ready? Showtime!
.
.
."Eh bujank, Lo kenapa senyum-senyum sendiri sih? Udah gila ya?" tanya Lisa pada sosok perempuan yang duduk dihadapannya ini.
Lisa bingung, Rosie yang biasanya bacot banget kenapa mendadak diem dan senyum gaje gini? Kesambet kali ya?
"Seneng kali karena duduk disamping gue." celetuk Mingyu.
Rosie yang akhirnya tersadar dari lamunannya segera melempar Mingyu menggunakan tisu yang baru saja dipakai Lisa untuk membersihkan ingus yang keluar akibat terlalu banyak menggunakan sambal di baksonya.
"Iyuhh kena ingus kadal."
Yuju, Dokyeom serta Bambam dan ditambah si pemilik ingus sudah sibuk tertawa. Sedangkan si pelaku pelemparan kembali asik dengan lamunannya, dimana sosok Mark kembali menggombalinya dengan kata-kata manis.
"Gakpapa Ming, ingus gue itu barokah kok." Lisa memposisikan tangannya membentuk 'oke' ke arah Mingyu.
Mingyu mendengus "barokah ndasmu! Kene, tak samplok cangkemmu!"
*Kepalamu! Sini, aku pukul mulutmu
Lagi-lagi mereka semua minus Rosie tertawa, melupakan fakta bahwa sekarang di kantin sekolah sedang ramai dengan para murid sekolah lain yang memang datang untuk meramaikan acara puncak ulang tahun SMA Bimasakti.
Setelah puas tertawa dan Mingyu mengumpat, Yuju menyenggol lengan Lisa dan menyuruhnya untuk memperhatikan Rosie. Dan ya, tetap seperti tadi. Senyum-senyum sendiri sampai Lisa dan juga Yuju merinding.
"Heh bujank!" panggil Lisa sekali lagi seperti pertama kali dia memanggil Rosie tadi.
"Iya zheyenk." jawab Rosie.
Sontak Lisa memperagakan orang muntah ke arah Rosie. Jijik gais tiba-tiba dijawab begitu. Padahal tadi Rosie udah kalem.
"Lisa! Lo tekdung? Siapa bapaknya Lis?!" Bambam dengan kemampuan aktingnya, sudah mulai beraksi dan mengajak Mingyu untuk bergabung. Dokyeom yang memang membawa kamera, sudah sibuk memvideokan keanehan teman-temannya itu.
"Ya ampun Lis, kan gue udah bilang kalo pacaran itu jangan digelap-gelapan. Begini kan Lo jadinya!" kata Mingyu yang sekarang sudah berdiri dibelakang Lisa dan mengurut tengkuk wanita kurus itu.
"Maaf ayah, aku khilaf." kali ini Lisa yang berbicara, menambah tatapan yang tadinya aneh makin menjadi aneh ke arah mereka berenam.
.
.
"Permisi, gue gabung ya." secara bersamaan, keenam murid kelas sepuluh ini menoleh kearah si pembuat suara yang berada di samping Rosie.
Itu Mark.
Secara otomatis, mulut Rosie membentuk lengkungan bulan sabit yang amat sangat manis. Khusus untuk Mark.
"Sendirian kak?"
Mark menggeleng "Enggak, kan gue sama Lo."
Blush
"Astaghfirullah apa ini!"
"Bujank! Lo dinotice!"
"Ada apa ini, ada apa?!"
"Kenapa? Ini dimana? Eh Lo siapa??!"
"Berisik monyet!" Rosie melirik sinis teman-temannya yang lagi-lagi berakting dengan Dokyeom sebagai kameraman.
"Kok bisa?" bisik Lisa yang sekarang sudah duduk disamping kiri Rosie.
"Apanya?"
"Itu, kok bisa kak Mark gombalin Lo?" Lisa melirik Mark, sedangkan yang dilirik sedang asik bermain di ponselnya dengan segelas nutrisari dingin ditangan kanan.
"Ya mana gue tau, rezeki gue kali ya."
Lisa mendengus, sedetik kemudian jari telunjuk tangan kanannya bergerak untuk menunjuk sesuatu "Badron Lo tuh, Ros." katanya sebelum menoleh ke Rosie.
"SAYANG!" baru saja Rosie ingin merapatkan diri ke Mark, sosok Badron yang dimaksud Lisa sudah mendekat dan berusaha memisahkan Rosie dan juga Mark.
"Eh bang, geseran dong. Gue mau duduk disamping Rosie." alis mata Mark menaut, kemudian mengangguk sambil tersenyum.
Tadinya Rosie pengen ngambek aja karena Mark menjauh. Tapi baru aja dia mau ngatain Jungkook, cowok kurang ajar yang bernama Mark ini ternyata ngegeser badannya lebih deket ke Rosie.
Mati gak tuh Rosie nya.
Mana bau parfumnya Mark kecium banget, harum. Pengen meluk, tapi ya kali woi ini rame anak sekolah lain. Kalo cuma murid SMA Bimasakti sih dia masih berani, lah ini? Big no!
"Ya Allah bang, kampret banget sih Lo! Gesernya kesana, bukannya malah makin deket ke bini gue!" gerutu Jungkook.
"Sejak kapan Lo nikah sama Rosie?" tanya Mark.
"Sejak dahulu kala. Sana bang sana!" Jungkook kembali berusaha mengusir Mark.
"Heh tengil. Rosie itu belum jadi hak milik siapapun, dia masih milik keluarganya. Jadi hak Lo apa ngusir-ngusir gue?" Mark bersedekap dada seraya menyenderkan badannya ke punggung kursi.
Jungkook berdecak, beda lagi sama Rosie yang pipinya sudah dalam keadaan memerah. Kalo temen-temen Rosie yang lain, malah taruhan dengan tema 'Rosie dinotice Mark'.
"Soon bang, soon. Tunggu aja tanggal mainnya."
"Sebelum Lo jadian sama Rosie, langkahin dulu mayat gue."
WOE APAAN INI
"Lo?" tanya Jungkook tak percaya.
"Iya. Gue suka sama Rosie. Kenapa? Gak suka?"
Dan dengan itu, Mark berdiri sambil menarik lembut tangan Rosie untuk ikut berdiri dan mengajaknya pergi. Meninggalkan tanda tanya besar untuk Lisa dan kawan-kawan serta murid sekolah lain yang memang sejak tadi menjadikan perkelahian Mark-Jungkook sebagai tontonan.
"Sial."
Awokwokwok
How about this chapter?Rosémunk—Author yang lagi boring di rumah sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
GANJEN ✅
Fanfiction[Complete] Klasik, Rosie suka Mark tapi Mark nya dingin kayak kulkas berjalan. "Hai, sayang!" "Berisik!" Written on Bahasa Indonesia