14. Where's Rosie?

2.9K 473 16
                                    

⚠️ Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan sangkut pautkan dengan kehidupan nyata para pemeran.

.
.
.
.

Disinilah Rosie berada, duduk melamun dengan sungai sebagai pemandangannya. Rosie menelungkupkan kepala diantara kedua pahanya.

Memutar kembali memori di otak besarnya dimana ia dihujat habis-habisan oleh teman seangkatan Mark Tuan, juga lelaki itu yang hanya diam saja saat ia berlari menjauh. Ia tak ingin munafik, ia ingin dikejar oleh Mark lalu lelaki itu menjelaskan semua hal pada dirinya. Dimulai dari siapa Sana sampai fakta bahwa ia hanya dijadikan bahan taruhan. Ia menginginkan hal itu. Tapi nyatanya? Sepertinya Rosie belum sespesial itu.

Apakah ia serendah itu sampai dijadikan bahan taruhan? Ia tau kalau dirinya suka mencari perhatian ke Mark, tapi apa harus lelaki itu memperlakukannya seperti ini? Rasanya harga diri Rosie sudah diinjak habis-habisan oleh Mark. Ia malu, ia tak punya muka lagi jika harus berhadapan dengan murid SMA Bimasakti. Ia harus apa?

"Lis, adek gue mana?" Tanya Jinyoung kepada Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lis, adek gue mana?" Tanya Jinyoung kepada Lisa.

Lisa menggelengkan kepalanya sebelum merengek karena kehilangan sang sahabat anehnya itu. Sudah sejak istirahat Rosie menghilang dengan meninggalkan tas yang masih tergeletak cantik di bangkunya. Lisa sudah berusaha menelpon Rosie, tapi hasilnya nihil karena ternyata handphone Rosie dalam keadaan mati. Mau menanyakan kepada Mark, tetapi lelaki itu sudah pulang sejak tadi bersama dengan Sana—yang Lisa ketahui adalah anak baru.

Jinyoung sebenarnya sudah curiga sejak awal saat Sana kembali dari kegiatan menghilangnya, Rosie pasti sakit hati saat tahu kalau Mark akan kembali pada wanita itu. Tapi sungguh ia tak pernah menyangka kalau sang adik tersayang akan menghilang seperti ini. Jika ia bilang pada Chanyeol, sudah pasti si Abang pertama itu akan mengamuk dan menghajar Mark habis-habisan.

Jadi, untuk saat ini ia tak akan bilang pada Chanyeol. Ia akan berusaha mencarinya sendiri, karena mungkin itu adalah hal terbaik untuk saat ini.

 Ia akan berusaha mencarinya sendiri, karena mungkin itu adalah hal terbaik untuk saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebagai permintaan maaf, aku bakal masak buat kamu. Gimana? Mau?" Tanya Sana.

Mark meletakkan tasnya keatas meja ruang keluarga dan mengangguk serta mengulas senyum. Sana membalas senyum Mark dan segera pergi ke dapur untuk memasak makanan, mungkin nasi goreng seafood untuk mereka berdua bukan ide buruk.

Sepeninggalnya Sana, Mark terdiam begitu ingatan tentang wajah Rosie yang menangis sebelum lari dari kantin tadi datang lagi. Ketika dia sedang memikirkan Rosie, handphone-nya berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Tapi baru saja Mark ingin mengambil handphone-nya untuk mengecek siapa yang mengirimkan pesan, suara Sana yang berteriak terdengar di telinganya.

Mark segera berlari dan mendapati Sana sudah menangis dalam keadaan jongkok dengan jari telunjuk yang terluka. Mark tahu Sana itu takut darah, maka ia tak heran jika melihat Sana sampai menangis kencang hanya karena terluka jari telunjuknya. Mark mengajak wanita itu untuk berdiri dan mengambil kotak P3K guna mengobati tangan Sana.

"Udah jangan nangis, cengeng kamu."

"Tapi sakit... Hiks."

Setelah selesai mengobati, Mark memeluk erat Sana sembari mengelus punggung wanita cantik itu.

Kalau kalian bertanya, kenapa Mark begitu mudah menerima Sana kembali padahal wanita itu sudah meninggalkannya, jawabannya adalah Mark juga tak tahu. Ia hanya tak bisa marah pada Sana.

 Ia hanya tak bisa marah pada Sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu dimana sih, dek." Gumam Jinyoung dalam pencariannya mencari Rosie.

Ini sudah pukul 8 malam dan Rosie belum juga ditemukan. Padahal ia sudah ditelpon berkali-kali oleh Chanyeol karena lelaki itu bingung kenapa dirinya dan Rosie belum pulang juga, dan yang bisa ia lakukan hanya memberi alasan kalau Rosie sedang ingin menonton bioskop bersama dirinya. Awalnya Chanyeol marah karena merasa dibuang oleh Rosie dan ingin menyusul mereka, tapi karena mengingat banyak video yang belum ia edit, maka ia harus membuang pikiran untuk menyusul Rosie dan Jinyoung.

Jinyoung sudah berkeliling kota, tapi ya tetap saja, Rosie tidak bisa ditemukan. Ia bahkan sampai datang ke rumah Mark tadi, tapi sayangnya sang sahabat yang akan segera merangkap menjadi musuhnya itu ternyata sedang pergi entah kemana bersama Sana.

"Eh, itu?"

Jinyoung memberhentikan laju mobilnya dan segera turun begitu melihat sosok wanita berbaju batik seragam SMA Bimasakti tengah berjalan tanpa alas kaki dan rambut acak-acakan. Persis seperti orang gila. Tapi ia sangat yakin, bahwa ini adalah Rosie jika dilihat dari gelang yang ia pakai dan juga badannya.

"Dek?" Tanya Jinyoung begitu ia sampai dibelakang wanita itu.

Wanita itu berhenti, dan dengan segera Jinyoung berjalan ke depannya. Wanita itu diam, wajahnya sembab walaupun tak ada lagi air mata yang mengalir. Tatapan mata Rosie nampak kosong, seperti tak ada kehidupan didalamnya. Jinyoung meringis melihat penampilan Rosie yang ternyata lebih buruk dari apa yang ia lihat tadi, tangan Rosie bahkan terluka—berdarah di bagian telapaknya.

Jinyoung memeluk Rosie, ingin membuat adiknya itu kembali merasa nyaman. Ia ingin Rosie berhenti menangisi lelaki brengsek seperti Mark.

Ia tak ingin melihat Rosie hancur seperti ini.

Lagi.

Sabar ya, Zheyenkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabar ya, Zheyenkkk.

Rosémunk.

GANJEN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang