23. Guncangan Hati

2.6K 424 21
                                    

"Hei, cewek."

Rosie menghentikan laju kakinya dan memutar tubuh untuk melihat siapa orang yang berani menggodanya. Secara otomatis, bibir Rosie merapat ketika pria penggoda itu tersenyum 3 jari kearahnya. Sial, seharusnya ia tak berbalik tadi. Seharusnya ia berjalan terus saja tadi.

Kalau begini, bagaimana ia bisa melupakan perasaannya? Kenapa jika dilihat-lihat, pria ini selalu bertambah tampan setiap harinya? Rosie berteriak frustasi dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau begini, bagaimana ia bisa melupakan perasaannya? Kenapa jika dilihat-lihat, pria ini selalu bertambah tampan setiap harinya? Rosie berteriak frustasi dalam hati.

"Sendirian aja nih, neng?" Tanya Mark.

Rosie menggigit bibir bawahnya sebentar, "iya" cicitnya.

Rosie mengutuk dirinya sendiri, kenapa ia lemah sekali hanya karena disuguhkan pemandangan pagi hari yang luar biasa indah ini? Memang sepertinya jiwa-jiwa ganjen tak akan pernah hilang dari dirinya sampai kapanpun.

"Mau Abang temenin?"

Abang? Astaghfirullah

"Gak usah."

Rosie melirik Mark sekilas dan langsung membuang muka karena mendapati Mark tengah menatap intens dirinya. Tolong, dia tak kuat!

"Pipi kamu merah, aku suka."

Mata Rosie membesar, mengucapkan kalimat istighfar dalam hati banyak-banyak dan menenangkan jantungnya yang berdetak kencang.

"Gu-gue ke kelas duluan, kak."

Mark tertawa gemas melihat Rosie yang sedikit berlari menjauh dari dirinya.

Mark tertawa gemas melihat Rosie yang sedikit berlari menjauh dari dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Neng, gak pulang?"

"IH!-ni mau pulang kok, kak."

Rosie menggeser tubuhnya saat Mark dengan kurang ajarnya duduk mendekat. Saat ini, Rosie tengah duduk di halte depan sekolah sendirian sembari menunggu angkot berwarna kuning yang menuju ke daerah rumahnya. Salahkan saja Jinyoung, yang selalu gak ada otak itu, karena pulang duluan.

"Ayok neng, pulang sama Abang aja."

Badan Rosie meremang mendengarnya, mengingat ia pernah digoda oleh kuli bangunan dengan ucapan seperti itu. Ada sedikit rasa trauma dihatinya, sampai ia tak sadar kalau air bening sudah mengalir pelan dipipinya.

GANJEN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang