TIGA PULUH

1.5K 155 31
                                    

Happy Reading

"Anehnya, aku tetap menyayangimu, walau telah hilang percayaku."

***

"Nk, bangun," kata Abun mengguncangkan tubuh Nk pelan.

Nk kemudian membuka matanya yang terasa berat, mengucek matanya dan mengbalikan ingatan supaya terkumpul kesadarannya.

"Ada apa bun?" tanya Nk pada Abun setelah terkumpul semua ingatannya.

"Pulang yuk, udah malem," kata Abun.

Nk melihat sekeliling, dan ternyata memang benar, sudah malam. Ruangan sepi, dan penerangam redup.

"Mungga, Amri, sama Putra mana?" tanya Nk pada Abun ketika melihat dihadapan mereka tidak ada siapa-siapa.

"Mereka ada di dalam ruangan, ketemu sama Aca," jawab Abun.

"Kalo gitu, gue juga yah," kata Nk dan bangkit dari duduk.

"Tunggu Nk," tahan Abun sambil memegang tangan Nk.

"Ada apa?" tanya Nk

"Mending jangan sekarang," kata Abun pada Nk.

"Kok?" tanya Nk keheranan.

"Emm—"

"Apa si bubun, Nk mau ketemu Aca," kata Nk.

Nk pun masuk ke dalam ruangan Aca. Sewaktu Nk masuk, Nk melihat Aca, Ajeng yang sedang mengobrol ria bersama Ajeng. Sedangkan Mungga, Amri, dan Putra melihat kearah Nk dengan wajah cemas. Perasaan bersalah mereka masih membekas, terlebih mereka membuat pendiritaan Nk bertambah walau mereka tau itu bukan salah mereka namun apa daya.

"A-Aca," panggil Nk gelagapan.

Aca yang sedang mengobrol bersama Ajeng langsung menoleh kearah sumber suara. Raut wajah yang bahagia digantikan dengan raut wajah yang tidak bisa digambarkan.

"Ngapain lo ke sini?" tanys Aca dingin.

"Aca lo gak boleh gitu," bela Mungga yang tak terima dengan perlakuan Aca.

"Ngapain lo bela dia?" tanya Aca emosi.

"Gue bukan bela dia, tapi ngapain lo bentak dia kayak gitu," kata Mungga yang akhirnya berdiri lalu berjalan mendekat kearah Nk.

"Ohh gue tau, lo masih suka kan sama Nk? Gue bener kan, Mung? Bawa aja sana gue gak butuh," perkataan yang keluar dari mulut Aca membuat jantung Nk bergetar hebat. Satu air mata lolos dari matanya.

"Lo ngapain kayak gitu sih anjing," geram Mungga, lalu hendak berjalan menuju kearah Aca, namun ditahan oleh tangan Nk.

Mungga melihat kearah Nk yang sudah menangis namun tidak mengeluarkan suara, hanya air matanya saja yang terus keluar. Nk mengisyaratkan dengan gelengan kepala agar Mungga tidak melakukan hal yang aneh.

Mungga pun mundur kembali dan menetralkan deru nafasnya.

"Ngapain? Gak jadi mukul gue?" tanya Aca pada Mungga dengan nada meremehkan. "Dan lo, jangan belagak cengeng, masang muka apapun gue gak akan kasianin lo," lanjut Aca pada Nk.

My Boyfriend Is A BadBoy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang