TIGA PULUH SATU

1.4K 146 15
                                    

Happy Reading

"Terkadang kita harus pandai memilih sahabat, jangan sampai memilih orang yang dijadikan sahabat malah jadi bangsat."

***

Hari senin, hari yang paling menyebalkan bagi semua pelajar. Berhadapan dengan sebuah ritual yang sering disebut dengan upacara bendera.

Banyak yang mencoba untuk lari dari upacara yang diselenggarakan hari ini. Contohnya seperti Nk. Nk memilih untuk tidak mengikuti upacara bendera dan memilih untuk berdiam di UKS. Bukan sebab Nk malas mengikuti upacara atau semacamnya. Namun, ia dipaksa oleh Diva dan Jua ketika pertama kali melihat Nk yang pucat dengan mata sembab. Mereka tau, pasti ini karena Aca. Kebetulan, Jua adalah salah satu petugas di UKS sekarang.

"Nk lo pas malem ke RS nya Aca?" tanya Jua sambil memberikan teh hangat untuk Nk.

Nk mengangguk mendengar pertanyaan Jua.

"Terus gimana?" tanya Jua lagi.

"Ya gitu, di sana ternyata gue udah terlambat, posisi gue udah ada yang menggantikan dan sepertinya Aca lebih suka keadaan seperti ini," terang Nk.

"Lo yang sabar yah," kata Jua menguatkan sambil mengelus punggung Nk pelan.

"Tapi terkadang, gue ngerasa gak berguna," kata Nk.

"Maksudnya?"

"Gue gak ada disaat Aca butuhin gue, gue gak nemenin dia dan berusaha melupakan di saat dia butuh gue, gue tau dia gak punya siapa-siapa lagi yang perhatian sama dia. Tapi gue malah apa? Gue malah sibuk sama rasa kecewa gue dan biarin dia ngelewatin ini sendiri."

"Mungkin ini memang balasan dari perbuatan gue, Ajeng bisa gantiin posisi gue, dan semoga dia gak kayak gue yang suka lari dari masalah."

"Lo gak boleh ngomong gitu Nk, lo kayak gini juga bukan kemauan lo. Manusia wajar dan pantas untuk memiliki waktu sendiri, bukan salah lo ketika seseorang butuh lo tapi lo gak ada, di mana keadaan lo lagi gak memungkinkan. Mungkin kalo ini yang terjadi adalah ujian, ujian hubungan kalian apakah sanggup apa enggak," jawab Jua dengan panjang lebar juga.

"Kok lo jadi pinter sih Ju?" kata Nk sambil tertawa, kagum dengan penjelasan Jua.

"Yee gue emang pinter kali," jawab Jua sambil tertawa.

***

"Mungga," panggil Nk ketika bel pulang sudah berbunyi. Jangan lupakan, karena Mungga sekelas dengan Nk.

"Iya?" tanya Mungga sambil menyambar tas miliknya.

"Em, gue mau nanya, keadaan Aca gimana?" tanya Nk sambil gelagapan.

Mungga terlihat malas dengan topik percakapan sekarang. Lalu menarik nafas panjang dan mengeluarkannya kasar.

"Mending lo ikut gue," kata Mungga sambil menarik tangan Nk menuju luar kelas.

"Eh, mau ke mana?" tanya Nk. "Di-Divaa gue duluan," teriak Nk ketika mereka sudah melewati pintu kelas.

Sewaktu keluar kelas Jua melihat kejadian itu.

My Boyfriend Is A BadBoy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang