DUA PULUH DUA

1.7K 157 12
                                    

Happy Reading

***

Aca dan Nk masih setia duduk di rumah pohon itu, mereka sudah tidak ada acara sedih-sedihan lagi. Sekarang, hanya ada canda tawa diantara mereka. Terkadang Aca juga menaikkan suasana. Ia sering kali berkata gombal pada Nk yang membuat Nk tertawa.

Kenapa Nk malah tertawa? Ya bagaimana tidak? Seorang Aca yang notabenya adalah cowok dingin dan most wanted ini bisa berbicara seperti itu, demi membuat Nk bahagia. Nk tau Aca tidak bakat dan mungkin susah baginya. Tapi Nk merasa, demi dirinya Aca rela melakukan itu. Dan memang kenyataannya bergitu.

"Nk?"

"Hm?"

"Gue mau berhitung nih," kata Aca sambil melihat Nk.

"Mau ngapain berhitung?" tanya Nk pada Aca, merasa aneh dengan sikap kali ini.

"Satu, tiga, empat, lim...." kata kata Aca terpotong karena Nk.

"Kenapa gak ada duanya?" tanya Nk.

"Iya, sama kayak lo, gak ada duanya," jawab Aca sambil tersenyum manis. Nk tersenyum juga, dan tak lama tawa keduanya keluar terbahak bahak.

"Belajar dari mana kayk gitu?" tanya Nk sambil masih tertawa.

"Tau tuh, gue dari si Amri," jawab Aca sambil tertawa lagi.

Nk memberhentikan tawanya digantikan dengan senyuman. Melihat Aca yang tertawa seperti ini membuatnya merasa bahagia.

Aca yang merasa aneh karena mungkin saat ini hanya dia yang tertawa, melihat kearah Nk yang sedari tadi mungkin memperhatikannya.

"Kenapa?" tanya Aca melihat kearah Nk.

Nk memegang pipi Aca, "Kayak gini terus yah, jangan ngerasa sendiri" kata Nk sambil tersenyum. Aca pun ikut tersenyum.

Pembicaraan mereka terus berlanjut, sampai pada tengah-tengah kegiatan suara dering Hp berbunyi. Dan ternyata itu Hp Aca, Aca melihat sekilas siapa yang menelponnya.

"Nk gue kebawa dulu. Ngangkat telpon," kata Aca sambil turun kebawah.

Nk mengangguk, ia hanya memperhatikan Aca yang turun dan agak menjauh dari rumah pohon itu. Nk tidak mau terlalu ikut campur dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Aca. Karena Nk tau, suatu saat Aca akan berbicara terus terang kepadanya suatu saat nanti. Di sana, Aca menerima telpon dan terdengar suara disana.

"Gimana? Ketemu?" tanya Aca dalam telpon.

"Belum, tapi gue masih liat pergerakan semuanya."

"Soal pelaku?"

"Belum sampe situ, masih nyari perantara dulu baru dalang dari semuanya."

"Oh, kabarin gue kalo ada perkembangan,"

"Oke."

"Oh iya, juga jangan lupa kasih tau anak-anak buat nanti, lo tau kan?"

"Iya tau kok."

My Boyfriend Is A BadBoy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang