[6]

4.8K 287 9
                                    

WAKTU terus berlalu dan pekerjaan yang Ten jalani terus berlanjut. Suka atau tidak, nyaman atau tidak harus tetap ia jalani. Sedikit banyak Ten mulai terbiasa menerima keadaan karena hasil jerih payah nya selama ia berada di sana membuahkan hasil. Taeyong telah menempati janji hasil kerjanya menjadi penjaja kepuasan telah ia kirim kan pada ibunya.

Meski Ten bisa menerima keadaan tapi ia selalu berharap suatu saat bisa keluar dari tempat yang ia anggap neraka itu. Entah sampai kapan ia akan menjadi penjaja kepuasan, itulah yang selalu ada di benak Ten.

Tidak terasa sudah dua minggu Ten berada di rumah itu, menjalani pekerjaan sebagai pemuas birahi para pria yang memiliki sex menyimpang.

Tidak ubahnya seperti Ten sendiri, ia juga gay tapi Ten tidak pernah berfikir akan terjun dalam prostitusi seperti ini, apalagi dengan paksaan. Kalau dia menolak, ia akan menerima perlakuan kasar dari bos nya atau Taeyong.

Seperti satu minggu lalu, tamparan telak ia dapatkan setelah menolak melayani pria bule dari German. Tapi, mau tidak mau ia harus melayani karena takut mendapatkan perlakuan lebih kasar dari itu.

~Save Me~

Seperti biasa pada pagi hari Bibi Kim selalu ke kamar Ten untuk membersihkan ruangan tersebut. Dengan pelan ia membuka pintu kamar, karena jam 7 pagi biasanya si pemilik kamar masih tertidur pulas.

Sesampainya Bibi Kim di kamar ia mendapati remaja manis itu masih tertidur pulas tanpa busana dan tanpa selimut, ia meringkuk agar mendapatkan kehangatan.

Pernah sekali Bibi Kim merapikan dan menyiapkan tempat tidur itu dengan selimut tapi Taeyong marah besar. Karena kamar itu hanya khusus digunakan untuk melayani para tamu, bukan untuk tidur dengan nyaman itu alasan Taeyong.

Jadi tugas Bibi Kim hanya mengganti sprei kasur satu sarung bantal dan membersihkan kekacauan setelah pelayanan plus plus tadi malam, karena setelah over booking pertama selesai pada malam hari Bibi Kim tidak merapikan kamar itu seperti di siang hari karena Taeyong melarangnya, dimalam hari kadang tamu tidak datang tepat pada jam mereka selalu datang lebih awal dari jam perjanjian.

Seperti biasa Bibi Kim selalu memperhatikan di sela ia bekerja, membereskan kond*m yang berserakan dan mengepel lantai banyak bekas sperma yang tercecer karena meletakkan kond*m sekenanya saja dengan melempar kelantai.

Bibi Kim selalu melihat kearah Ten yang tertidur pulas dengan jejak air mata yang mengering selalu menghiasi wajah lelahnya, pemandangan itu yang selalu Bibi Kim jumpai dari wajah pemuda manis itu karena Bibi Kim tidak pernah berbicara ataupun menyapa Ten kecuali Taeyong memerintahkan nya untuk membangunkan Ten atau semacamnya barulah Bibi Kim berbicara dengan Ten selebihnya tidak.

"Kenapa bibi menatapku seperti itu setiap pagi atau setiap kau ke kamar ini?" Tanya Ten membuat Bibi Kim terkejut, ternyata Ten sudah bangun tidur dari tadi tapi ia masih ingin bermalas malasan karena ia masih merasa sangat lelah pagi ini. Karena Taeyong tidak memberikan keringanan sama sekali padanya selama bekerja dua minggu di rumah itu.

Selama dua minggu Ten melayani para tamu di setiap malam dan siang sesuai jadwal yang Taeyong jelaskan waktu itu.

Bibi Kim meletakkan alat pembersih yang sudah ia selesaikan dan menghampiri Ten di tempat tidur besar itu.

"Maaf nak Ten, bibi tidak bermaksud jahat. Bibi hanya kasian padamu setiap pagi atau siang hari bibi selalu mendapati kau menyeka air matamu, di pagi hari air matamu mengering seperti di pagi ini. Bibi tau pekerjaan ini sangat berat nak, tapi kenapa kau memilih pekerjaan seperti ini? Kenapa kau tidak berhenti saja agar kau tidak tersiksa terus?" Tutur Bibi Kim panjang setelah mendudukkan dirinya di pinggiran tempat tidur dan membelai rambut coklat milik Ten dan merapikan poni nya yang mulai panjang menutupi keningnya.

[END] Save Me || TaeTen & JaeTen .ver✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang