[11]

3.1K 220 4
                                    

Ten pov.

AKU merasakan tanganku di genggamnya, tapi genggaman itu tidaklah kuat. Aku melihat kearah Jaehyun Hyung dia tersenyum dan menarikku agar mengikutinya.

Setelah berada di lantai atas aku fikir Jaehyun Hyung akan menuju ke kamar ku, tapi ternyata tidak. Dia berbelok kearah kamarnya.

Genggaman tangannya belum juga terlepas sampai kami berada di dalam kamarnya.

Aku tertegun melihat isi kamar itu dengan desain modern dengan sentuhan warna abu-abu dan hitam. Tempat tidurnya mewah juga lemari dan beberapa barang lainnya. Cukup lama aku melihat seisi kamar itu,

"Sampai kapan kau akan berdiri disitu, Ten?"

Suara itu menyadarkanku sehingga aku melihat ke arah tanganku yang tak lagi di genggamnya, ia sudah duduk di sofa besar itu.

Sofa disana ada dua, tapi yang diduduki oleh Jaehyun Hyung sangat berbeda. Bisa dibilang itu bukan sofa tapi tempat tidur mini yang berbentuk sofa bermotif lucu seperti kumbang daun warna hitam dengan totol merah.

Sepertinya si pemilik kamar sangat menyukai dengan warna gelap. Ia menepuk sofa sebelah kirinya agar aku segera menghampirinya.

Aku sangat takut membayangkan apa yang akan Jaehyun Hyung lakukan padaku sehari semalam ini, rasanya kakiku enggan untuk bergerak. Tapi aku heran kaki ini malah berjalan tanpa instruksi menuju kearah Jaehyun Hyung.

Jaehyun pov.

Dia menatapku- Ten menatapku dengan mata kucingnya yang sangat indah, wajahnya manis meski kulihat ada ketengangan di sana. Aku hanya tersenyum melihatnya agar ia merasa lebih nyaman dengan melihat senyumanku. Ten membalas senyumanku dengan senyum simpul tapi itu membuatku terpana, dan akhirnya ia duduk di sebelahku.

Aku membiarkan Ten duduk pada posisinya tanpa ada niatan mengganggu sedikit pun, aku menyalakan televisi memilih acara yang kusuka dan mengatur posisi duduk bersandar pada bahu sofa besar itu agar lebih nyaman.

Ten pov.

Tidak ada perbincangan diantara aku dan Jaehyun Hyung, kami hanya diam melihat layar televisi. Sudah cukup lama hampir dua jam diantara kami tidak ada yang membuka suara.

Aku heran untuk apa Jaehyun Hyung membokingku tapi dia tidak menyentuhku sampai saat ini. Berbeda dengan para tamu yang lain, belum apa-apa mereka sudah menelanjangiku tanpa peduli aku siap ataupun belum.

Jaehyun Hyung masih fokus dengan acara televisi yang ia pilih begitu pun aku, sampai aku menguap merasakan kantuk mulai menderaku. Aku masih sangat lelah, pangkal perutku masih terasa sakit. Karena itu aku sangat takut akan malam ini, tapi ada kelegaan dihatiku kalau memang Jaehyun Hyung tidak menyentuhku untuk saat ini berarti aku bisa mengistirahatkan tubuhku walau beberapa jam sampai nanti Jaehyun Hyung mau menyentuhku.

"Kau mengantuk, Ten?" Tanya Jaehyun Hyung tiba tiba

"Emh, iya Hyung,"

Aku tertegun saat melihat wajahnya, sangat maskulin! Matanya tajam tapi disaat melihat lebih dalam manik itu, begitu teduh juga menenangkan. Aku merasakan tatapan itu sangat lembut membalas tatapanku serta dihiasi senyum hangat dari wajah Jaehyun Hyung membuat dadaku berdebar melihat manik hazel milik Jaehyun Hyung itu. Sampai aku merasakan tangan Jaehyun Hyung meraih bahuku agar aku berbaring dan pahanya menjadi bantal untukku.

Jaehyun pov.

Aku melihat kearah mata kucingnya, dia sedikit terkejut saat aku meraih bahunya agar ia berbaring dan kepalanya ku tidurkan di pahaku, ia masih menatapku dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya.

Melihat wajah dan matanya sangat sulit untukku menahan perasaan, tapi setelah ku ingat lagi Ten menyukai Taeyong Hyung rasa inginku tertipis karena kekecewaan ku.

Aku membiarkannya tidur di pangkuanku dan sesekali ku usap rambut yang menutupi dahinya sampai aku tidak lagi melihat dari matanya rasa takut terhadapku, malah Ten tersenyum saat aku mengusap anak rambut di dahinya. Senyumnya sangat manis, baru kali ini aku melihat senyum Ten semanis ini! Beberapa kali berkumpul di ruang makan atau berbicara dengannya tidak ada senyum seperti ini, senyuman ini berbeda.

"Berhentilah tersenyum Ten, bukan kah kau mengantuk?" Tanyaku membuatnya tersipu

Ia tidak menjawab pertanyaan dariku, aku merasa ia nyaman bersamaku saat aku memperlakukannya dengan manis. Beberapa kali aku membelai rambut hitamnya, ia memejamkan mata karena pipi nya semakin memerah. Itu sungguh sangat manis, hey! Sampai aku tidak sadar si manis ini tertidurdi pangkuanku.

.
.
.

TBC!!

[END] Save Me || TaeTen & JaeTen .ver✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang