[1]

14.1K 518 32
                                    



TEN seorang mahasiswa dan saat ini ia bekerja paruh waktu untuk menambah uang kuliahnya sendiri. Ia bisa dibilang berasal dari keluarga kurang mampu, dan hanya memiliki seorang ibu. Ayahnya telah meninggal sejak dirinya masih kecil.

Ten banting tulang agar bisa meneruskan kuliahnya, dan untuk menghidupi keluarganya. Ia bekerja di cafe dekat kampusnya agar tak terlambat jika ia sehabis kuliah. Bos cafe tersebut sangat lah baik kepadanya, apalagi teman-temannya yang bekerja disana.

Jam 10 malam akhirnya pekerjaannya selesai, pria mungil itu bergegas meninggalkan tempat tersebut. Ia menyusuri trotoar yang sepi, dia sudah terbiasa berjalan kaki sendiri seperti ini toh tidak ada hantu juga.

Biasanya jika dia bekerja bersama temannya ia tak akan pulang selarut ini, ia akan pulang sekitar pukul setengah sembilan ataupun jam sembilan. Karena temannya hari ini sedang sakit, jadi ia mengerjakan semuanya sendirian.

Sambil berjalan menyusuri jalan, dirinya memikirkan temannya yang sedang sakit. Mengapa ia tak memberinya kabar? Setidaknya jika ia memberi kabar ia tak akan cemas seperti ini. Temannya itu sudah ia anggap seperti kakak sendiri baginya.

Pria mungil yang sedang melamun itu tidak sadar jika ada mobil van hitam berhenti tepat di sampingnya. Ia berfikir mungkin saja orang yang sedang beristirahat karena perjalanan yang cukup jauh. Dirinya tak menaruh curiga sedikit pun pada dua orang yang turun dari mobil tersebut.

Sampai pada akhirnya seseorang membekap mulutnya dengan sapu tangan dan seseorang lagi mengangkat tubuhnya yang sudah terkulai lemas. Mereka memasukkan pria mungil itu kedalam mobil van tersebut dan langsung membawanya entah kemana.

Di dalam mobil seseorang itu mengikat kedua tangannya kebelakang dan mengikat kedua kakinya, membekap mulut Ten dengan lakban serta matanya ditutupi dengan kain hitam.

Mobil itu berhenti di suatu tempat dan membawa pria mungil itu masuk ke dalamnya. Tenyang telah sadar pun memberontak walaupun mata dan mulutnya masih tertutup lakban dan kain hitam.

Mereka mendudukkan Ten di sebuah kursi dengan paksa karena dirinyq selalu memberontak. Terdengar suara seseorang bercakap cakap dengan orang lainnya, namun— seorang diantara mereka ia tak mengenali suaranya.

"Apakah kalian tepat sasaran seperti yang ku inginkan?" Tanya seseorang disana, Ten hanya mendengarkan dengan seksama percakapan tersebut.

"Iya Tuan, ini orang yang anda inginkan itu." Jawab seseorang yang mungkin menculik pria mungil itu tadi.

Seketika penutup kepala Ten di lepaskan, Ten melihat ke semua arah. Tempat ini kotor seperti bekas penyimpanan barang. Lalu dirinya mengamati orang orang yang sedang mengamati dirinya.

"Selamat datang manis, senang sekali bisa bertemu denganmu." Ucap orang itu sambil menyunggingkan senyum smirk.

Pria berjas yang menyapanya kini melangkah mendekat ke arahnya, ia melepas lakban yang menutupi mulutnya dengan sedikit kasar.

"SIAPA KAU?! APA YANG KAU INGINKAN SIALAN?! KENAPA KAU MENCULIKKU?! ORANG TUAKU BUKAN ORANG KAYA YANG DAPAT KALIAN MINTAI TEBUSAN BRENGSEK!!!" Makinya dengan kesal, dengan tangan dan kaki yang masih terikat ia sulit untuk bergerak.

"Wow, santai sayang.. Pertama tama perkenalkan namaku Taeyong, Lee Taeyong. Aku tidak menginginkan uangmu, aku tau kau dan ibumu miskin. Aku menginginkan mu Ten!" Mendengar penjelasan orang tersebut membuat dirinya bingung, biasanya orang yang menculik seseorang pasti meminta tebusan tapi ini tidak. Ia semakin bingung di buatnya.

"Aku mempunyai penawaran untukmu, dan aku berharap kau bisa memilihnya dengan baik." Ucap Taeyong

"Kau bisa bekerja denganku, pekerjaannya tidaklah sulit. Kau hanya melayani mereka sampai puas, kau tidak perlu bekerja keras seperti hari ini, kau tinggal duduk manis dan menuruti apa yang mereka inginkan. Dan selanjutnya kau mendapatkan uang dengan mudah." Jelas Taeyong sambil menatap manik Ten.

Ten mulai mengerti apa yang Taeyong maksudkan seketika wajahnya memerah menandakan jika ia sangat marah seakan ia ingin di jadikan sebagai jalang. Ten pun langsung meludah tepat di pipi kiri pria kejam di depannya itu. Taeyong yang awalnya tersenyum manis kiri berubah drastis menjadi bengis.

PLAKK!!!!

Tamparan kuat tepat mendarat di pipi gembil Ten, wajahnya terhempas menerima tamparan keras dari Taeyong. Bias merah jelas nampak di pipi putihnya dan di sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Kau menerima ini atau tidak, kau tinggal menjawabnya!" Jelas Taeyong yang mulai kesal dibuatnya, sepertinya Ten tidak ingin bekerja sama di dalam bisnisnya ini.

"Tidak!" Jawab Ten singkat.

"Baiklah sesungguhnya disini tidak ada pilihan lain Ten, mau atau tidak jawabanmu kau akan tetap bekerja denganku. Jika kau menolaknya, kau akan mendapatkan siksaan yang lebih sakit daripada hanya tamparanku tadi." Jelas Taeyong sambil tersenyum membuat Ten membolakan matanya.

Mendengar penjelasan Taeyong barusan, mau atau tidak ia harus bekerja seperti apa yang pria jangkung itu mau. Bekerja secara paksa melayani setiap orang yang menginginkannya, walaupun ia mau menerima pekerjaan ini tetap sama saja.

Ten mulai gusar mengingat kata kata Taeyong barusan, "Aku tidak mau!! Kumohon lepaskan aku!!" Mohon Ten, sungguh ia sangat takut mengingat apa yang akan terjadi kalau ia bekerja seperti jalang.

"Kenapa Ten? Kau seperti sedang ketakutan? Aku tau mengenai dirimu Ten, aku sudah lama mengamatimu dan aku tau latar belakangmu. Dan rahasiamu adalah seorang Gay, maka dari itu aku memilihmu setelah melihat postur tubuhmu yang bagus dan wajah yang imut pasti akan banyak yang tertarik denganmu. Aku yakin kau akan menjadi kaya, dan kau dapat mencukupi kebutuhan keluargamu. Tapi sayang, kau menolaknya bahkan kau meludahiku." Ucap Taeyong sambil mencengkeram kuat rahangnya hingga ia mengadah melihat wajah Taeyong yang bengis.

Ten memang seorang gay, dan ia beberapa kali menjalin hubungan dengan teman prianya yang sama sama gay. Meski begitu, Ten menolak untuk berhubungan sex dengan mereka, dengan alasan dirinya belum siap. Tetapi setiap hubungan percintaannya tak ada yang bertahan lama, karena alasan mereka selalu egois dalam menjalankan hubungan dengan Ten.

"Jadi tidak ada kesempatan lagi untuk itu. Sekarang kau harus menuruti keinginanku!" Kata-kata Taeyong membuyarkan lamunannya, pria kejam itu melepaskan cengkramannya dengan kasar hingga Ten memalingkan wajahnya.

Taeyong mulai emosi melihat Ten yang masih tidak mau menurut padanya.

"Baiklah kita akan bermain main sebentar manis." Bisik Taeyong tepat di samping telinga Ten. Tangan Taeyong membelai pipi gembilnya, lalu tangannya turun untuk membuka semua kancing baju yang pria mungil itu kenakan. Ten seketika panik melihat tangan Taeyong telah berhasil membuka semua kancing lalu ia menyibaknya.

•••

TBC.

[END] Save Me || TaeTen & JaeTen .ver✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang