[25]

1.8K 171 6
                                    

P. S : Jangan lupa Vote + Comment ! Special malam jumat <3

Happy reading !

Jaehyun POV

AKU merasa lega, akhirnya kata-kata yang kuharapkan keluar dari bibir Bibi Taeyeon. Ia menitipkan Ten padaku saat Ten bekerja di apartemen nanti.

Padahal aku sama sekali tidak mempekerjakan kekasihku itu. Tidak sama sekali. Aku ingin dia tinggal denganku, menjaganya. Dan aku berniat ingin melanjutkan kuliah Ten kembali. Hanya itu, tidak lebih. Tapi itupun, saat Ten melanjutkan kuliahnya aku harus ekstra menjaganya karena aku takut hal-hal itu terulang kembali.

Aku menatap lekat wajah manis kekasihku. Dia sedang kesal karena Bibi Taeyeon menggodanya dengan menyebutkan ia selalu bandel dan aku boleh menghukumnya kalau ia bandel saat bekerja denganku.

Aku, Eommaa dan Bibi Taeyeon tersenyum melihat tingkah Ten, sikapnya selalu membuatku gemas.

Aku menatapnya sampai ia naik ke lantai atas menuju kamarnya, karena Bibi Taeyeon menyuruh Ten membawa beberapa barang yang akan ia bawa ke apartemenku. Tapi aku terkejut sekaligus bahagia saat Bibi Taeyeon mengizinkanku membantu Ten membereskan barang-barang yang akan Ten bawa.
Ternyata Bibi Taeyeon memperhatikanku menatap lekat anaknya dari tadi. Jujur aku malu, tapi rasa maluku kutepis dengan rasa bahagiaku.

Aku permisi meninggalkan ruangan itu menuju lantai atas di mana kamar Ten berada. Satu kamar yang pintunya tidak tertutup rapat, aku mendekati kamar itu.

Aku masuk ke sebuah kamar sederhana, tidak terlalu besar tapi sangat nyaman dan rapi. Aku melihat Ten sedang merapikan beberapa baju, memasukkannya ke dalam ransel lumayan besar di ambang pintu lemarinya.

Dengan pelan kututup pintu kamar ini sampai tidak menimbulkan suara sama sekali. Aku berjalan mendekat ke arahnya sampai aku memeluk tubuh kekasihku ini dari belakang.
Ia terkejut dengan pelukanku yang tiba-tiba, tapi ia tidak menolak sama sekali. Entah kenapa, saat ini aku sulit menahan rasa inginku untuk memeluk tubuh rampingnya.

"Hyung? Sejak kapan di sini?" Tanyanya terkejut padaku.

Ia memalingkan wajahnya menatapku yang memeluknya dari belakang. Ten menegakkan tubuhnya meski tinggi kami tidak sejajar. Tubuhku lebih tinggi dari Ten dan lebih besar serta lebih kekar dari tubuhnya.

"Baru saja sayang.. Bibi Taeyeon mengizinkan Hyung kemari untuk membantumu berkemas.." Kataku.

Kedua tanganku semakin mempererat pelukanku. Pinggang Ten ramping, ia memiliki perut yang kecil, punggung yang tidak sebidang milikku, tingginya tidak setinggi tubuhku, lengannya sedikit berotot, tapi tidak terlalu menonjol seperti milikku.
Tapi Ten hanya diam dalam pelukanku, menikmati pelukan hangat dariku.

Kuhirup aroma vanilla dari tengkuknya, bau yang selalu membuatku mabuk. Ingin lagi dan lagi menghirup dan menciumnya.
Dengusanku semakin menjadi, menyusuri leher jenjangnya. Tidak menunggu lama, lidahku menyesap dan menyapu leher putih itu.

Ten tidak menolak saat lidahku bermain nakal di belakang telinganya, hingga Ten menggelinjang geli saat lidah hangatku menyapu daerah itu.

"Eungh.. Hyungh.." Lirihnya.

Deru nafasnya semakin memburu seirama dengan nafasku. Lidahku semakin bermain nakal menghisap leher jenjangnya.

Aku mulai kesulitan mengendalikan hasratku. Ku balik tubuhnya agar berhadapan denganku. Wajah kekasihku ini sangat mudah memerah, semakin membuatku tidak tahan melihatnya.

Pinggang rampingnya kuraih agar semakin dekat dengan tubuhku sehingga tidak ada jarak di antara kami. Wajahku semakin mendekat dengan wajahnya, sampai hidung kami bersentuhan. Deru nafasnya sangat terasa di kulit wajahku.

[END] Save Me || TaeTen & JaeTen .ver✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang