[13]

2.6K 177 0
                                    

Note : Mohon maaf, part sebelumnya bukan chap 13 tetapi chap 14. Mohon di maklumi ya friend - friend ≧ω≦







~Save Me~




Jaehyun POV.

HARI ini aku bangun lebih pagi, bahkan si manis Ten belum terbangun dari mimpi nya, dia terlihat sangat menggemaskan saat tidur seperti ini. Jujur ingin aku menyentuh nya dan mencumbu nya, tapi semua rasa yang ada di dalam dada ku akhirnya ku tepis saat mengingat Ten menyukai Taeyong Hyung tiba-tiba rasa sesak di dadaku mendera seperti tadi malam. Aku buru-buru ke lantai bawah karena ku yakin Eomma sudah menungguku.

"Oow yang sedang bahagia... Kenapa pagi-pagi sudah siap, hm? " Aku melirik Eomma yang kini tengah menggodaku.

"Ayo lah Eomma... Apa yang kau katakan?"

"Ooo... Yang pura-pura tidak tau, hm?" Aku melihat Eomma dan Bibi Kim saling mengedipkan mata kini aku mengerti apa arti pertanyaan eomma tadi.

"Aku memboking nya tidak lebih hanya ingin Ten istirahat Eomma... Bukan kah malam ini dia akan kembali bekerja?!" Cetus ku, aku tidak peduli seperti apa wajah eommaku saat ini.

"Serius kau tidak melakukan apapun?" Aku mengeleng kecil lalu menyantap sarapanku.

"Lalu apa yang kau lakukan semalam?"

"Membiarkan Ten tidur di ranjangku, dan aku sendiri tidur di sofa..." Potongku cepat.

Tidak lama suara tapakkan kaki menuju ke arah kami.

"Selamat pagi, Jae.... Apa dia memuaskan?" Ini pertanyaan sangat memuakkan sekaligus mengherankan bagaimana Taeyong Hyung seperti ini pada Ten.

"Tidak." Hanya itu jawabanku.

"Dia tidak memuaskan mu begitu, apa dia tidak menurut?" Suara Taeyong Hyung terdengar marah tapi aku tidak peduli.

"Aku hanya memboking Ten agar ia istirahat dengan cukup Hyung, tidak lebih,"

"Kau akan rugi jika tidak menikmati nya Jae.." Kini aku semakin tidak habis fikir bagaimana bisa Taeyong Hyung berkata seperti ini, karena menurutku sikap nya sangat keterlaluan tapi aku memilih tetap diam sembari menyantap sarapanku.

"Baiklah, Hyung akan memberikan penambahan waktu untuk mu kau boleh menikmati Ten sampai jam 6 sore..." Aku menatap Hyungku ini lekat, entah apa yang ada di kepala nya saat ini.

"Baiklah, untuk pembayaran aku akan transfer nanti siang. Hari ini aku harus ke kantor Appa dulu."

"Kau ada masalah dengan Appa mu nak?" Aku menatap raut khawatir Eomma ku sangat terlihat jelas.

"Tidak Eomma, Jaehyun hanya menghadiri rapat."

"Syukur lah... Apa kau akan kembali nanti?" Pertanyaan Eomma membuat hatiku ragu dan sakit, aku ingin melupakan rasa cintaku padanya dengan pergi dari sini.

"Entah lah.." Terlihat dari iris mata cantik Eomma ku kekecewaan di sana.

"Baiklah sering-sering lah kemari,"

"Jika kau ke kantor lalu Ten?" Tanya Taeyong Hyung

"Biarkan Ten istirahat meski aku tidak ada." Ucapku menyudahi percakapan itu.





Ten POV.

Setelah mencuci muka, aku memilih menikmati suasana pagi di balkon kamar ini, saat aku bangun tidur Jaehyun Hyung tidak ada di sampingku dan itu sangat menyisakan sakit menembus ulu hatiku hingga air mataku menetes pagi ini, tapi aku buru-buru mengusap nya, karena tidak ada alasan untuk menangisi keadaan ini.

Aku membiarkan terpaan angin pagi menyapa kulit pucatku. Disini aku bersikap terlalu berlebihan, apa aku boleh terus seperti ini. Tenang tanpa ada paksaan dan siksaan. Tapi saat kembali mengingat kenyataan, kadang aku selalu berfikir, hidupku akan seperti ini selamanya, melayani setiap pria yang datang, bahkan aku akan mati saat melayani mereka mungkin itu yang akan terjadi suatu saat nanti.

'Boleh kah aku bebas... ' Gumamku meremas pembatas besi balkon ini.

"Ten.." Aku menoleh ke arah suara. Ternyata Jaehyun Hyung kembali aku fikir dia pergi.

"Ya Hyung.."

"Sarapan dulu... Aku sudah bawa kan ayo..." Antara bahagia dan takut menyelimuti hatiku.

Sampai akhirnya tanganku di tarik lembut oleh nya menuju sofa di mana Jaehyun Hyung meletakkan piring sarapan yang ia bawa.

"Makan lah.." Titahnya karena aku menatap ragu makanan itu.

"Ada apa, hm? Kau kurang suka makanan nya?"

"Ti-tidak eung hanya saja..." Aku bingung harus menjelaskan seperti apa rasa khawatirku, karena Taeyong Hyung sangat marah jika aku di layani seperti ini, dan aku sangat takut.

"Ten, ada apa?" Aku meremas tanganku sendiri.

"Em apa Taeyong Hyung tau jika Jaehyun Hyung membawakan sarapan ini untuk ku?" Cicitku, tapi dari ekspresi Jaehyun Hyung tiba-tiba dingin menatapku.

"Aku atau Taeyong Hyung yang membawakan sarapan ini sama saja Ten!" Nada bicara nya meninggi, aku tertunduk.

"Maaf Hyung bukan itu maksud ku.."

"Lalu apa? Oh.. Kau ingin menujukan betapa kau mencintai Taeyong Hyung begitu Ten?!" Sarkas Jaehyun Hyung, yang kali ini membuat air mataku mengalir.

"Hyung aku tidak,"

"Sudah lah! Jangan mengelak Ten, aku tau kau mencintai Hyung ku kan?!" Aku menggeleng keras setiap ia berkata seperti itu karena memang aku sama sekali tidak mencintai Taeyong Hyung.

"Berhenti menagis, apa yang kau tangisi huh?!" Teriak nya emosi, membuat diriku semakin tersiak.

"Hiks H-hyung hiks.. Aku sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan T-Taeyong Hyung hiks... Percayalah.." Tapi dia hanya menatap kosong padaku dan pergi seketika kakiku melangkah dan mengejar.

Entah keberanian dari mana hingga aku sukses menahan tangan nya saat ia ingin keluar dari kamar ini.

"Ku mohon Hyung dengar penjelasan ku dulu... Hiks.." Isakku.

Akhirnya Jaehyun Hyung menatapku tapi tatapan nya sangat membenciku.

"Hentikan tangisan mu Ten!! Tidak ada lagi yang harus kau jelaskan!! Kau tetap di sini sampai jam 6 sore hingga jam boking mu habis dengan ku, setelah itu kau bebas ingin bercinta dengan siapapun!" Kata terakhir nya sangat menyakitkan hingga tangisku tidak bisa tertahankan lagi,

Akhirnya ia pergi setelah menghempaskan tanganku begitu saja sampai aku jatuh terduduk, rasanya tungkai kakiku lemas walau hanya untuk menopang tubuh kecilku.

'Hiks... Hyung.. Dengar kan sekali saja.. Hiks... Aku mencintaimu Jaehyun Hyung.. Hiks..' Sesak- hingga aku tidak sadar mencengkram dadaku, bahkan sakit di perutku saat ini terkalahkan dengan sakit di hatiku.

Jam berlalu begitu saja, aku menghabiskan waktu di kamar ini dengan menagis bahkan menyentuh makanan yang di bawakan Jaehyun Hyung aku enggan rasanya semua pahit. Jika saat ini aku bisa memilih, aku ingin Tuhan menjemputku dan mengakhiri semuanya.

Tapi sayang Tuhan terlalu baik dan kembali ingin menguji seberapa kuat diriku, hingga akhirnya jam menujukan pukul 6, berarti waktu boking habis aku dengan langkah berat kembali ke kamarku, karena aku harus ke dunia nyataku di mana aku harus melayani pria-pria itu dan mengubur semua harapan serta keinginanku.

TBC

[END] Save Me || TaeTen & JaeTen .ver✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang