Prolog

1K 112 1
                                    

Jungkook melangkah tak seperti biasanya. Menelusuri koridor kampusnya yang tak pernah sepi. Hampir seluruh pasang mata melihat ke arahnya. Entah apa tanggapan semua orang terhadapnya tapi ini membuat banyak fansnya ikut bersedih.

Mereka tahu walaupun dulu kedekatannya dengan wanita itu seringkali tidak disukai oleh para fansnya tapi melihat betapa sedihnya Jungkook, Mereka lebih memilih melihat Jungkook bersama orang dapat membuatnya bahagia.

Penampilannya tidak ada bedanya dengan seseorang yang sudah lama tidak tidur. Tapi walau begitu, Kadar ketampanannya masih melekat tanpa berkurang.

Percayalah semua ini hanya karena seorang wanita yang belum lama ini datang dihidupnya, Roséanne Park. Dialah penyebab kesedihan dan penyesalan Jungkook bermula.

Jungkook mengambil ponselnya berharap ia dapat mendengar suara yang ia rindukan. Ia menekan nomor yang selalu berada dideretan missed call-nya.

'Maaf nomor yang anda hubungi tidak tersedia atau berada diluar jangkauan.'

Begitulah yang ia selalu dengar setiap kali mencoba menghubungi wanita tersebut. Ia kembali memandangi betapa banyaknya missed call dari Rosé yang ia selalu abaikan walaupun dalam hatinya, Ia sangatlah senang.

Rasa penyesalan kembali terasa saat ia menyadari sikapnya pada Rosé saat ia pertama kali bertemu dan bahkan sikapnya yang jarang mau mengangkat nomornya. Bahkan, Mencoba membuang perasaannya pada waktu itu. Dan sekarang ia bahkan merasakan kehilangan sosok yang dulu selalu ada disisinya.

Tanpa sadar Taehyung telah duduk disebelah Jungkook yang masih memandang foto Rosé yang ia dapat dari rekannya.

"Bukannya gue udah bilangin ya ke lo? Dan sekarang lo nyesel kan?" Kata Taehyung sambil melihat ke sekitaran mereka.

Jungkook hanya mendengarkan pernyataan Taehyung. Memang benar ia selama ini umencoba menjauhi Rosé dari sisinya dan sekarang ia benar-benar pergi. Ia pun sadar Rosé tidak salah dalam menanggapi hal ini.

"Rosé. Waktu itu dia nunggu lo hampir 2 jam dalam udara dingin dan gue juga kecewa pas tau lo dateng setelah 2 jam Rosé tiba di sungai han."

Jujur ini juga termasuk alasan kenapa ia sangat sedih saat ini.

"Jungkook, Lo bodoh atau apa sih? Lo jelas-jelas tau kalo lo cinta beneran sama dia tapi kenapa harus diabaiin sih? Au ah, Gue masih gak habis pikir." Kata Taehyung.

Jungkook tidak bergeming. Pikiran dan hatinya terus berkecamuk menjadi satu.

"Mr. Jeon yang terhormat, Selamat anda telah kehilangan seseorang yang berharga buat anda." Sarkas Taehyung.

Jungkook masih mendengarkan ucapan Taehyung yang terus membuatnya semakin terpuruk.

Ponsel Taehyung berbunyi.

"Jungkook, Gue gak bisa berbuat apa-apa untuk masalah lo tapi satu hal yang lo bisa adalah Cari dia dimanapun dia berada. Kalo pun kalian berjodoh, pasti lo bakal nemuin dia. Oh iya, Sampai ketemu di pernikahan gue ya! Semoga berhasil! Dan gue pamit, Jennie udah nungguin gue." Pamit Taehyung meninggalkan Jungkook yang masih merasakan kesedihan.

Jujur ini benar-benar bukan kemauannya. Soal perilaku dia yang ingin membuat Rosé menjauhinya sama sekali merupakan kesalahan besar baginya. Dan sekarang baru saja ia merasakan dampaknya sendiri. Ia yang kehilangan kabarnya bahkan tidak tahu apa ia masih hidup ataupun...

Itulah yang paling ia takuti sebenarnya. Sudah hampir 6 bulan setelah kepergian Rosé dan ia juga mengkhawatirkan keadaan wanita yang dicintainya itu setelah fakta yang ia dengar dari Jennie.

Jungkook meninggalkan kawasan kampusnya dan melaju menuju sebuah restoran yang menjadi sejarah baginya.

"Selamat datang! Bisa saya bantu?" Sapa seorang pelayan dengan ramah menyambut kedatangan Jungkook.

"Tempat biasa." Jawab Jungkook dengan singkat, padat dan jelas.

"Maaf, tapi saya kurang paham yang anda maksud." Jawab pelayan yang kelihatannya baru disitu.

Pelayan itu masih menunggu jawaban dari Jungkook, sedangkan yang ditatap terlihat enggan menjawab pertanyaan tersebut. Tak lama kemudian, Muncullah manajer restoran yang sangat mengenali Jungkook.

"Ah, Mr. Jeon. Maaf, Dia masih baru disini jadi kurang tahu yang dimaksud. Mari ikut saya!" Kata manajer langsung menunjukkan meja khusus untuknya.

Jungkook duduk di spot favoritnya. Bagi sebagian orang akan merasa bingung, Untuk apa seseorang hebat seperti Jungkook selalu duduk di tempat yang sama dan juga di sebuah restoran yang terbilang terlalu murah untuk orang sepertinya.

Setiap tanggal yang sama, Ia akan mendatangi tempat yang sama. Kadang diwaktu siang maupun malam hari. Bahkan, Restoran tersebut merenovasi tempat Jungkook tersebut menjadi lebih private.

Seorang pelayan menyajikan makanan yang biasa Jungkook makan disini. Lalu, Pergi tanpa mengatakan apapun karena melihat raut wajah Jungkook yang enggan diganggu oleh siapapun.

Hampir 15 menit, Ia terus memandang kursi dihadapannya. Tidak ada yang berubah dan tidak boleh berubah. Bahkan, Tidak ada juga yang boleh duduk di tempat ini.

Lalu, Ia memakan pesanannya tersebut, yaitu Spaghetti Carbonara. Yang dulunya, Ia enggan memakan makanan ini tapi karena suatu alasan, Masakan tersebut menjadi favoritnya. Suap demi suap ia masukan ke mulutnya.

"Jungkook-ah, Ini Cuma makanan. Jangan pernah membenci makanan hanya karena suatu peristiwa yang gak mau diingat. Apapun itu peristiwanya, Lo harus ikhlasin hal itu apapun itu. Karena lo gak boleh terus terjebak dimasa lalu. Waktu akan terus berjalan, Kook-ah!"

Rangkaian kalimat seketika terlintas dipikirannya saat ia mengunyah suapan spaghetti tersebut.

"Pokoknya lo harus coba ini. Gue pesenin karena recommended banget rasanya. Ya... Walaupun gue tau ini gak kayak masakan chef terkenal di restoran yang sering lo datengin. Tapi gue jamin, Gak akan ngecewain kok."

Jungkook meletakkan kembali sendoknya dan menundukkan kepalanya.

"Nah, Gitu dong. Pokoknya lo harus udah bisa makan ini ya kalaupun gak ada gue sekalipun." Kata Rosé sambil tersenyum.

Seketika Jungkook mengacak-acak rambutnya karena ingatan yang terus datang saat ia memakan masakan yang sama. Matanya berkaca-kaca. Katakan Jungkook lemah, Ia lemah hanya seorang Roséanne Park, Wanita yang sangat ia cintai tapi terlalu terlambat menyadari hal itu. Ingatannya kembali pada waktu terakhir pertemuan mereka ditempat yang sama.

-Flashback On-

"Kook-ah, Gue tau lo udah gak mau ketemu gue lagi." Kata Rosé berhenti sejenak karena ia menghela nafasnya.

"Ok. Gue singkat aja alasan kenapa gue ajak lo ketemu disini. Sebelum gue bener-bener gak gangguin lo lagi, Gue mau bilang. Uhmm... Jangan lupa makan, Isi terus kulkas sama makanan-makanan sehat. Kalo gak sempet pesen delivery, Itu pun harus sehat. Janga begadang terus, Istirahat yang cukup. Jangan terlalu dingin sama orang lain nanti yang ada lo ngejomblo terus sampe tua lagi dan jangan sungkan ngucapin terima kasih sama orang dan maaf kalo pun lo salah." Kata Rosé dengan satu tarikan nafas.

Mata Jungkook membulat mendengar perkataan Rose tanpa jeda. Melihat itu, Rose tersadar akan ucapannya yang membuat Jungkook pusing.

"Ah, Sorry. Haha... Ok.. Intinya, Jaga kesehatan lo! Dan..."

Lagi-lagi Rose menghela nafasnya.

"Selamat tinggal, Jeon Jungkook!" Ucap Rose sambil tersenyum tulus ke arah Jungkook.

-Flashback off-

Kesedihannya tak bisa Jungkook tahan kembali. Mengingat kata terakhir pertemuan mereka, Membuat ia menyesal karena waktu itu ia hanya memandang kepergian Rosé tanpa berusaha menghentikannya sesuai dengan hatinya.

"Rosiee!" Gumam Jungkook disela-sela tangisannya.

"Rosieee-ya, Please kembali! Gue janji gue bakalan jawab semua pertanyaan lo dengan jujur. Please, Gue butuh lo! Rosé-ya!" Ucap Jungkook masih dalam keadaan menangis.

Tbc.

Limited TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang