Selamat tinggal

679 40 11
                                    

Pesawat sudah lepas Landas Cessi menatap  daratan yang akan ia tinggalkan, kota yang akan ia tinggalkan dan penghuni yang menjadi bagian membuat hidupnya bahagia.

Selamat tinggal.

Dua kata tapi, membuat hatinya terpuruk.

Selamat tinggal, Salsha.

Ia sangat rindu Salsha, ia sangat rindu.

Bagaimana pun sikap  Salsha ia masih  saudaranya, temanya, penyemangatnya.

Ia rindu, dekapan hangat perempuan itu yang menyemangatinya untuk bertahan hidup.

Ia rindu tentang perempuan itu.

Tes.

Satu tetes air mata sudah keluar, sejak tadi ia menahan untuk tidak menangis didepan Steffi, ah.Mengingat tentang wanita menyebalkan itu Cessi teringat ia menangis sambil memeluknya dan menyuruhnya cepat pulang.

*******

Setelah jalan jalan dengan Iqbaal Salsha kembali membersihkan diri dan menonton flim 'Peter han'.

Sampai sore Salsha berada dikamar sambil memakan makanan yang ia bawa dari kulkas,kekamarnya.

Harinya sungguh menyenangkan tapi, ia juga ada sercerca rindu kepada sahabatnya.Kira kira apakah sahabatnya sudah sangat bahagia sepertinya ? sepertinya ia, sahabatnya sudah sangat bahagia.

Ting.

Salsha langsung membuka Hanphone dan melihat ada satu notifikasi dari Line.Ah iqbaal.

Tanpa menunggu waktu lama Salsha langsung membuka Room chat bersama Iqbaal.

Iqbaal.

Lagi apa.?

Salsha.

Tiduran aja.

Iqbaal.

Nggak nanyain aku nih?

Salsha.

Kamu lagi apa?

Iqbaal.

Lagi mikirin kamu.

Salsha .

Dasar Gombal.

Iqbaal.

Seriusan aku lagi mikirin senyuman kamu.

Salsha langsung membuang hanphonenya kekasur dan memegang dadanya yang berdebar tak karuan.Dasar Iqbaal.

Disisi lain Iqbaal langsung menatap pesan terakhir nya yang dikirim ke Salsha.

"Bego banget!"Iqbaal langsung menarik rambutnya.

"Kenapa gue bisa sealay itu!"

*********
Hari ini Salsha tidak datang ke sekolah bareng Iqbaal karna, Iqbaal ada urusan dan tak sempat untuk menjemput Salsha.

Salsha berjalan dikoridor sambil memakan Apel ditanganya,ia melihat koridor cuman ia dan wanita didepanya saja. Ah itu Steffi.

"STEFFI,"teriak Salsha sambil berlari kearah Steffi, sedangkan Steffi diam ditempatnya sambil mengepalkan tangan.

"Hai,"Sapa Salsha sambil berjalan beriringan dengan Steffi.

"Hai,"Steffi menjawab dengan pelan dan pandangan mata kedepan.

"Ap-"

"Gue duluan,"jawab Steffi pelan dan berjalan cepat meninggalkan Salsha dibelakangya dengan cengo.

"Kan sekelas, kenapa ninggalin?,"tanya Salsha kepada dirinya sendiri.

"Ah mungkin dia lagi galau"tanpa pikir panjang Salsha langsung kembali berjalan menuju kelas sambil memakan apel merah yang sedari tadi ia kunyah.

Saat sampai dikelas Salsha melihat Steffi yang hendak memakai Aerphone.

Salsha langsung duduk ditempatnya sambil  memainkan Hanphone.Sekitar 10 menit sebagian anak dikelas Salsha sudah datang,contohnya sekarang kondisi Iqbaal dan Salsha yang saling mengobrol.

"Udah selesai urusanya?"tanya Salsha sambil memainkan kulunya yang mulai memanjang.

"Udah,kenapa rindu sama aku ya karna gak bareng kesekolah tadi," ujar Iqbaal sambil mengerlingkan mata jahil.

"Apasih!"Salsha langsung menepuk pundak Iqbaal sambil memasang raut kesal.

Mungkin ini yang dinamakan roda kehidupan,dulu Steffi sangat bahagia saat sahabatnya dan orang disekitarnya berada didekatnya tapi,nyatanya tidak orang disekitarnya lama kelamaan menjauh dan semakin jauh.

Steffi cuman bisa diam dan menatap sendu sahabatnya yang lagi bercekrama dengan Iqbaal.

ia rindu,tentu ia rindu dengan Salsha,ia rindu saat temanya itu main kerumahnya dan selalu memeluk ipo,kucing kesayanganya.

Ia rindu saat Cessi selalu menjadikan Salsha sebagai percobaan saat ia make up,Ia rindu sahabatnya.

Mengingat kembali tentang Cessi ia rindu Cessi yang  selalu ada disebelahnya dan selalu memeluknya sesuka hati.

Steffi ingin teriak "AKU RINDU KALIAN!"tapi,ia tidak sanggup ia tidak sanggup.

Akankah Ia harus pindah sekolah dan memulai hidup baru dan meninggalkan Salsha sendiri disekolah mereka tapi,ia masih tak tega untuk berpisah dengan Salsha,Salsha juga termasuk keluarga Steffi ia tidak sanggup berpisah dengan dua sahabatnya sekaligus.

Tapi,Ayahnya sudah menyuruhnya jika ingin bersekolah dibelanda,kota impiannya tapi,ia ingat dengan janji mereka dulu yang akan satu kuliah.




RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang